Kapolres Jakpus Minta Pelajar Pulang, Mereka Nyanyi Lagu Ini hingga Ada yang Cium Tangan saat Pamit
Kapolres Jakpus minta pelajar pulang saat maghrib tiba. Mereka nyanyi lagu nasional ini hingga da yang cium tangan polisi saat pamit.
Penulis: Miftah Salis
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Aksi demonstrasi menuntut RKUHP, revisi UU KPK, dan sejumlah RUU bermasalah di depan Gedung DPR RI diikuti oleh ratusan pelajar di sekitar wilayah Jabodetabek.
Menjelang maghrib, Kapolres Jakarta Pusat turun langsung minta pelajar pulang.
Namun mereka justru menyanyikan lagu-lagu ini hingga ada yang cium tangan saat akan pamit.
Aksi demo yang digelar pada Senin (30/9/2019) berakhir ricuh.
Kericuhan berawal saat massa berusaha melempari polisi menggunakan batu.
Polisi pun langsung menembakkan gas air mata hingga membuat massa berhamburan.
Baca: Selain Mahasiswa, Pelajar juga Ikut Demo di Gedung DPR, Ada Sekuriti Nyamar Demi Uang Rp 40 Ribu
Kericuhan semakin pecah pada malam hari.
Aksi kali ini memang diikuti oleh pelajar di wilayah Jakarta.
Para pelajar berdemo dengan masih mengenakan seragamnya.
Sekitar pukul 18.05 WIB, para pelajar diminta untuk kembali pulang ke rumah masing-masing.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan.
"Ini sudah lewat batas waktu dan sudah magrib. Ayo pulang adik-adik pelajar," ujarnya melalui pengeras suara, dikutip dari Tribun Jakarta.
Massa pelajar enggan menuruti permintaan tersebut.
"Tolong bantu kami. Polisi juga ingin menunaikan ibadah salat magrib," tambah Harry.
Haryy juga memperingatkan para pelajar bahwa ada sosok yang memprovokasi.
"Adik-adik sebagian besar bukan warga sini, yang ada di depan itu sengaja provokasi,"
"Kalau tidak mau pulang kami bisa lakukan penangkapan dari belakang," tambah Harry, dikutip dari Kompas.com.
Massa pelajar tetap enggan pergi.
Mereka pilih bertahan dan menyanyikan lagu-lagu nasional sambil membawa bendera merah putih.
Harry pun terus berusaha membubarkan massa hingga mendekati kerumunan massa.
Mengutip dari tayangan Youtube Kompas TV, massa pelajar berkumpul menanyikan lagu-lagu nasional seperti Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Pusaka, Padamu Negeri.
Dalam momen tersebut, polisi juga tampak berada di depan massa pelajar ikut bernyanyi bersama.
Massa pelajar pun akhirnya berhasil dibubarkan dengan tertib oleh polisi.
Beberapa pelajar bahkan tampak bersalaman dan mencium tangan anggota polisi yang bertugas saat akan pulang.
Seorang pelajar yang mengenakan jaket dan topi putih tampak mendahului bersalaman dengan polisi.
Baca: Massa Serang Polisi dengan Petasan dan Batu dari Arah Plaza Semanggi
Di belakangnya ada siswa SMP yang juga melakukan hal serupa.
Pelajar tersebut bahkan juga mencium tangan polisi.
Hingga berita ini dibuat, polisi telah berhasil membubarkan massa demonstrasi yang sebelumnya sempat rusuh.
Sekuriti nyamar jadi siswa SMA
Aksi ini ternyata juga membuat seorang pria yang bekerja sebagai sekuriti merasa tertarik.
Pria bernama Rahmat Hidayah (22) rela menyamar menjadi seorang siswa SMA untuk ikut demo ke Gedung DPR RI.
Aksi ini dilakukannya demi uang sebesar Rp 40 ribu.
Baca: Massa #SemarangMelawan Duduki Teras Gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah
Rahmad mengaku diajak oleh seseorang untuk ikut aksi demo dengan bayaran uang tersebut.
Ajakan ini diterimanaya lewat grup WhatsApp.
Uang tersebut akan diterima oleh Rahmat sesuai demo di depan Gedung DPR RI.
"Nanti di sana dikasihnya kalau udah selesai, di DPR. Dikasih Rp 40 ribu, itu kata temen saya. Kan saya diajak," kata Rahmat saat diamankan di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (30/9/2019), dikutip dari Tribun Jakarta.
Motivasinya untuk berdemo adalah untuk mendapatkan uang bayaran tersebut.
Rahmat merupakan seorang sekuriti di Cakung.
Untuk melancarkan niatnya, ia bahkan rela meminjam seregam sekolah dari temannya.
"Yang minjemin baju temen. Saya minjem doang buat ke sana," katanya.
Ia bersama dengan teman-temannya diamankan oleh polisi di Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok lalu dibawa ke Mapolres Metro Jakarta Utara.
Rahmat mengaku berangkat bersama lima temannya dengan menumpang kontainer.
"Saya berangkat berlima tadi, cuma ini tadi sama-sama aja (dengan siswa). Berangkatnya BM-BMan (menumpang kontainer)," katanya dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnews.com/Miftah)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.