Guru Besar dari ITB Khawatirkan Kualitas Pembangunan Ibu Kota Baru Indonesia yang Begitu Cepat
Guru besar Perencanaan dan Perancangan Kota Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Ir Haryo Winarso mempertanyakan kualitas kota pada ibu kota baru
Editor: Sugiyarto

Seperti halnya Bumi Serpong Damai (BSD), di Tanggerang yang memiliki luas sekitar enam ribu hektare, membutuhkan waktu 25 tahun masa pembangunannya.
Terlebih lagi pergerakan perkonomian masyarakatnya, Haryo menegaskan, harus memerlukan kesabaran yang lebih banyak.
"Nah kalau ini (pemindahan kota baru) dipaksakan secepat itu, ya ekstrem. Tapi kalau pekerjanya di sana, ya mungkin bisa cepat," ucapnya menambahkan.
Meski demikian, sebagai ahli dalam perencanaan dan perancangan kebijakan, dia memiliki sejumlah saran pada pembangunan kota baru tersebut.
Salah satunya adalah menerapkan tata ruang bertemakan kearifan lokal Kalimantan maupun Indonesia.
Meski akan menjadi ibu kota yang bertaraf internasional, ibu kota yang baru ini harus mengedepankan warna bangsa, agar bisa menjadi simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain memerlukan kearifan lokal, modernitas semisal smart city dan yang lainnya perlu juga diperhatikan, termasuk kompleksitasnya.
"Saya rasa tahapannya harus diperhatikan dengan baik, dan saya rasa tidak harus secepat itu ya. Kalau sudah diputuskan ya tak apa, tapi jika dipindah langsung semua, ya pasti semua perlu waktu gitu," kata dia menjelaskan.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Guru Besar dari ITB Pertanyaan Kualitas Perkotaan di Ibu Kota Baru Indonesia, https://jabar.tribunnews.com/2019/08/27/guru-besar-dari-itb-pertanyaan-kualitas-perkotaan-di-ibu-kota-baru-indonesia?page=all.