Presiden Pertama Timor Leste Xanana Gusmao Kirim Karangan Bunga Duka Cita Untuk BJ Habibie
Presiden pertama Timor Leste Xanana Gusmao dan Kedutaan Besar Timor Leste untuk Indonesia mengirimkan karangan bunga untuk BJ Habibie
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden pertama Timor Leste Xanana Gusmao dan Kedutaan Besar Timor Leste untuk Indonesia mengirimkan karangan bunga sebagai tanda duka cita ke rumah duka Presiden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie), di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).
Sebagaimana diketahui, BJ Habibie wafat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2019) sore.
BJ Habibie meninggal dunia karena sudah berusia tua sehingga sejumlah organ dalam tubuhnya mengalami degenerasi.
Salah satunya adalah jantung.
Baca: Negara Bagian Jerman Ajukan Larangan Merokok dalam Kendaraan Berisi Ibu Hamil dan Anak di Bawah Umur
Pantauan Tribunnews.com di kediaman BJ Habibie sekira pukul 16.36 WIB, karangan bunga dari Xanana Gusmao beserta karangan bunga lainnya sudah dibersihkan petugas kebersihan setempat.
'Hubungan' Timor Leste dan Habibie diketahui tak lepas dari peristiwa pada 20 tahun silam.
Saat itu Timor Leste merupakan bagian dari NKRI dan masih bernama Timor Timur.
Namun saat Habibie naik menjadi Presiden, wilayah Timor Timur lepas setelah dilakukan referendum atau jajak pendapat pada 30 Agustus 1999.
Baca: Menpora Harap PB Djarum Tetap Gelar Audisi Tahun Depan dan Seterusnya
Saat itu 78,5 persen masyarakat Timor Timur menolak tawaran status khusus dengan otonomi luas dari pemerintah Indonesia.
Mereka lebih menginginkan lepas dari bingkai NKRI.
Habibie pun mengatakan pelepasan itu dilakukan guna untuk memajukan demokrasi dan pelaksanaan HAM.
Kini setelah 20 tahun referendum Timtim, pada 30 Agustus 2019 yang lalu Timor Leste memberi penghormatan kepada BJ Habibie dengan mengabadikannya sebagai nama jembatan di sana.
Jembatan 'BJ Habibie' berdiri di Desa Bidau Sant'ana dan dibangun Badan Usaha Milik Negara Timor Leste dengan anggaran USD3,9 juta.