Bank Makanan BAZNAS Bantu Makanan di Kampung Pemulung
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) membantu mustahik memenuhi kebutuhan pokoknya berupa 1.000 porsi makanan melalui Program Bank Makanan BAZNAS
Editor: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) membantu mustahik memenuhi kebutuhan pokoknya berupa 1.000 porsi makanan melalui Program Bank Makanan BAZNAS di lima provinsi bersamaan dengan Hari Pangan Sedunia, Rabu (16/10/2019). Kegiatan tersebut sejalan dengan tema peringatan Hari Pangan Sedunia tahun ini, "Our Action are Our Future, Healthy Diets #zerohungerworld".
Lima Provinsi yang menjadi lokasi kegiatan adalah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kalimantan Selatan. Di Banten, kegiatan dipusatkan di dua lokasi Kampung Pemulung Jurangmangu Timur.
Pendistribusian di daerah bersinergi dengan Layanan Aktif BAZNAS setempat. Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat BAZNAS, Irfan Syauqi Beik mengatakan, Bank Makanan BAZNAS ini mencoba menyelesaikan dua masalah besar yaitu mengurangi jumlah makanan yang terbuang sia-sia dan memberikan akses makanan sehat untuk orang yang kekurangan melalui pendekatan kolaboratif bekerjasama dengan berbagai pihak.
“Program ini sangat penting karena akan menjadi kampanye gaya hidup yang luar biasa. Selain untuk menghubungkan antara pihak yang berkelebihan dan pihak yang membutuhkan makanan, program ini juga menjadi sarana kampanye untuk mencegah perilaku boros,” katanya.
Irfan mengatakan, perilaku boros tidak sesuai dengan tuntunan agama dan akan membuat sumber daya yang ada menjadi terbuang percuma dan tidak efisian.
“Melalui program ini, kita kampanyekan dua hal yaitu mengajak masyarakat menghindari perilaku tabzir dan israf serta meningkatkan semangat berbagi, khususnya berbagi makanan," katanya.
Lahirnya Bank Makanan BAZNAS pada pertengahan tahun ini dilatarbelakangi oleh pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin tinggi dengan pola gaya hidup yang menghasilkan banyak sampah. Sedangkan daya tampung pembuangan sampah sangat terbatas. Menurut studi yang dikeluarkan oleh The Economist Intelligence Unit di tahun 2016, Indonesia merupakan negara yang memproduksi sampah makanan terbesar kedua di dunia.
Di sisi lain, masih banyak masyarakat kurang mampu yang tidak bisa memenuhi kebutuhan ideal makan sehari-hari.