Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Potret Sosok Pembawa Baki Bendera Pusaka dari Tahun ke Tahun

Peringatan HUT RI ke-74, ini deretan sosok pembawa baki bendera pusaka dari tahun ke tahun.

Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Potret Sosok Pembawa Baki Bendera Pusaka dari Tahun ke Tahun
Kolase TribunStyle/YouTube
Nilam Sukma Pawening dan Tarrisa Maharani Dewi 

Peringatan HUT RI ke-74, ini deretan sosok pembawa baki bendera pusaka dari tahun ke tahun. 

TRIBUNNEWS.COM - Bangsa Indonesia tak lama lagi akan merayakan HUT RI ke-74 pada tanggal 17 Agustus 2019. Satu hal yang selalu menjadi perhatian masyarakat di momen kemerdekaan adalah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).

SUKA CITA - Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) meluapkan kegembiraannya seusai menunaikan tugas saat upacara bendera peringatan Hari Kemerdekaan RI ke 73 di Gedung Agung, Yogyakarta, Jumat (17/8/2018).
SUKA CITA - Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) meluapkan kegembiraannya seusai menunaikan tugas saat upacara bendera peringatan Hari Kemerdekaan RI ke 73 di Gedung Agung, Yogyakarta, Jumat (17/8/2018). (TRIBUNJOGJA/Bramasto Adhy)

Tentunya yang menjadi sorotan adalah si pembawa baki bendera Merah Putih.

Pembawa baki bendera dipilih dari anggota Paskibraka dari seluruh wilayah Indonesia.

Berikut Tribunjogja.com dari beberapa sumber sejumlah pembawa baki bendera pusaka dari tahun ke tahun.

1. Juana Gita Medinnas Janis (2014)

Berita Rekomendasi

Juana Gita Medinnas Janis terpilih membawa bendera pusaka pada 17 Agustus 2014.

Saat itu, ia merupakan siswi kelas XI SMA Negeri 1 Tahuna, Sulawesi Utara.

Kepada Tribunnews, Juana sempat bercerita tentang perjalanannya hingga menjadi Paskibraka.

Juana mampu bertahan hingga akhir karena dukungan penuh dari orangtuanya.

Audri Viranti Islanda Paskibraka Asal Bogor Hilang Sejak Juli, Berawal dari Pamit Belajar Kelompok

Kisah Pilu Koko Ardiansyah yang Gagal Jadi Paskibra Posisinya Diserobot Anak Pejabat

"Saya berusaha banggain orang tua. Orang tua saya selalu menyupport. Apalagi pas seleksi, ada 5-6 kali seleksi. Ada rasa ingin nyerah, tapi Ortu selalu support," kenangnya dengan mata berkaca-kaca.

"Ortu bilang harus banggain Provinsi dan banggain ortu juga. Mereka selalu kasih motivasi, tak boleh nyerah dalam seleksi dan harus tetap tersenyum," kisah Juana mengulangi pesan orangtuanya.

Salah satu pengalaman pun dikisahkan Juana saat dirinya sudah menyerah saat seleksi akhir di daerah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas