Usai Bertemu Presiden Jokowi, Sejumlah Menteri Menolak Jawab Pertanyaan Wartawan
Ratusan mahasiswa terluka karena tindakan kekerasan aparat saat unjuk rasa. Bahkan dua mahasiswa Universitas Halu Oleo meninggal dunia.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memanggil sejumlah menteri ke Istana Kepresidenan pada Jumat (27/9/2019) pagi.
Sejumlah menteri yang dipanggil ialah Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Pertemuan Jokowi dan para menteri itu hanya berlangsung sekitar 30 menit. Setelah itu para menteri meninggalkan Istana tanpa mau banyak berkomentar.
Menkumham Yasonna Laoly menyebut pertemuan membahas mengenai situasi terkini.
"Enggak ada, bahas situasi terakhir," kata Yasonna seperti dikutip dari artikel Kompas.com berjudul "Sejumlah Menteri Bungkam Setelah Dipanggil Jokowi Bahas Situasi Terkini"
Baca: 2 Mahasiswa UHO Tewas Saat Demo, Wakapolri Akan Kunjungi Kendari
Situasi terakhir di dalam negeri memang tengah memanas setelah mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di sejumlah daerah.
Tuntutan mereka antara lain menolak revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi dan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
Ratusan mahasiswa terluka karena tindakan kekerasan aparat saat unjuk rasa. Bahkan dua mahasiswa Universitas Halu Oleo meninggal dunia.
Belakangan jurnalis dan sutradara Dandhy Laksono dan musisi Ananda Badudu juga ditangkap oleh kepolisian.
Namun Yasonna tidak merinci lebih situasi terkini seperti apa yang dimaksud.
Saat ditanya apakah pertemuan turut membahas opsi untuk mencabut UU KPK hasil revisi lewat peraturan pemerintah pengganti undang-undang, Yasonna mengaku tidak tahu.
"Enggak tahu, saya terlambat tadi. Tanya Pak Presiden saja," kata politisi PDI-P ini.
Menteri ESDM Ignasius Jonan juga enggan berkomentar soal pembahasan di dalam pertemuan, termasuk saat dia ditanya soal UU Minerba yang saat ini dibahas oleh pemerintah dan DPR.
"Ditanyain ke Pak Moeldoko," ujarnya.
Sementara Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko juga menutup mulutnya rapat-rapat, padahal biasanya Moeldoko mau berbicara banyak kepada wartawan.
"Sudah ah, no comment ah, gua enggak jawab," kata dia.
Jokowi bungkam
Presiden Joko Widodo tidak bergeming terkait penangkapan dua aktivis yakni Dandhy Dwi Laksono dan Ananda Badudu oleh Polda Metro Jaya.
Mantan Wali Kota Solo itu bahkan balik badan setelah pertanyaan itu dilontarkan oleh awak media pada dirinya usai salat jumat di Komplek Istana Negara, Jumat (27/9/2019).
Ini diawali dari Jokowi yang memberikan keterangan pers atas meninggalnya dua mahasiswa Universitas Hulu Oleo; Randi dan Yusuf Kardawi dalam aksi unjuk rasa di depan DPRD Sulawesi Tenggara.
Jokowi bahkan menjawab pertanyaan dari awak media soal kekerasan polisi yang represif saat mengamankan aksi demo dari para mahasiswa.
Baca: Meninggalnya 2 Mahasiswa Kendari, Polri Tegaskan Pengamanan Unjuk Rasa Tak Dibekali Senjata
Namun, saat ditanya soal penangkapan Dandhy dan Ananda, orang nomor satu di Indonesia itu langsung bungkam.
Diketahui Dandhy ditangkap di kediamannya Jalan Sangata 2 Blok i-2 Nomor 16, Jatiwaringin Asri, Pondokgede, Bekasi, Jawa Barat pada Kamis, 26 September 2019, pukul 23.00 WIB
Dandhy sempat diperiksa oleh kepolisian terkait cuitannya akun twitter soal kerusuhan di Wamena, Papua.
Dandhy kemudian dilepaskan oleh kepolisian pada Jumat pagi. Namun, ia ditetapkan sebagai tersangka pelanggaran UU ITE.
Sementara, Ananda Badudu ditangkap pada Jumat pagi di kosnya wilayah Jakarta Selatan.
Penangkapan Ananda terkait penghimpunan uang yang dilakukan Ananda melalui media sosial yang disalurkan untuk demostrasi mahasiswa pada Selasa dan Rabu kemarin di gedung DPR/MPR yang menolak RKUHP dan UU KPK hasil revisi.
Pagi harinya, mantan Jurnalis Tempo itu akhirnya dilepaskan oleh kepolisian.
Ia hanya dimintai keterangan sebagai saksi dan diperbolehkan kembali ke rumah.