Bonus Demografi di 2020 Jadi Kekuatan Indonesia Genjot Pembangunan
Di sisi lain bonus demografi akan menjadi bencana jika Indonesia gagal membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mulai tahun 2020, Indonesia akan masuk fase bonus demografi ditandai dengan jumlah penduduk usia produktif di rentang 15-64 tahun yang lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia non produktif.
Dosen Jurusan Politik dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, AAGN Ari Dwipayana, mengatakan bonus ini merupakan kekuatan Indonesia menjalankan berbagai program pembangunan.
Namun di sisi lain bonus demografi akan menjadi bencana jika Indonesia gagal membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
"Pembangunan SDM ini sangat penting sebab ke depan Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan diri pada komoditas," ujarnya, kepada wartawan, Kamis (22/8/2019).
Menurut dia, pengembangan kualitas SDM harus menjadi komitmen bersama segenap bangsa yang diwujudkan dalam prioritas dan fokus utama kerja pemerintah.
Untuk itu, kata dia, pembangunan manusia harus dilakukan mulai dari dalam kandungan sampai dengan lansia. Untuk melakukan pembangunan manusia, kuncinya adalah pendidikan. Sebab lompatan kemajuan bangsa bisa dilakukan melalui pendidikan.
Baca: Cerita Unik dari Tegal: Berprofesi Dukun, Mbah Dirgo Nikahi Pasiennya yang 56 Tahun Lebih Muda
"Indonesia harus keluar dari kutukan sumber daya alam sebab era komoditas sudah berakhir. Indonesia harus mampu menggeser arah pembangunan ke pembangunan manusia, mendorong inovasi, dan penguasaan teknologi," tuturnya.
Baca: Inilah Benny Wenda, Sosok yang Disebut Tokoh di Balik Rusuh Papua dan Kini Bermukim di Inggris
Dia menilai, sektor pendidikan Indonesia menghadapi tantangan. Pendidikan Indonesia dihadapkan pada tantangan menyediakan bentuk pendidikan yang tidak hanya tanggap menyiapkan peserta didik kompeten, tetapi memiliki karakter kuat berakar jati diri bangsa.
"Apalagi kita berhadapan dengan dunia yang berubah dengan begitu cepat dengan datangnya revolusi industri 4.0," tambahnya.
Untuk membahas mengenai bonus demografi tersebut pihaknya akan menggelar Seminar Nasional bertajuk “Pendidikan Bangsa dalam Menyiapkan SDM Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0" bertempat di Museum Ronggowarsito, Jalan Abdul Rahman Saleh Nomor 1 Semarang, pada Kamis (22/8/2019) mulai pukul 09.30 -13.00 WIB.
Seminar nasional ini akan menghadirkan pembicara Wikan Sakarinto (Dekan Sekolah Vokasi UGM), Retno Listyarti (praktisi pendidikan dan kini aktif sebagai Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia, KPAI), Gita Gutawa (Artis, entrepreneur yang menekunt bidang seni), dan Mahfud MD (Mantan Ketua MK, dan kini menjadi anggota Dewan Pengarah BPIP).
Tujuan seminar ini antara lain mengidentifikasi peluang, kekuatan, dan potensi pengembangan pendidikan kejuruan/pendidikan vokasi, pendidikan karakter manusia Indonesia, hingga peningkatan mutu dan akses pendidikan untuk menghadapi revolusi industri 4.0.
Seminar Nasional ini merupakan rangkaian kegiatan pra-Musyawarah Nasional (Munas) XIII KAGAMA tanggal 15-17 November di Bali. Seminar pra munas bakal diadakan di lima kota dan lima pulau (Semarang, Balikpapan, Medan, Manado, dan Bali) mulai bulan Agustus dan ditutup di Bali tanggal 15 November 2019.