Mengapa Bekasi Kerap Jadi Tempat Singgah Terduga Teroris? Ini Penjelasannya
Kondisi membuat bekasi tak ubahnya menjadi 'sarang' kelompok radikal yang bergerak secara masiv menebar teror di beberapa tempat
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Bekasi belakangan ini kerap disambangi Anggota Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Antiteror yang meringkus sejumlah terduga teroris.
Kondisi membuat bekasi tak ubahnya menjadi 'sarang' kelompok radikal yang bergerak secara masiv menebar teror di beberapa tempat khususnya di Indonesia.
Polisi menduga Abu Rara merupakan bagian dari kelompok Jamahaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi pimpinan Abu Zee yang diringkus Densus 88 pada 23 September 2019 lalu bersama sejumlah anggotanya.
Belum cukup sampai di situ, seorang terduga teroris berinisial NAS (45), pada Minggu (13/10) kemarin, dilaporkan telah menyerahkan diri di Bandar Lampung.
Ia adalah anggota JAD Bekasi yang sempat bermukim di sebuah rumah kontrakan di daerah Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.
Baca: Sulli Meninggal Dunia, Sempat Main di Drama Korea Hotel del Luna Bareng IU, Ini Fakta Kematiannya
Pada hari yang sama, Densus 88 Antiteror dan Polres Metro Bekasi langsung melakukan penggeledahan di rumah kontrakan yang beralamat di Kampung Rawa Kalong, Desa Karang Satria, RT002/04.
Hasilnya, Polisi mengamankan satu orang berinsial H (20) diduga anak dari terduga teroris NAS, berserta barang bukti buku-buku tentang ajaran tauhid, khilafah dan paham ISIS.
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Candra Sukma Kumara, mengatakan, terdapat beberapa faktor yang membuat Bekasi menjadi lokasi transit para terduga teroris. Salah satunya ialah, wilayah setempat memiliki letak yang strategis.
"Bekasi memiliki jumlah penduduk yang padat, menjadi tempat transit yang ideal, seperti Tambun misalnya punya kepadatan penduduk yang sangat besar ditambah kos-kosan murah," kata Candra.
Untuk itu, pihaknya selaku pemegang otoritas keamanan di wilayah Bekasi langsung merespon dengan berbagai langkah guna mempersempit ruang gerak organisasi teroris.
Salah satunya adalah pemasangan spanduk di hampir seluruh titik wilayah berisi himbauan dan ajakan memerangi paham teroris dan radikalisme.
"Ada sedikitnya 60 spanduk kami pasang di setiap wilayah baik di kecmatan maupun desa, spanduk brisi penolakan atas apaham terorisme dan radikalisme," ungkapnya.
Candra juga menghimbau kepada pengurus RT/RW agar, mengaktifkan lagi aturan wajib lapor untuk setiap warga yang bertamu atau baru pindah di lingkungan masing-masing.
Hal ini dikarenakan, banyak terduga teroris cenderung menutup diri, apalagi ketika baru pindah atau menempati suatu rumah kontrakan. Mereka, lebih banyak diam dan enggan bersosialisasi.
"Aktifkan aturan 1×24 jam wajib lapor, jangan sampai tidak peduli dengan lingkungan dan lapor segera jika menemukan ada kecurigaan biar kami yang langsung menindak," ungkap Candra.
Sememtara itu, Sumiati (28) warga yang mengontrak di samping terduga teroris NAS mengatakan, terduga teroris itu baru mengontrak selama kurang lebih dua bulan bersama seorang anaknya berinisial H.
"Jarang banget ngobrol, kalau ditanya juga enggak jawab paling senyum gitu aja, setiap hari keluar enggak tahu kerjaanya apa," kata Sumiati.
Lingkungan tempat tinggal NAS dan Sumiati memang banyak terdapat rumah kontrakan, posisinya saling berdekatan, berjajar ada sedikitnya lebih dari 20 petak pintu.
Rumah kontrakan yang disewa NAS maupun Sumiati terbilang cukup besar, memiliki tipe tiga petak ruang depan, tengah, serta area dapur dan kamar mandi. Harga untuk tipe rumah kontrakan ini cukup terjangkau, hanya Rp 500 ribu per bulan.
"Kalau saya udah tinggal di sini hampir 2 tahun kali, tapi kalau yang itu (NAS) baru, tetangga sini juga enggak banyak yang kenal karena orangnya tertutup," jelasnya.
Temukan Buku-buku Bertema Jihad dan Khilafah
Buku-buku tersebut diantaranya, Buku Panduan Jihad, Khilafatul Muslimin, delapan seri buku Dabiq ISIS, satu buku berjudul Dilema PKS serta buku berjudul Tiada Khilafah tanpa Tauhid dan Jihad.
"Barang bukti sudah dibawa Densus 88 dan barang bukti itu sudah diamankan," kata Kapolsek Tambun Kompol Siswo yang mendampingi selama proses penggeledahan.
Selain mengamankan buku, polisi juga membawa sejumlah barang bukti lain diantaranya, satu kardus bekas khilafah muslimin, dua buah gunting, dua kabel sound, satu kantung plastik paku, lakban bening, satu plastik tatitis kecil, kartu keluarga, berkas data khilafatul muslimin dan satu logo bordir khilafatul muslimin.
Seluruh barang bukti itu digelar petugas kepolisian di teras kontrakan untuk dilakukan identifikasi untuk selanjutnya dibawa guna penyelidikan lebih lanjut.
"Sudah dibawa Densus 88 dan untuk perkembangan lebih lanjut," imbuhnya.
Polisi Temukan Atribut Ojol
Dalam penggeledahan itu, terdapat atribut jaket ojek online (ojol), diduga milik penghuni rumah kontrakan. Warga setempat bernama Sumiati (28) mengatakan, kontrakan itu dihuni dua laki-laki NAS dan H.
"Baru paling dua bulanan tinggal di sini, kalau yang tidur di sini setahu saya anak sama bapaknya aja, kalau ibunya kadang datang ke sini sama amak kecil," kata Sumiati.
NAS dan keluarganya sangat tertutup, Sumiati bahkan tidak begitu mengenal secara personal dengan tetangga sebelah tempat tinggalnya ini.
Namun ketika ditanya soal pekerjaan penguni kontrakan, Sumiati memang kerap melihat sang anak H, keluar menggunakan atribut ojek online.
"Kurang tahu kerjaanya apa, kita kira Grab karena ada jaket sama helm Grab kan, cuma enggak tahu pendiam si orangnya," ungkap Sumiati.
Sementara itu, Kapolsek Tambun Polres Metro Bekasi, Kompol Siswo yang mendampingi selama proses penggeledahan mengatakan, untuk pekerjaan terduga teroris belum begitu jelas, dari keterangan warga memang mengetahui melihat salah satu penghuninya kerap mengenakan atribut ojol.
"Bahwa tinggal disini baru dua bulan, untuk kerjaan memang tidak jelas kadang membawa Grab tetapi kadang juga dia pulang malam itu menurut keterangan dari warga sini," jelas dia.
Satu Orang Laki-laki Turut Diamankan
Dari operasi penggeledahan tersebut, polisi turut mengamankan satu orang yang diduga masih memiliki keterikatan saudara dengan NAS.
Proses penangkapan berlangsung mencekam, situasi sekitar lokasi saat itu tengah ramai dikerumuni warga yang menyaksikan proses penggeledahan. Namun tiba-tiba, Densus 88 meringkus seorang laki-laki yang baru datang.
Laki-laki tersebut awalnya datang seorang diri menggunakan sepeda motor, Densus 88 yang menjaga di setiap sudut jalan langsung melakukan menghadangan.
Seketika itu juga, ia terjatuh dan langsung direbahkan, kepalanya ditutup lalu digiring masuk ke dalam mobil.
"Benar ada satu orang diamankan, cuma detailnya nanti sama Densus 88, masih saudara, saya enggak bisa kasi keterangan lebih," kata Kapolsek Tambun Kompol Siswo yang mendampingi proses penggeledahan.
Adapun berdasarkan keterangan warga sekitar bernama Sumiati (28), laki-laki yang diamankan itu merupakan salah satu penghuni kontrakan, anak dari terduga teroris NAS.
"iya anaknya, namanya saya kurang tahu karena jarang ngobrol, baru tinggal di sini, dia berdua sama bapaknya aja sepengetahuan saya si," jelasnya.
Identitas Laki-laki yang Diringkus Saat Proses Penggeledahan
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Candra Sukma Kumara mengatakan, dalam proses penggeledahan itu diamankan juga satu orang laki-laki berinisial H (20). Dia ditangkap di area dekat tempat rumah kontrakan bersama satu unit sepeda motor Mio B 3081 PAE.
"Satu orang laki-laki diamankan saat proses penggeledahan berlangsung, detailnya nanti akan disampaikan Mabes Polri," jelas Candra.
Sumiati (28), warga yang mengontrak bersebelahan mengatakan, laki-laki yang diamankan itu merupakan anak dari terduga teroris NAS.
"iya anaknya, namanya saya kurang tahu karena jarang ngobrol, baru tinggal di sini, dia berdua sama bapaknya aja sepengetahuan saya si," jelasnya.
Keterangan ini diperkuat dengan temuan barang bukti kartu keluarga yang turut diamankan petugas kepolisian di dalam rumah kontrakan NAS. Dari data kependudukan itu, terdapat tujuh orang anggota keluarga.
NAS merupakan kepala kuarga dengan satu orang istri dan lima orang anak. Satu dari lima anak yang tertera di dalam KK itu memiliki kesamaan nama dengan laki-laki yang ditangkap pada saat penggeledahan berlangsung.
Terduga Teroris Berbaiat Terhadap ISIS bersama Kelompok JAD Bekasi
Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol Candra Sukma Kumara, mengatakan, NAS diduga berbaiat kepada pimpinan ISIS Al Baghdadi bersama kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Abu Zee yang juga sudah diamankan.
"Telah berlangsung penggeledahan kediaman kontrakan pelaku terduga teroris jaringan JAD Bekasi oleh Tim Detasemen Khusus 88 Mabes Polri dibantu Tim Inafis Polres Metro Bekasi," kata Candra saat dikonfimasi.
Penulis: Yusuf Bachtiar
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Jadi Tempat Transit Strategis, Ditambah Sewa Kontrakan Murah Faktor Bekasi Favorit 'Sarang' Teroris