Peringatan Dini BMKG Akibat Typhoon Hagibis, Waspadai Gelombang Tinggi Capai 4 Meter
BMKG merilis peringatan dini akibat typhoon Hagibis yang melanda Jepang. Waspadai gelombang tinggi capai 4 meter di perairan Indonesia.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Whiesa Daniswara
BMKG merilis peringatan dini akibat typhoon Hagibis yang melanda Jepang. Waspadai gelombang tinggi capai 4 meter di perairan Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia.
Hal ini merupakan dampak tidak langsung Typhoon Hagibis yang melanda sejumlah wilayah di Jepang.
Kepala Sub Bidang Iklim dan Cuaca BMKG, Agie Wandala mengatakan, Typhoon Hagibis merupakan siklon tropis yang saat ini terjadi di belahan bumi utara.
"(Lokasinya) cukup jauh dari Indonesia, sehingga dampaknya adalah dampak tidak langsung," ujar Agie, sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
Baca: Peringatan Dini BMKG Besok Minggu, 13 Oktober 2019: Waspada Wilayah Hujan Petir dan Angin Kencang
Baca: Peringatan Dini BMKG Hari Ini, Sabtu 12 Oktober 2019: Waspada Wilayah Hujan Petir dan Angin Kencang
Menurutnya, siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan radius rata-rata mencapai 150-200 km.
Peringatan dini gelombang tinggi mencapai 4 meter ini berlaku hingga Minggu (13/10/2019).
BMKG mengimbau masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi, agar tetap selalu waspada.
Diketahui, terdapat Typhoon Hagibis 925 hPa di Samudera Pasifik selatan Jepang.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya dari Tenggara – Barat Daya dengan kecepatan 3 - 15 knot.
Baca: Topan Hagibis akan Hantam Jepang dengan Kecepatan 216 Km per Jam, 600 Ribu Orang Dievakuasi
Baca: Trending #PrayForJapan, Pelajar Asal Indonesia Diminta Waspada Topan Hagibis
Sementara di wilayah selatan Indonesia dari Timur - Tenggara dengan kecepatan 5 - 20 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Banten, Laut Jawa bagian timur, Perairan selatan Banjarmasin.
Juga di Selat Lombok bagian utara, Selat Makassar bagian selatan, Perairan barat Sulawesi Selatan, Laut Arafuru bagian timur, dan Perairan selatan Merauke.
Kondisi ini dapat mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.