Dorong Pertumbuhan Koperasi Digital Melalui PRAJA 2019
Koperasi tidak hanya bercirikan badan hukum koperasi, namun harus dikembangkan dalam spirit kolaborasi yang menjadi pondasi perubahan bisnis
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam lima tahun terakhir ini koperasi menunjukkan gejala peningkatan kualitas yang luar biasa berkat kerja sama dari berbagai pihak.
Reformasi total koperasi telah berhasil meningkatkan PDB Koperasi terhadap PDB Nasional. Bila tahun 2014 PDB Koperasi hanya 1,71%, pada tahun 2018 sudah meningkat menjadi 5,1%.
Kemudian juga berkembangnya koperasi-koperasi besar yang memiliki usaha dan mutu layanan yang lebih baik dan mendapatkan apresiasi dari organisasi dunia menjadi inspirasi bagi kita semua bahwa koperasi bisa hidup di dalam perekonomian modern yang sarat teknologi.
Saat ini isu revolusi industri 4.0 menuntut setiap badan usaha untuk mampu mengikuti perkembangan. Revolusi terjadi dengan fokus pada Internet of Things (IoT) dan Artificial Intellegence (AI).
Oleh karena itu, diperlukan gebrakan untuk mendorong kalangan milenial memberikan terobosan baru di dunia koperasi dan bisnis model yang memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan usaha ke depannya.
“Kami percaya bahwa koperasi akan selalu menjadi pilar ekonomi bangsa Indonesia. Bahkan, saat ini terasa sangat relevan dengan esensi bisnis zaman now, yaitu Ekonomi Kolaborasi. Oleh karena itu, menjadi sangat strategis untuk bisa memahami dan menempatkan koperasi dalam konteks tantangan kekinian dengan melakukan transformasi organisasi,” ujar Chairman Multi Inti Sarana (MIS) Group, Tedy Agustiansjah pada acara Peluncuran PRAJA 2019 di JW Marriott, Rabu (28/8).
Diakui oleh Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM RI Prof. Dr. Rully Indrawan bahwa koperasi saat ini tengah berada dalam fase menghadapi tantangan untuk melakukan reposisi.
Baca: JG Group Sepakati Kerjasama Penjualan Motor Yamaha ke Anggota Koperasi Pengayoman
Fase ini menjadi sangat penting sebagai persiapan berikutnya menghadapi tantangan reinkarnasi eksistensi organisasi koperasi.
“Koperasi tidak lagi hanya bercirikan berbentuk badan hukum koperasi, namun harus dikembangkan dalam spirit kolaborasi yang menjadi pondasi perubahan model bisnis yang sedang terjadi saat ini: Ekonomi Kolaborasi. Memanfaatkan teknologi digital adalah model bisnis kekinian yang banyak dilakukan oleh kalangan milenial,” jelas Prof. Rully yang juga Ketua Dewan Juri PRAJA 2019.
Chief Information Officer MIS & CEO Multi Inti Digital Bisnis (MDB) Subhan Novianda menegaskan, arahan Presiden Joko Widodo yang mendorong kegiatan perekonomian berbasis teknologi (digital economic) harus dijawab dengan mengubah paradigma bisnis jika koperasi masih ingin bertahan dan eksis di era digital.
Persaingan bisnis bagaimanapun telah bergeser menjadi kemitraan bisnis, di mana peluang bisnis digarap melalui kemitraan yang mengedepankan value chain.
“Koperasi di era industri 4.0 harus memiliki website atau aplikasi yang memudahkan anggota dan pengurusnya saling berhubungan. Pelayanan kepada anggotanya dilakukan secara online. Pembelian barang, peminjaman, cek SHU, dan sebagainya saatnya dipermudah dengan layanan online,” sebut Subroto, anggota Dewan Juri PRAJA 2019.
Selaras dengan Subroto, Subhan mengatakan bahwa MDB mengembangkan aplikasi finansial bagi koperasi secara online bernama coopRASI.
Melalui aplikasi ini anggota dapat melihat simpanan, pinjaman, hingga Sisa Hasil Usaha (SHU) melalui smartphone.
Baca: Riset Buktikan Gadis 10-14 Tahun Mau Pamer Bagian Tubuh Pribadi di Aplikasi Live Streaming Demi Uang