Akademisi: Banyak Kepentingan yang Terganggu oleh Kebijakan Jokowi
"Bisa jadi kerusuhan di Papua ditunggangi oleh kepentingan yang tidak suka pada divestasi Freeport," ujar Bambang Boediono
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akademisi Universitas Airlangga, Bambang Boediono mengungkapkan meningkatnya tensi politik yang terjadi disinyalir terjadi akibat terganggunya kepentingan para elite oleh kebijakan.
Bambang Boediono menduga elite politik dan elite bisnis yang terganggu kepentingannya adalah mereka yang selama ini diuntungkan oleh keberadaan Petral dan Freeport.
Baca: Wiranto: 5 Orang Anggota TNI Diskorsing terkait Kasus Dugaan Rasisme Mahasiswa Papua di Surabaya
"Bisa jadi kerusuhan di Papua ditunggangi oleh kepentingan yang tidak suka pada divestasi Freeport," ujar Bambang Boediono melalui keterangan tertulis, Senin (2/9/2019).
Sementara itu, Teddy Wibisana dari Almisbat (Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat) mengungkapkan kerusuhan di Papua diakibatkan oleh berkembangnya sikap ekstrimisme belakangan ini berkembang.
"Sikap ekstrim ditunjukan oleh mereka yang berprilaku rasialis terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Dan reaksi yang ekstrim juga ditunjukan oleh masyarakat Papua terhadap perlakuan deskriminasi yang mereka alami di Surabaya dan Malang," ujar Teddy.
Baca: Wiranto Singgung Hoaks Didesain untuk Adu Domba Masyarakat Papua
Selain berkembangnya sikap ekstrim, Teddy juga melihat bahwa kegaduhan yang diciptakan para elite, juga memicu kegaduhan di masyarakat.
"Elite sendiri juga membuat kegaduhan. Presiden meminta para menteri agar tidak membuat keputusan strategis, ada menteri yang justru mengganti jabatan strategis. Ini melemahkan wibawa Preside," pungkas Teddy.