Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Budi Kasih Lampu Hijau China Berinvestasi di Ibu Kota Baru

Indonesia akan memindahkan ibukotanya ke sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Menteri Budi Kasih Lampu Hijau China Berinvestasi di Ibu Kota Baru
Tribunnews.com/Vincentius Jyestha
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku belum mendengar terkait keinginan China untuk berinvestasi dalam pembangunan transportasi di Ibukota baru Indonesia di Kalimantan Timur.

Diketahui, Indonesia akan memindahkan ibukotanya ke sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara.

Namun, Budi mempersilahkan apabila memang China berniat ikut dalam proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha KPBU.

"Saya belum dengar (ketertarikan China), tapi welcome aja kalau mereka ingin ikut dalam proyek KPBU. Karena dalam konsep transportasi yang akan kita kembangkan, memang transportasi yang kita gunakan, kita upayakan dengan kendaraan berbasis tenaga listrik dan kita memang akan mengutamakan angkutan massal di sana," ujar Budi, di Kantor Kemenkopolhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019).

Ia pun mengilustrasikan bahwa pemerintah akan membuat kereta dengan jalur dari Balikpapan menuju Kotabaru serta Samarinda.

Baca: Kata Menhub Budi Karya Sumadi Terkait Pembatasan Akses WNA ke Papua

Nantinya, kata dia, pihaknya minggu ini akan menyelesaikan dan melapor kepada Presiden Joko Widodo terkait konsep transportasi dari Kotabaru di Kaltim.

Berita Rekomendasi

Budi sendiri mengaku belum mengetahui moda transportasi apa yang akan diberikan oleh China. Namun, ia tidak menutup kemungkinan lain bahwa negara lain yang akan berinvestasi ataupun dari dalam negeri.

Meski begitu, Budi menyebut pihaknya berupaya agar sesedikit mungkin menyerap anggaran APBN. "Tidak harus Cina ya. Siapapun bisa, termasuk dalam negeri juga bisa. Tapi kalau kita upayakan sedapat mungkin APBN nya sedikit mungkin," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas