Dua Kader Demokrat Ini Disebut Pengamat Berpeluang Kuat Jadi Calon Menteri di Kabinet Jokowi
Pernyataan itu disampaikan pengamat politik dan hukum dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta Saiful Anam.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua kader Partai Demokrat, masing-masing Agus Harimurti Yudhoyono dan HM Darmizal MS yang juga ketua umum Relawan Jokowi (ReJO), disebut-sebut berpeluang masuk di kabinet Jokowi-Maruf Amin untuk periode 5 tahun mendatang.
Pernyataan itu disampaikan pengamat politik dan hukum dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta Saiful Anam.
Saiful Anam menilai, keduanya layak jadi menteri di Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Saiful menyatakan, utak atik posisi kursi menteri masih akan terus terjadi hingga hari Sabtu tanggal 19 Oktober nanti. Sebab, ada kemungkinan besar partai yang tadinya tidak 'berdarah-darah' ikut memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin saat Pilpres akan bergabung kedalam koalisi.
"Saya kira, minggu ini adalah minggu paling menegangkan dunia politik. Siapa yang akan menjadi pembantu Jokowi akan diumumkan akhir pekan ini," kata Saiful Anam dalam keterangan persnya kepada Tribunnews, Rabu (16/10/2019).
Baca: Fadli Zon Disebut-sebut Masuk Bursa Calon Menteri di Kabinet Jokowi, Segini Daftar Kekayaannya
Saiful Anam menegaskan, safari politik yang dilakukan Ketua umum partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu presiden dan mendatangi Ketua umum partai koalisi Jokowi merupakan tanda-tanda jika kubunya akan masuk lingkaran pemerintah.
Baca: Jokowi Dilantik 20 Oktober, Tapi Susunan Kabinet Jokowi-Maruf Sudah Bocor, Begini Reaksi Istana
"Jika Partai Gerindra masuk koalisi saya kira hanya akan dapat 2 hingga 3 kursi menteri," kata dia.
Untuk Partai Demokrat, jika bergabung dalam koalisi, menurut Saiful Anam dirinya memprediksi hanya akan mendapat jatah 1 kursi menteri.
"Satu orang ini bisa Ketua umum Relawan Jokowi (ReJO) HM Darmizal atau Agus Harimurti Yudhoyono ((AHY). Saya melihat kans Pak Darmizal kuat juga jadi menteri. Karena, dia adalah salah satu pendiri partai Demokrat," ujarnya.
Dia menanambahkan, pada Minggu 6 Mei 2018 lalu Darmizal berani mengambil keputusan mendukung Jokowi dengan mendirikan ReJO sementara saat itu SBY masih gamang menentukan pilihan dalam Pilpres," jelasnya.
Dijelaskan Saiful Anam, Darmizal sosok pendiam, tidak pernah meminta karena dia karakter pekerja seperti Jokowi.
"Latar belakang nasib dari kecil sampai UGM, hampir sama juga dengan Jokowi," urainya.
"Darmizal dengan RèJO bekerja keras, berjuang cerdas tiada letih melapangkan jalan bagi Jokowi, jadi sangat layak diberi kepercayaan ketimbang yang banyak lobby bahkan tanpa keringat".
Saiful Anam mengingatkan Jokowi agar tidak memasukkan menteri dari partai yang berseberangan saat Pilpres terlalu banyak. Karena, tidak menutup kemungkinan mereka akan jadi batu sandungan Jokowi sendiri.
"Jangan sampai mereka malah jadi duri dalam dalam daging jadi akan merepotkan presiden sendiri. Karena, kekuatan politik partai koalisi di parlemen sudah 63 persen. Itu sudah bagus kok," kata Saiful Anam.
"Selain itu, Jokowi harus mesti hati-hati, karena bisa jadi hari ini kawan koalisi, 2024 justru jadi lawan berat PDIP," ujar Saiful.