Anggota Komisi I DPR RI Minta Menlu RI Surati Inggris Bahas Benny Wenda
Ia pun mengingatkan Kemlu RI, untuk mencari sepak terjang Benny Wenda yang kerap berpindah-pindah melalui kantor perwakilan RI di seluruh dunia.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Asril Hamzah Tanjung meminta agar Kementerian Luar Negeri RI menyurati pemerintah Inggris terkait tokoh separatis Papua yang bermukim di wilayah Inggris, Benny Wenda.
Asril menyebut, Kemlu perlu membahasnya dengan pemerintah Inggris menyoal sosok Benny Wenda yang disebut-sebut berada di balik layar kerusuhan di Papua dan Papua Barat.
"Artinya mungkin perlu membahas dengan Inggris atau kita kirim surat. Ini agak repot. Kalau nggak disanggupi oleh Inggris, malu kita. Kalau dia (Benny Wenda) dibiarkan saja, ini kita juga repot," kata Asril dalam sesi tanya jawab rapat kerja Kemlu RI dan Komisi I DPR, di komplek gedung DPR RI, Jakarta, pada Rabu (11/9/2019).
Ia pun mengingatkan Kemlu RI, untuk mencari sepak terjang Benny Wenda yang kerap berpindah-pindah melalui kantor perwakilan RI di seluruh dunia.
"Hanya mengingatkan saja, Benny Wenda itu memang sulit kita tebak ya. Kita ke Afrika Selatan, dia ke Afrika Selatan. Kita ke Kazakhstan, dia ke Kazakhstan dulu. Sehingga kita perlu mengingatkan duta besar, mudah-mudahan Kemlu sudah mengingatkan para dubes dan perwakilan yang 132 di luar negeri itu. Mudah-mudahan ini bisa diingat terus," ujar dia.
Baca: Cium Gelagat Tak Baik, PDI-P Minta Lelang Tender Proyek Stadion BMW Diulang
Asril menuturkan, dirinya pernah bertemu dengan parlemen Inggris, namun respon Inggris tidak serius menyelesaikan persoalan Benny Wenda ini.
"Sedangkan Badan Siber, BSSN-nya di Inggris itu juga demikian, dia terlalu teknis jadi tidak menangani masalah politik, masalah Benny Wenda, acuh saja. Pokoknya caranya siber itu begini," ujar Asril.
Dalam sesi menjawab pertanyaan tersebut, Retno meminta rapat kerja bersama itu dilakukan secara tertutup.
Menteri Retno pun enggan membahas lebih lanjut saat awak media mencoba mengkonfirmasi.