Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

4 Kasus Manusia Diserang Anjing Hingga Tewas: Korbannya Ada yang Masih Bayi hingga Pemuda 22 Tahun

4 Kasus Manusia Diserang Anjing Hingga Tewas: Korbannya Ada yang Masih Bayi hingga Pemuda 22 Tahun

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
zoom-in 4 Kasus Manusia Diserang Anjing Hingga Tewas: Korbannya Ada yang Masih Bayi hingga Pemuda 22 Tahun
pexels.com
ILUSTRASI ANJING - 4 Kasus Manusia Diserang Anjing Hingga Tewas: Korbannya Ada yang Masih Bayi hingga Pemuda 22 Tahun 

4 Kasus Manusia Diserang Anjing Hingga Tewas: Korbannya Ada yang Masih Bayi hingga Pemuda 22 Tahun

TRIBUNNEWS.COM - Kasus tewasnya seorang ART di Cipayung Jumat (30/8/2019) lalu karena diterkam anjing milik majikannya, disesali banyak pihak.

Sang pemilik anjing, Bima Aryo, juga menyesalinya dan menganggap bahwa insiden itu adalah kejadian yang tragis.

Rupanya kejadian seperti ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Indonesia.

Setidaknya sudah ada 4 kasus anjing menyerang manusia hingga tewas.

Sebabnya bermacam-macam, ada yang terkena rabies, ada pula yang kehabisan darah.

Baca: Nasib ke-3 Anjing Bima Aryo setelah Dibawa Sudin KPKP, Dipastikan Tak Bisa Kembali ke Rumah Lama

Baca: Curhatan Mantan Istri Pasha, Okie Agustina, Punya 4 Anak Bersekolah di TK, SD, SMP dan SMA

Bayi, balita, dan pemuda pun tak luput dari serangan anjing.

Berita Rekomendasi

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah kasus anjing menyerang manusia hingga tewas, selain kasus anjing milik Bima Aryo:

1. Pemuda 22 tahun asal Bali tewas digigit anjing rabies

AA Ngurah Yasa, ayah dari korban rabies AA Gede Rai, mendengar penjelasan petugas Keswan Dinas Pertanian Klungkung di rumahnya Banjar Peninjoan, Desa Paksebali, Klungkung, Senin (20/5/2019). Inzet: Korban AA Gede Rai Karyawan semasa hidup.
AA Ngurah Yasa, ayah dari korban rabies AA Gede Rai, mendengar penjelasan petugas Keswan Dinas Pertanian Klungkung di rumahnya Banjar Peninjoan, Desa Paksebali, Klungkung, Senin (20/5/2019). Inzet: Korban AA Gede Rai Karyawan semasa hidup. (Tribun Bali/Eka Mita Suputra/Istimewa)

Seorang pemuda 22 tahun asal Bali, Anak Agung Gede Rai Karyawan meninggal dunia karena positif rabies pada Minggu, 19 Mei 2019 lalu.

Anak Agung Gede Rai Karyawan merupakan pasangan Anak Agung Gede Ngurah Yasa (56) dan Anak Agung Istri Anom Putri Asih (53), asal Banjar Peninjoan, Desa Paksebali, Klungkung, Bali.

Diberitakan Tribun-Bali.com, tak ada yang tahu pasti kapan Anak Agung Gede Rai Karyawan digigit anjing.

Sebab dia sendiri tak pernah bercerita pada siapapun termasuk orang tuanya.

Ngurah Yasa menjelaskan gejala rabies yang dialami putranya tampak pada Sabtu (18/5) malam.

Sekitar pukul 22.00 Wita, putranya yang sehari-hari membuat tedung agung tiba-tiba mengalami sesak napas hingga dibawa ke RSUD Klungkung.

"Sempat diperiksa karena sesak napas itu, dan kami minta pulang sekitar pukul 02.00 Wita," ungkap Ngurah Yasa.

Keesokan paginya, kondisi Gede Rai semakin parah. Selain sesak, ia juga mulai tidak bisa meneguk air.

Saat dibawa ke RSUD Klungkung, pemuda yang akrab dipanggil Ode ini kerap mengamuk.

Pihak keluarga kemudian memulangkan paksa Gede Rai. Mereka mengira Ode mengamuk karena kesurupan.

Keluarga pun membawanya ke balian (pengobatan alternatif) di wilayah Banjarangkan. Padahal ketika itu korban mengalami aero phobia.

"Balian-nya lalu meminta anak saya agar dibawa ke mantri di Tegal Besar, Desa Negari. Di sinilah lalu anak saya dikatakan kena rabies, dan diminta ke rumah sakit," ungkap Ngurah Yasa.

Setelah dibawa kembali ke RSUD Klungkung, Minggu (19/5) pukul 18.00 Wita, kondisi Gede Rai semakin parah. Ia harus diikat di bed, karena terus berontak akibat fobia angin.

Selain sesak, Gede Rai juga sempat muntah-muntah.

Setidaknya 20 kali pemuda berbadan kurus ini muntah. Ia kemudian menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu (19/5) pukul 20.19 WITA.

Baca: HARI INI Ramalan Zodiak 4 September 2019 - Libra Bakal Ketiban Rezeki, Aries Penuh Senyum !

2. Ditelantarkan Ibunya, Bayi di NTT Tewas Digigit Anjing

Ilustrasi mayat bayi ditemukan warga
Ilustrasi bayi

Seorang bayi di Desa Oinlasi, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), ditemukan tewas digigit anjing pada 5 Oktober 2018.

Dilansir Kompas.com, kondisi tubuh bayi yang diperkirakan baru berusia sehari itu, tidak utuh lagi, karena telah digigit anjing milik warga setempat.

Kasat Reskrim Polres TTS Iptu Jamari mengatakan, bayi tersebut diduga sengaja ditelantarkan oleh ibunya yang berinisial NL (25).

"Awalnya masyarakat Desa Oinlasi melihat potongan tubuh bayi yang sedang digigit seekor anjing pada Senin (5/11/2018) kemarin," ungkap Jamari, kepada Kompas.com, Selasa (6/11/2018) malam.

Melihat kejadian itu, lanjut Jamari, warga kemudian melapor ke polisi.

Tak berselang lama, polisi pun turun ke lokasi dan melakukan penyelidikan secara intensif dan memeriksa sejumlah saksi.

Polisi akhirnya dapat membekuk NL di kediamannya.

Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengaku usai melahirkan dia langsung membuang bayinya yang masih dalam keadaan hidup tepat di belakang rumah.

Polisi lalu melakukan penyisiran dan berhasil menemukan ari-ari bayi yang masih terbungkus kain dan dimasukan ke dalam kantong plastik berwarna merah.

"Anggota juga temukan sisa potongan tubuh bayi lainnya," ucap dia.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, saat ini NL telah ditahan di Markas Polres TTS.

Baca: Mengenal Gifted dan Berkebutuhan Khusus Pada Maria Clara, Gadis 19 Tahun yang Lulus S1 Cumlaude!

3. Anak 8 Tahun di Malang Diserang Anjing Pitbull hingga Tewas

Bocah kecil tewas digigit anjing jenis pitbull di Malang.
Bocah kecil tewas digigit anjing jenis pitbull di Malang. (Facebook/ Komunitas Peduli Malang (Asli Malang)/ Aphan )

Bocah 8 tahun bernama Ramisya Bazighah tewas digigit anjing pitbull milik tetangga.

Kejadian ini terjadi pada 6 Agustus 2017 lalu.

Titin Utaminingsih, si pemilik anjing mengingat jelas peristiwa yang menimpa tetangganya itu.

Ia berkisah, seperti yang diberitakan Tribunnews.com, Minggu siang, Sasa, panggilan Ramisya Bazighah (8) pulang dari belanja bersama neneknya yang bernama Sri Hartatik dan seorang pamannya.

Mereka bertiga pergi belanja ke Mall Olympic Garden (MOG).

“Sekitar pukul 14.30 WIB, mereka pulang berbelanja. Neneknya, langsung mengingatkan untuk segera salat bersama."

"Lalu neneknya dan Sasa salat bersama mengejar waktu Dhuhur,” terangnya.

Sesaat kemudian, setelah salat, Sasa langsung bermain di teras rumahnya, tak jauh dari kandang 'Sapi', nama pitbull milik keluarganya.

“Saya tak tahu bermainnya seperti apa, tiba-tiba saya mendengar neneknya, Sri Hartatik berteriak-teriak."

"Dia masih memakai mukena tapi mukena itu sudah berlumuran darah,” terangnya.

Diceritakan, Sri Hartatik mendapati cucunya telah telah digigit anjing itu. Sri yang panik berusaha menyiram air ke arah Sapi, nama anjing tersebut.

“Karena biasanya kalau disiram air, anjing itu langsung masuk ke dalam kandang. Tapi ternyata tetap menggigit cucunya."

"Terus anjing itu juga dipukul pakai tangan, tetap saja anjing itu tak melepaskan gigitannya ,” terangnya.

Titin melihat peristiwa itu terjadi begitu cepat. Saat itu, ujarnya, sekitar pukul 14.45 WIB. “Tidak sampai 5 menit peristiwa itu terjadi,” tukasnya.

Ia yang tergopoh-gopoh keluar rumah bersama para tetangga lainnya tidak bisa berbuat apa-apa. Cuma bisa ikut panik.

Saat itu ia melihat tubuh Sasa tidak lagi bergerak berada tak jauh dari tubuh anjing. Ia melihat ada luka sobek lebar, bekas gigitan anjing di leher bocah yang masih usia 2 SD itu. Wajah bocah tersebut juga telah terlihat penuh cakaran.

“Kami tak ada yang berani mendekat. Hanya bisa melihat sambil menunggu ayahnya datang. Ngeri semua yang melihat kejadian itu,” jelas perempuan yang juga Sekretaris PKK RW 03 itu.

Sesaat kemudian, ujarnya, ayah si bocah datang untuk menenangkan anjing itu.

4. Siswa Kelas V SD di Manggarai Timur Tewas Digigit Anjing Rabies

Ilustrasi anjing rabies
Ilustrasi anjing rabies (pethealth)

Siswa SD bernama Yohanes Saro meninggal dunia akibat digigit anjing rabies.

Tak sendiri, dua teman Yohanes Saro juga digigit, Niko Mboda dan Martha Loda. Namun mereka berdua berhasil diselamatkan.

Ketiga anak itu adalah warga Kampung Lengor, Desa Teno Mese, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur (Matim).

Peristiwa ini terjadi pada 23 November 2012 lalu.

Informasi yang dihimpun Pos Kupang, peristiwa itu terjadi saat Yohanes Saro pulang dari sekolah.

Saat itu Saro bertemu dengan Niko Mboba dan Martha Loda yang pulang dari kebun.

Ketiganya kemudian berjalan bersama menuju Kampung Lengor.

Namun saat hendak masuk kampung, secara mendadak seekor anjing meraung lalu menyerang mereka.

Yohanes Saro digigit pertama.

Setelah menggigit Saro, anjing itu menggigit Niko Mboba dan Martha Loda.

Yohanes Saro menderita luka serius pada bagian wajahnya, sehingga beberapa hari kemudian ia meninggal dunia.

Sedangkan dua rekannya masih sempat ke Mamba untuk mendapatkan suntikan VAR.

Tarsi Mbaling, salah seorang tokoh muda Elar yang dikonfirmasi Pos Kupang membenarkan kejadian itu.

Menurutnya, korban terparah diderita Yohanes Saro.

Lantaran terlambat mendapat VAR, Saro meninggal dunia. Sedangkan dua korban lainnya masih bisa diselamatkan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Tribun-Bali.com, Eka Mita Suputra/Kompas.com, Sigiranus Marutho Bere/Surya.co.id/Pos-Kupang.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas