Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI termuda Hillary Brigitta Lasut berharap dirinya dapat bertugas di Komisi III DPR RI.

Harapannya tersebut bukan tanpa alasan, Hillary mengaku Komisi III cocok dengan bidang keilmuaan yang dimilikinya.

Bila duduk di Komisi yang membidangi masalah hukum itu, ia akan memprioritaskan pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

"Prioritas sekarang RUU KUHP kan dan mungkin akan dibahas juga beberapa hal mengenai beberapa hal kemarin mengenai pengajuan perpu KPK," kata Hillary di kompleks gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa (1/10/2019).

Baca: Polisi Pastikan Informasi Jakarta Siaga Satu Jelang Pelantikan Presiden Hoaks

Baca: Penuturan Sejumlah Warga Tentang Kisah Mistis di Menara Saidah

Baca: Anggota DPR Asal Papua Ina Elisabeth Berharap Duduk Di Komisi VII, Ini Alasannya

Perempuan asal Sulawesi Utara tersebut pun memiliki ketertarikan dalam pembahasan seperti cyber crime, ilegal fintech, maupun identitiy test.

"Itu seperti yang di Amerika aku kepengen ajuin juga di komisi III," ujar dia.

Hillary yang masih berusia 23 tahun ini mengaku surprise saat didapuk menjadi pemimpin sidang sementara.

"Jadi memang hari ini surprise menjadi pimpinan sidang DPR ternyata aku juga diutus menjadi pimpinan sidang MPR. Rasanya ya terbeban banget pasti," ungkap Hillary.

Baca: Persib Bandung Realistis Sulit Juara Musim Ini: Robert Alberts Bidik 5 Besar, Bobotoh Ragu

Sebagai anggota dari Fraksi NasDem, ia mendapat pesan khusus dari Ketua Umum Surya Paloh.

Menurut Hillary, Surya Paloh memintanya menjadi anak muda yang mengedepankan politik gagasan dan tidak mudah terprovokasi.

"(Pesan Surya Paloh) tolong jadi anak muda yang revolusioner, datang dengan politik gagasan, dan bisa membantu mengingatkan teman-teman muda di luar sana yang mungkin sedang dalam polemik, chaos," ujar Hillary.

"Semoga di Indonesia ini boleh datang anak muda setidaknya boleh mengingat yang paling penting itu persatuan NKRI. Dan jangan sampai cepat terprovokasi, karena masalah kecil seperti yang kemarin," lanjut dia.

5 nama pimpinan DPR baru