Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wiranto Bilang Rusuh di Wamena Bukti Benny Wenda Cari Perhatian di Sidang PBB

Wiranto bilang, di bulan September 2019 ini ada dua agenda penting Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Wiranto Bilang Rusuh di Wamena Bukti Benny Wenda Cari Perhatian di Sidang PBB
TRIBUNNEWS/RIZAL BOMANTANA
Menko Polhukam Wiranto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto menyebut kerusuhan di Kota Wamena dan Jayapura pekan lalu merupakan upaya tokoh pembebasan Papua, Benny Wenda mencari perhatian di masyarakat internasional.

Karena di bulan September 2019 ini ada dua agenda penting Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Yakni Sidang Komisi Tinggi HAM PBB di Genewa, Swiss mulai 9 September dan Sidang Majelis Umum Tahunan PBB di New York, Amerika Serikat.

“Kerusuhan di Wamena dan Jayapura erat kaitannya dengan sidang umum PBB di New York, gerakan Papua merdeka ingin menunjukkan eksistensi dengan memprovokasi di Papua dan Papua Barat. Sayangnya merugikan dan menimbulkan korban di masyarakat,” ungkap Wiranto dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).

Dalam acara yang sama, Kapolri Jenderal Tito Karnavian membenarkan pernyataan Wiranto tersebut.

Baca: Video Viral 'Penampakan Naga di Kalimantan' Ini Buat Heboh, Kejadian Tahun 2010 Tak Kalah Heboh

Tito menjelaskan aparat keamanan dipancing untuk melakukan kekerasan dan jika itu terjadi maka pelanggaran hak asasi manusia oleh aparat keamanan kepada warga Papua dijadikan isu memperkuat upaya referendum Papua merdeka dalam sidang PBB (Persatuan Bangsa-bangsa).

Berita Rekomendasi

“Sel-sel KNPB memang didesain melakukan kerusuhan sekaligus kekerasan di Jayapura dan Wamena untuk tarik media nasional dan media internasional yang kemudian membungkus itu sebagai ‘branding’ kekerasan HAM. Yang kemudian digunakan sebagai upaya diplomasi di acara PBB,” terangnya.

Suasana mencekam di Wamena itu diakui Kapolri membuat sejumlah kerugian berupa pembakaran Kantor Bupati, Kantor Kejaksaan, Kantor BRI, 50 motor, dan 50 mobil.

Bahkan menurutnya hingga hari ini ada 26 korban meninggal dunia akibat kerusuhan di Wamena.

Baca: Rumah Mewah Nia Ramadhani Halamannya Seluas Lapangan Bola, Ada Perosotan di Kamar Anak

“Sampai hari ini ada 22 warga Papua pendatang yang meninggal dunia akibat kerusuhan di sana yang berprofesi sebagai tukang ojek, pelayan restoran, dan lain sebagainya. Sementara empat warga Papua asli Wamena juga meninggal dunia, ini sedang kami investigasi apakah terkena panah temannya, akibat dari upaya membela diri aparat keamanan atau akibat dari upaya membela diri dari korban mereka,” tegasnya.

Baca: Mengintip Rumah Wah Anang dan Ashanty di Cinere yang Dijual, Semewah Apa Coba?

Untuk mengamankan situasi di Papua, Kapolri mengaku sudah menerjunkan personil tambahan di Bumi Cendrawasih tadi pagi.

Lebih lanjut Tito mengatakan pihaknya kini tengah memburu provokator kerusuhan tersebut yang diduga berasal dari KNPB (Komite Nasional Papua Barat).

“Tanggal 23 September pagi ada yang sebarkan isu dugaan rasisme seorang guru terhadap siswanya di Wamena, dalam pengembangannya diduga ada anggota KNPB dan organisasi bawah tanahnya menggunakan seragam pelajar dan sebarkan isu tersebut, ini yang sedang kita cari. Kelompok KNPB dan ‘underbouw’-nya tadi memprovokasi pelajar ,” pungkas Kapolri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas