Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Riset Pelajar SMA Janjikan Masa Depan Bebas Plastik

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan sejumlah temuan penelitian yang mengerikan mengenai limbah plastik, salah satunya adalah fakta jika laju limba

Editor: FX Ismanto
zoom-in Riset Pelajar SMA Janjikan Masa Depan Bebas Plastik
TRIBUNNEWS.COM/IST
Limbah plastik yang dihasilkan saat ini mencapai 300 juta Metrik Ton setiap tahunnya. Sejumlah usaha rintisan beralih ke rumput laut sebagai pengganti polimer sintetis, dimana potensi Indonesia sebagai produsen rumput laut kedua terbesar di dunia sangat besar.Pengganti plastik dari rumput laut mudah terurai, namun riset terkini mampu membuat bahan yang sama kuat dengan plastik kemasan dan bisa dikonsumsi dengan bantuan limbah buah-buahan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan sejumlah temuan penelitian yang mengerikan mengenai limbah plastik, salah satunya adalah fakta jika laju limbah plastik tidak dikurangi, maka pada tahun 2050, akan ada lebih banyak plastik daripada ikan di lautan dunia. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, juga senantiasa mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, baik sebagai kemasan maupun sebagai kantong untuk belanja. Plastik sebagai kemasan makanan dan minuman mendominasi lebih dari 70 persen penggunaan plastik.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah usaha rintisan di tanah air telah mengembangkan bahan pengganti plastik dari bahan-bahan mudah terurai, mulai dari singkong, jagung, hingga rumput laut. Dengan menggunakan kedua bahan baku yang banyak ditemui tersebut, kemasan makanan dan minuman dapat terurai dalam hitungan bulan. Penggunaan bahan baku yang juga merupakan sumber makanan memungkinkan peneliti untuk mengembangkan kemasan makanan dan minuman yang sekaligus bisa dikonsumsi.

Matthew Ryan Asali , siswa kelas 11 National High Jakarta School (NHJS) yang mempunyai minat yang sangat besar dibidang kimia,  membagikan temuan hasil penelitiannya bersama sejumlah peneliti dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dalam mengembangkan bidegradable plastic / bioplastik dengan memanfaatkan rumput laut sebagai  bahan dasar  yang dicampur  dengan  pati / starch dari limbah buah-buahan untuk memperkuat mechanical strength dari bioplastik tersebut. “Pertama-tama, kami memilih rumput laut karena Indonesia adalah produsen rumput laut terbesar ke dua didunia , dan yang kedua memanfaatkan biji dari limbah buah buahan yang sangat berlimpah di negara kita yaitu biji buah alpukat, biji buah nangka dan biji buah durian sebagai sember pati,” jelas Ryan.

Penelitian untuk polimer yang dapat terurai ini menggunakan rumput laut dari jenis Eucheuma Cottonii yang diperoleh dari Desa Wainyapu di Sumba Barat. “Saat saya melakukan kunjungan ke pulau Sumba tahun 2018 lalu, saya melihat potensi rumput laut bagi perekonomian setempat , jadi riset ini kelak juga bisa membantu ekonomi masyarakat kecil,” kenang Ryan. Bersama dengan Devi Syafei dan Muthia Arum serta dibawah bimbingan Dra. Yusmaniar, dosen Jurusan Kimia UNJ, Ryan menemukan fakta bahwa kombinasi rumput laut dengan pati yang berasal dari  biji buah durian yang memiliki jumlah pati tertinggi dan jika digabung dengan rumput laut, mampu menghasilkan bioplastik yang mempunyai mechanical characteristic yang paling tinggi, paling kedap air, mempunyai biodegradability / kemampuan terurai yang tercepat dibandingkan dengan biji buah nangka dan biji buah alpukat. Pengujian material tersebut masih dalam bentuk lapisan film bioplastik, dan belum berupa struktur seperti kantong maupun kemasan plastik.

Penilitian ini merupakan langkah awal yang telah menunjukkan sejumlah karakteristik material bahan alternatif plastik yang banyak ditemui disekitar kita, dan akan dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan tujuan untuk menghasilkan bioplastic yang dapat diaplikasikan sebagai bahan kemasan yang ramah lingkungan.  Hasil lengkap penelitian ini telah dipresentasikan dalam acara 4th Annual Applied Science and Engineering Conference (AASEC) pada 24 April 2019 di Bali dan akan dipublikasikan di bulan September 2019.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas