Ara Sirait Dorong Mahasiswa Bikin Usaha untuk Jaga Idealisme
Anak-anak muda, terutama mahasiswa, harus berperan aktif dalam membangun tata kelola organisasi dengan mengedepankan sistem meritokratik.
Editor: Hasanudin Aco
![Ara Sirait Dorong Mahasiswa Bikin Usaha untuk Jaga Idealisme](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/minar-nasional-dengan-tem.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak-anak muda, terutama mahasiswa, harus berperan aktif dalam membangun tata kelola organisasi dengan mengedepankan sistem meritokratik.
"Maka dalam memilih pemimpin dan dalam melakukan regenerasi harus menggunakan sistem meritokartis. Jangan feodal," kata Aktivis Demokrasi, Maruarar Sirait, di depan ratusan mahasiswa dalam seminar nasional dengan tema "Pemuda untuk Pembangunan Bangsa" di Gedung Djoeang 45, Menteng, Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Acara ini digelar oleh Gerakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) DKI Jakarta.
Dibuka oleh Wakil Satgas Nusantara Brigjen M Fadil Imron.
Hadir juga sebagai narasumber selain Maruarar adalah politkus Golkar Ahmad Doli Kurnia, ekonom Arif Budimanta, pengamat politik Adi Prayitno dan aktivis mahasiswa Rian Hidayat. dan Pembina Gerakan BEM Jakarta Bursah Zarnubi.
![Maruarar Sirait (kedua dari kanan) menjadi pembicara pada seminar nasional dengan tema](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ra-pada-seminar-nasio.jpg)
Menurut Maruarar, mahasiswa bisa belajar dari Presiden Joko Widodo dalam membangun sistem meritokrasi. Misalnya dengan memilih Kapolri Tito Karnavian menggantikan Badrodin Haiti yang secara angkatan di polisi cukup jauh.
Namun Jokowi melakukan kebijakan karena memang secara latarbelakang dan rekam jejak Tito juga sangat kompeten dan memiliki kapasitas.
"Kalian bangunlah sistem meritokrasi itu," ungkap Ara, demikian politisi yang dikenal dekat para pentolan mahasiswa ini disapa.
Hal kedua yang tak kalah penting, sambung Maruarar, para mahasiswa tak boleh terjebak oleh situasi. Mahasiswa justeru harus memegang teguh prinsip yang diyakini benar, bukan malah berpegangan pada senior atau tokoh yang lain berada di atas belaka.
"Jangan jadi tukang olah-olah. Harus kokoh dengan idealisme," ungkap Ara, yang disambut tawa dan tepuk tangan hadirin yang terdiri dari perwakilan BEM di Jakarta ini.
Hal ketiga yang juga sangat penting, sambung Maruarar, adalah bagaimana mahasiswa menjalankan ideologi Trisakti Bung Karno dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
"Kalian harus berdikari dalam bidang ekonomi. Jadi jangan sampai idealisme terganggu karena persoalan ekonomi," ungkap Maruarar yang kembali disambut tepuk tangan.
Maruarar pun langsung mendorong peserta seminar untuk membangun bisnis sendiri. Kepada Bursah sebagai Dewan Pembina, Maruarar mengajak agar digelar lomba atau programa yang membuat mahasiswa bisa memiliki usaha atau bisnis.
"Nanti saya bantu pembiayaan," kata Maruarar, sambil mengajak pembicara lain untuk gotong-royong demi mahasiswa.
Ahmad Doli Kurnia, Arif Budimanta dan Fadil pun sepakat dengan Ara untuk ikut gotong royong. Dalam kesepakatan itu keempat pembicara sama-sama siap bantu bikin modal usaha hingga terkumpul dalam bentuk komitmen Rp 175 juta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.