IYF dan Kemenpora Motivasi Pemuda Bangkit Lewat 'Pemuda Sholawatan'
Dalam acara tersebut, UIN Walisongo Semarang juga memberikan pengharagaan Cendikiawan Muda Inspiratif kepada Dr KH Asrorun Ni'am Sholeh.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Indonesia Youth Forum (IYF) dan Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI bersama UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan ajang kepemudaan bertajuk Pemuda Shalawatan, Jum'at (4/10/2019) di Semarang.
Bertempat di Auditorium II Kampus III Universitas Islam Negeri Walisongo, kegiatan ini dikemas dalam serangkaian acara seperti shalawatan, arahan tokoh, hingga tausiyah untuk menguatkan peran pemuda untuk kemajuan Indonesia.
Dalam acara tersebut, UIN Walisongo Semarang juga memberikan pengharagaan Cendikiawan Muda Inspiratif kepada Dr KH Asrorun Ni'am Sholeh.
Penghargaan diserahkan langsung Rektor UIN Walisongo yakni Prof Dr Imam Taufiq.
Menurut Imam Taufiq, Niam merupakan salah satu tokoh muda yang tak kenal lelah mendorong para pemuda untuk terus berkarya dan menempah diri menjadi pemuda yang berkualitas baik secara intelektual maupun spiritualias melalui berbagai program salah satunya dengan menginisiasi pemuda shalawatan.
Dalam sambutannya Asrorun Ni’am mengucapkan terimakasih kepada Rektor dan keluarga besar UIN Walisongo Semarang atas penghargaan yang diberikan kepadanya.
Menurutnya, sudah menjadi kewajiban bagi dirinya memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara dengan mendorong anak muda Indonesia untuk mau berkarya dan berkontribusi yang terbaik untuk bangsa.
Lebih lanjut Niam mengatakan bahwa kegiatan Pemuda Sholawatan ini merupakan bagian dari upaya Kemenpora RI untuk mencanangkan Oktober sebagai Bulan Pemuda.
“Para pemuda harus diajak kembali mengenang Oktober 1928 silam, dimana beberapa pemuda mencuatkan gelora persatuan Indonesia melalui Sumpah Pemuda,” kata dia.
Hal inilah yang menurutnya mendorong Kemenpora, melalui Kantor Deputi Pengembangan Pemudanya, untuk mencanangkan Oktober sebagai Bulan Pemuda.
Asrorun menambahkan bahwa memberdayakan pemuda adalah keniscayaan bagi Indonesia.
Karena itu, ekspresi mereka dalam berkreasi dan berkarya harus terus didorong. Tanpa itu, Indonesia akan menjadi negara yang lemah.
"Patriotisme harus berbanding lurus dengan spiritualitas yang tinggi. Sehingga bulan oktober selain Sumpah Pemuda 22 Oktober nanti ada spirit hari santri. Dimana patriotisme dan spiritualisme berbanding lurus sebagai modal untuk belajar mendahulukan kepentingan orang banyak dan bangsa," ungkap Niam tegas.
Dia menyatakan jika benar-benar cinta Rasulullah, maka jangan gampang dibohongi hoaks dan menyebarkan berita bohong. Bahkan jika ada kabar yang benar tapi itu dapat menyebabkan kehancuran dan pertikaian, haram hukumnya menyebarkan informasi.
“Hal itu demi kemaslahatan dan keutuhan bangsa indonesia," imbuh Niam.