Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ngumpet di Gunung, Polisi Harus 5 Jam Susuri Jalan Setapak Tangkap 3 Komplotan Aulia Kesuma

Penangkapan ketiganya melibatkan tim gabungan yang terdiri dari Tim Tekab 308 Jatanras Ditreskrimum Polda Lampung

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Ngumpet di Gunung, Polisi Harus 5 Jam Susuri Jalan Setapak Tangkap 3 Komplotan Aulia Kesuma
istimewa
Dua tersangka eksekutor pembunuhan ayah dan anak dengan cara dibakar hidup-hidup di dalam mobil yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat diamankan di Polsek Banding Agung, Kamis (5/9/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi harus bersusah payah untuk menemukan jejak komplotan Aulia Kesuma, pembunuh bayaran asal Lampung yang membunuh Edi Chandra Purnama alias Pupung dan putranya M Adi Pradana alias Dana di Lebak Bulus, lalu mayatnya dibakar di Cidahu, Sukabumi beberapa waktu lalu.

Komplotan Aulia Kesuma asal Lampung bersembunyi di kawasan pegunungan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Polisi harus berjalan kaki 5 jam menyusuri jalan setapak untuk menuju lokasi persembunyian dan menangkap 3 komplotan ini. 

Penangkapan ketiganya melibatkan tim gabungan yang terdiri dari Tim Tekab 308 Jatanras Ditreskrimum Polda Lampung bersama Reskrimum Polda Metro Jaya.

Ketiganya diamankan di lereng Gunung Dusun Tebak Cengkeh, Desa Telanai, Kecamatan Banding Agung, Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan.

Ketiganya diketahui sengaja bersembunyi di atas gunung untuk menghindari kejaran dari petugas.

Hari Kamis (5/9/2019) dini hari, ketiga orang pembantu Aulia Kesuma ini berhasil diamankan polisi.

Aulia Kesuma alias AK telah ditetapkan sebagai otak pembunuhan suami dan anak tirinya.

Berita Rekomendasi

Diketahui, jasad Pupung Sadili dan putranya M Adi Pradana ditemukan terpanggang di dalam mobil di daerah Cidahu, Sukabumi beberapa waktu lalu.

Korban Pupung Sadili dan M Adi Pradana tewas dibunuh oleh pembunuh bayaran suruhan istri korban, yakni Aulia Kesuma.

Setelah kedua korban diketahui tewas, jasadnya kemudian dibakar di dalam mobil utuk menghilangkan jejak.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Lampung Kombes Pol Barly Ramadhany mengatakan, pihaknya membantu Polda Metro Jaya untuk menangkap ketiga pelaku.

"Memang anggota kami mem-backup dan membantu Polda Metro Jaya untuk menangkap tiga pelaku terkait pembunuhan di Lebak Bulus dan dibakar di Sukabumi," terangnya Kamis (5/9/2019) siang.

Tersangka kasus pembunuhan Aulia Kesuma bersama Muhammad Nursahid alias Sugeng dan Agus Kusmawanto saat menjalani rekonstruksi pembunuhan terhadap Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan anaknya, M Adi Pradana di Lebak Bulus I, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019). Rekonstruksi digelar untuk mengetahui kronoligis kejadian pembunuhan tersebut. Tribunnews/Jeprima
Tersangka kasus pembunuhan Aulia Kesuma bersama Muhammad Nursahid alias Sugeng dan Agus Kusmawanto saat menjalani rekonstruksi pembunuhan terhadap Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan anaknya, M Adi Pradana di Lebak Bulus I, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019). Rekonstruksi digelar untuk mengetahui kronoligis kejadian pembunuhan tersebut. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Sebelumnya, dua pelaku telah diamankan di Lampung Tengah dan kemudian dikembangkan lagi ditangkap tiga orang di OKU Selatan," tuturnya.

Barly Ramadhany melanjutkan, tim gabungan telah mengikuti ketiga pelaku selama tiga hari.

Aktivitas ketiga pelaku dipantau oleh tim yang ditugaskan di lapangan. Menurutnya, untuk menuju lokasi penangkapan, petugas harus menempuh perjalanan selama 5 jam.

Aulia Kesuma memperagakan saat ia memberikan jus tomat kepada Pupung saat rekonstruksi di rumah Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019).
Aulia Kesuma memperagakan saat ia memberikan jus tomat kepada Pupung saat rekonstruksi di rumah Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019). (TRIBUNJAKARTA/ANNAS FURQON HAKIM)

Sebab, medan yang dilintasi merupakan daerah pegunungan.

"Anggota menuju ke sana memakan waktu lima jam ke TKP karena daerah pegunungan dan tadi pagi jam 6 mereka turun dengan membawa tersangka," tuturnya.

Barly menambahkan, ketiganya saat ini dibawa menuju ke Polda Metro Jaya untuk dilakukan proses selanjutnya.

"Jadi satu perempuan, dua pria," imbuhnya.

Keluarga besar Edi Chandra tak kuat menahan sedih saat melihat peti jenazah Edi Chandra alias Pupung dan Dana saat serah terima di RS Polri Kramat Jati, Jumat (30/8/2019). 


Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Isak Tangis Keluarga Iringi Penyerahan Jenazah Pupung dan Dana, https://jakarta.tribunnews.com/2019/08/30/isak-tangis-keluarga-iringi-penyerahan-jenazah-pupung-dan-dana.
Penulis: Bima Putra 
Editor: Muhammad Zulfikar
Keluarga besar Edi Chandra tak kuat menahan sedih saat melihat peti jenazah Edi Chandra alias Pupung dan Dana saat serah terima di RS Polri Kramat Jati, Jumat (30/8/2019). Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Isak Tangis Keluarga Iringi Penyerahan Jenazah Pupung dan Dana, https://jakarta.tribunnews.com/2019/08/30/isak-tangis-keluarga-iringi-penyerahan-jenazah-pupung-dan-dana. Penulis: Bima Putra Editor: Muhammad Zulfikar (TRIBUN JAKARTA/BIMA PUTRA)

Pengakuan Aulia

Tersangka pembunuhan Aulia Kesuma (AK) mengaku lega usai menghabisi nyawa suaminya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anak tirinya, M Adi Pradana alias Dana (23).

Aulia Kesuma merasa lega karena rumahnya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, justru disita oleh bank guna melunasi utangnya senilai Rp 10 miliar.

Sebelum disita, Aulia Kesuma diketahui harus membayar cicilan sebesar Rp 200 juta setiap bulannya.

Pengakuan itu disampaikan Aulia dalam wawancara kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (3/9/2019).

"Maksudnya lega itu, iya saya sempat mengucapkan alhamdulillah dalam hati. Akhirnya, saya lepas dari utang yang benar-benar mengimpit saya, yakni Rp 200 juta per bulan," kata Aulia Kesuma disambut gelengan kepala penyidik yang mendengar pengakuannya mengutip Kompas.com. 

Tersangka kasus pembunuhan Aulia Kesuma bersama Muhammad Nursahid alias Sugeng dan Agus Kusmawanto saat menjalani rekonstruksi pembunuhan terhadap Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan anaknya, M Adi Pradana di Lebak Bulus I, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019). Rekonstruksi digelar untuk mengetahui kronoligis kejadian pembunuhan tersebut. Tribunnews/Jeprima
Tersangka kasus pembunuhan Aulia Kesuma bersama Muhammad Nursahid alias Sugeng dan Agus Kusmawanto saat menjalani rekonstruksi pembunuhan terhadap Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan anaknya, M Adi Pradana di Lebak Bulus I, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019). Rekonstruksi digelar untuk mengetahui kronoligis kejadian pembunuhan tersebut. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Aulia Kesuma mengaku sempat merasa stres dan berencana bunuh diri karena harus membayar cicilan tersebut.

Ia memberanikan diri untuk meminta suaminya, Edi, menjual rumahnya di kawasan Lebak Bulus.

Nantinya, uang hasil penjualan rumah itu akan digunakan untuk membayar utang.

Kendati demikian, permintaan Aulia Kesuma itu ditolak oleh Edi.

Atas penolakan tersebut, Aulia merasa sakit hati dan mulai merencanakan pembunuhan terhadap suami dan anak tirinya pada Juli 2019.

Foto keluarga Aulia Kesuma (AK) dan suaminya Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anak tirinya, M Adi Pradana alias Dana (23). Foto diambil di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).(KOMPAS.com/RINDI NURIS VELAROSDELA)
Foto keluarga Aulia Kesuma (AK) dan suaminya Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anak tirinya, M Adi Pradana alias Dana (23). Foto diambil di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).(KOMPAS.com/RINDI NURIS VELAROSDELA) (KOMPAS.com/RINDI NURIS VELAROSDELA)

Ia berharap, rumahnya dapat disita oleh bank setelah menghabisi nyawa Edi dan anak tirinya, Dana.

"Saya pikirannya waktu itu simpel (sederhana) saja. Dengan Pak Edi enggak ada (meninggal), Dana enggak ada, rumah itu bisa disita bank dan sisanya (uang) juga enggak banyak," ucapnya.

"Setelah itu, saya bisa hidup damai dengan Rena (anak Edi dan Aulia)," imbuh Aulia.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, polisi akan mengagendakan pemeriksaan kejiwaan Aulia terkait pernyataan pelaku.

Dua tersangka eksekutor pembunuhan ayah dan anak dengan cara dibakar hidup-hidup di dalam mobil yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat diamankan di Polsek Banding Agung, Kamis (5/9/2019).
Dua tersangka eksekutor pembunuhan ayah dan anak dengan cara dibakar hidup-hidup di dalam mobil yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat diamankan di Polsek Banding Agung, Kamis (5/9/2019). (SRIPOKU.COM/ALAN NOPRIANSYAH, HANDOUT)

"Tentunya memang dibutuhkan penyidik, akan kami lakukan segera ya, untuk pemeriksaan psikologi AK," ungkap Argo.

Untuk diketahui, mulanya rencana jahat Aulia untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya dilakukan dengan cara disantet.

Aulia meminta bantuan santet dari suami mantan asisten rumah tangganya yang berinisial RD.

Ia bahkan memberikan uang bayaran senilai Rp 40 juta kepada RD.

Kendati demikian, rencana santet itu tak mampu menghabisi nyawa Edi dan Dana.

Oleh karena itu, Aulia langsung beralih ke rencana kedua pembunuhan dengan cara ditembak menggunakan senjata api.

Sejumlah anggota Polres Sukabumi melakukan proses olah tempat kejadian perkara temuan dua jenazah dalam mobil terbakat di Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019).
Sejumlah anggota Polres Sukabumi melakukan proses olah tempat kejadian perkara temuan dua jenazah dalam mobil terbakat di Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019). (KOMPAS.COM/BUDIYANTO)

Aulia kembali meminta bantuan RD untuk mencarikan senjata api sekaligus pembunuh bayaran.

Rencana kedua itu kembali gagal karena Aulia tak mampu membeli senjata api senilai Rp 50 juta.

Setelah dua rencana sebelumnya gagal, Aulia pun memutuskan membunuh Edi dan Dana dengan cara diracun dan dibakar.

Aulia Kesuma meminta bantuan anaknya, KV, dan dua pembunuh bayaran berinisial S dan A untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya.

Edi dan Dana pun dibunuh dengan cara diracun menggunakan 30 butir obat tidur jenis vandres.

Setelah diracun, keduanya dibekap di rumahnya di Lebak Bulus.

Mobil terbakar di Kampung Bondol, Desa Pondokkaso, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi.
Mobil terbakar di Kampung Bondol, Desa Pondokkaso, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Kedua korban kemudian dibawa ke Sukabumi, Jawa Barat oleh Aulia dan KV, untuk dibakar di dalam mobil.

KV hingga kini masih menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur karena terkena luka bakar saat berusaha membakar ayah tirinya yang sudah tak bernyawa di dalam mobil.Selain Aulia dan KV, polisi telah menangkap S dan A, pembunuh bayaran untuk membunuh Edi.

Kedua pembunuh bayaran itu ditangkap di Lampung Timur, Lampung oleh tim Jatanras Polda Metro Jaya dibantu Polda Lampung.

Keempat tersangka dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati.

Artikel ini tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Cerita Penangkapan 3 Pembantu Aulia Kesuma, Polisi Harus Jalan 5 Jam ke Lokasi Persembunyian

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas