Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Kekeringan Ekstrem di Jawa Tengah Bisa Dicegah Melalui Operasi Hujan Buatan

Untuk kasus kekeringan yang terjadi di Jateng, tidak akan terjadi jika langkah antisipasi dilakukan sejak bulan-bulan sebelum memasuki musim kemarau.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kekeringan Ekstrem di Jawa Tengah Bisa Dicegah Melalui Operasi Hujan Buatan
Tribun Pontianak/Anesh Viduka
Warga berjalan di kawasan Alun-alun Kapuas, Kota Pontianak, dengan kondisi udara yang?diselimuti kabut?asap?tebal akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah di Kalimantan Barat, Jumat (20/9/2019). Tribun Pontianak/Anesh Viduka 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Provinsi Jawa Tengah saat ini tengah mengalami kekeringan ekstrem, melebihi peristiwa yang terjadi pada 2015 lalu, para petani pun kini mengalami kerugian.

Sejumlah upaya dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dengan lembaga terkait seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Persediaan air terus dipantau agar bisa didistribusikan untuk wilayah-wilayah terdampak.

Dalam mengupayakan tindakan pencegahan terhadap bencana kekeringan yang biasa terjadi pada puncak musim kemarau, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan bisa menjadi opsi baru.

Pengoperasian TMC ini tidak jauh berbeda dengan upaya persiapan irigasi yang dilakukan secara rutin.

Terkait bencana kekeringan ini, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza kepada Tribunnews, Sabtu (21/9/2019) menyebutkan Thailand sebagai contoh.

Berita Rekomendasi

"Ya seperti kita menyiapkan irigasi aja, berjalan sepanjang tahun, itu yang terjadi di Thailand misalnya dan di mana-mana untuk pertanian yang kekeringan," ujar Hammam, eksklusif kepada Tribunnews.

Untuk kasus kekeringan yang terjadi di Jawa Tengah, kata dia, itu tidak akan terjadi jika langkah antisipasi dilakukan sejak bulan-bulan sebelum memasuki musim kemarau.

"Ya sebelum Jawa Tengah itu kekeringan seperti yang dialami sekarang, gagal panen segala macam, ya kita antisipasi itu," jelas Hammam.

Menurut Hammam, jika kekeringan diprediksi akan terjadi pada pertengahan tahun yakni Juni atau Juli, maka sebenarnya langkah pencegahan bisa dilakukan pada Januari dan Februari.

Baca: Ayu Meninggal Setelah Seminggu Dirawat, 3 Bulan Lalu Sang Suami Tewas Kecelakaan di Lokasi Sama

Hal itu karena pada bulan pertama dan kedua tiap tahunnya masih memiliki potensi awan yang bisa menjadi objek penyemaian garam atau Natrium Klorida (NaCl) yang bisa memunculkan hujan buatan.

"Kalau misalnya kita tahu sejak Januari kemarin itu kekeringan dan akan ekstrem di bulan Juni-Juli yang menyebabkan gagal panen, ya bulan Januari sama Februari kita udah nyiramin ke sana selagi ada awan," kata Hammam.

Namun yang terjadi saat ini adalah tidak ada awan yang berpotensi untuk dilakukannya operasi hujan buatan atau TMC.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas