Kapolri: Papua Aman Kalau Tokoh ULMWP dan KNPB Ditangkap, Kita Sudah Tahu Nama-namanya
Adapun, ULMWP atau Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat merupakan organisasi politik untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Situasi keamanan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, mulai berangsur kondusif.
Aktivitas masyarakat mulai berjalan.
Namun, Kapolri Jenderal Tito Karnavian berpandangan bahwa situasi keamanan belum benar-benar kondusif, selama tokoh-tokoh yang termasuk dalam kelompok pemicu kerusuhan belum ditangkap.
"Definisi amannya kalau tokoh-tokoh penggeraknya, baik dari ULMWP maupun KNPB ketangkap. Kita sudah tahu nama-namanya mereka," ujar Tito di Jayapura, Rabu (9/10/2019) seperti dilansir dari Kompas.com.
Baca: Wiranto Sebut Para Pengungsi di Wamena Ingin Kembali ke Rumah dan Bekerja
Baca: Bupati Jayawijaya: Jaringan Listrik di Wamena Pulih
Dua kelompok yang disebut Tito adalah United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
Adapun, ULMWP atau Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat merupakan organisasi politik untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat.
Organisasi tersebut dipimpin oleh Benny Wenda.
Sementara, KNPB adalah organisasi politik rakyat dan sebuah kelompok masyarakat Papua yang berkampanye untuk kemerdekaan Papua Barat.
Tito yang sedang bersama Menko Polhukam Wiranto dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, memastikan aparat akan terus memburu nama-nama yang dimaksud.
Menurut Tito, selama para tokoh dari dua organisasi tersebut belum ditangkap, maka potensi gangguan keamanan akan terus ada.
"Kalau mereka sudah ketangkap, sudah aman," kata Tito.
Tito juga menegaskan bahwa pasukan yang kini ada di Papua, belum akan ditarik hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Kita akan tetap memberikan penguatan pasukan yang ada sampai dengan aman," kata dia.
Hingga kini, terkait kerusuhan di Wamena, polisi sudah menetapkan 13 tersangka.
Sepuluh tersangka kini sudah ditangkap dan tiga lainnya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Sebelumnya, Tito juga menyebut bahwa dalang dari kerusuhan di Jayapura adalah ULMWP dan KNPB.
Dari ULMWP, polisi sudah menangkap Buchtar Tabuni yang menjabat sebagai Wakil Ketua II.
Sedangkan, dari KNPB, kini ketuanya Agus Kossay dan Steven Itlay selaku Ketua Wilayah Mimika sudah ditangkap.
Pengungsi kembali ke Wamena
Sementara itu dilaporkan Kontributor Tribunnews.com Banjir Ambarita dari Papua, ratusan pengungsi rusuh Wamena yang ditampung di Base Ops Lanud Silas Papare Jayapura diangkut kembali ke Wamena dengan pesawat Hercules milik TNI, Rabu (9/10/2019).
Mereka bersedia kembali ke Wamena dan diangkut Hercules, disaksikan Menkopulhukam Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Menkopolhukam mengatakan ada 102 jiwa pengungsi di Jayapura yang kembali ke Wamena dan diangkut Hercules.
“Mereka bersedia kembali ke Wamena hari ini, karena situasi sudah kondusif,” ujar Menkopolhukam.
Baca: Kodam Cendrawasih: Kondisi Wamena Berangsur Pulih
Baca: Wiranto Sebut Para Pengungsi di Wamena Ingin Kembali ke Rumah dan Bekerja
Menurut Menkopolhukam yang Selasa kemarin mengungjungi Wamena, banyak masyarakat pengungsi yang ingin kembali ke Wamena pasca rusuh.
“Saya simpulkan banyak masyarakat ingin kembali ke Wamena. Seperti 102 jiwa pengungsi yang hari ini kembali ke Wamena. Mereka yakin hidup mereka disana, kerja mereka disana, mereka yakin aparat keamanan akan menjaga keamanan mereka, kondisi yang kondusif,” kata Menkopolhukam.
Keinginan masyarakat kembali keamanan, bukan saja hanya karena ada jaminan keamanan dari aparat keamanan Tni dan Polri, tapi juga dari masyarakat Wamena.
“Mereka juga yakin, bahwa masyarakat Wamena telah menjamin hidup berdampingan hidup rukun dengan masyarakat non Papua. Itu saya dengar langsung dari mereka,” ujar Menkopolhukam.
Kata Menkopolhukam, dirinya dan Panglima TNI serta Kapolri selanjutnya akan ke Timika dan Merauke, untuk bertemu masyarakat pengungsi, guna mengimbau mereka kembali ke Wamena.
“Kami akan lanjutkan ke Timika, untuk meyakinkan seluruh masyarakat, walaupun ancaman2 masih ada. Kita tetap jaga suuasan kondusif ini,” tandas Menkopolhukam.
Sementara Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan, menyiapkan 3 unit pesawat Hercules untuk mengangkut pengungsi yang ingin kembali ke Wamena.
“Di Jayapura disiapkan 3 hercules yang siap mengangkut pengungsi yang ingin kembali ke Wamena. Untuk Ilaga kita siapkan Helikopter. Merauke kita siapkan Hercules,” kata Panglima.
Panglima mengklaim, pengungsi sudah banyak yang ingin kembali ke Wamena.
“Saya dan Kapolri sudah yakinkan Menkopolhukam, bahwa situasi keamanan di Wamena, Ilaga dan Pegunungan Bintang sudah kondusif. Sekarang pengungsi sudah berduyun duyun ingin kembali karena Wamena sudah aman dan kondusif,” tukas Panglima.
Kapolri menegaskan, bahwa jaminan keamana diberikan kepada masyarakat dengan penambahan personil.
“Jaminan keamanan masyarakat, dengan penguatan personil. Kalau masalah amannya, jika penggeraknya kerusuhan baik itu KNPB maupun ULMWP ditangkap. Kita akan kejar terus mereka. Kita tahu posisi mereka,” tegas Kapolri.
Salah seorang pengungsi Wamena di Base Ops Lanud Silas Papare Jayapura, Amir mengatakan, sebenarnya masih memiliki rasa kuatir untuk kembali, namun hidupnya sudah di Wamena.
”Sebenarnya kita manusia punya rasa was-was, Cuma namanya kita sudah terbiasa di negeri orang apalagi melanjutkan kelangsungan hidup. Kita mau balik ke kampung sudah makan umur begini, ya nanti kembali ke nol lagi. Kita sudah tua begini. Kalau di Wamena kerja kita tidak perlu dari awal,” ujar Amir perantau asal Sulawesi Selatan yang sudah 14 tahun di Wamena.
Menurut Amir, dirinya kembali ke Wamena, untuk melihat kondisi terkini.
”Saya kembali kesana, karena ada anak kerja dan sekolah disana. Anak saya yang bungsu kelas 2 SMA Wamena, kita mau ketemu gurunya. Apa tindak lanjut gurunya. Sementara cucu saya kelas 1 SD sudah tidak mau kembali ke Wamena, dia trauma,” ungkap Amir yang sudah berumur 60 tahun itu.
Pengungsi lain yang kembali ke Wamena yakni Meisa Mansur perantau asal Toraja mengatakan, meski masih ada trauma, tapi percaya situasi Wamena sudah kondusif.
“Kami yakin dengan aparat keamanan, yang sudah memberikan jaminan, sehingga kami pilih balik lagi ke Wamena,” ujar Meisa yang sehari-harinya menjadi penjaga toko di Wamena.
Hal senada juga dikatakan pengungsi lain Isak Tampa k asal Toraja, bahwa dia mau balik ke Wamena karena sudah ada jaminan keamanan.
“Bapak Polisi dan tentara bilang Wamena sudah aman, ya kami kembali lagi. Karena kami kerja disana,” ujar Isak yang berprofesi sebagai tukang bangunan dan sudah 12 tahun di Wamena.
Ada sekitar 16.000 jiwa pengungsi di Jayapura.
Mereka ditampung di 8 titik pengungsian di Sentani dan Jayapura.