Ketika Hanif Dhakiri Unjuk Kebolehan Bernyanyi Lagu Didi Kempot
Petikan gitar yang dibawakan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri memecah keheningan ruang kerja di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petikan gitar yang dibawakan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri memecah keheningan ruang kerja di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan.
Dengan mahir, tangan kanan Hanif mulai memetikan gitar.
Suaranya pun lantang menyanyikan lagu berbahasa jawa.
Ngalemo ngalem neng dadaku
Tambanono roso kangen neng atiku
Ngalemo ngalem neng aku
Ben ra adem kesiram udan ing dalu
Banyu langit sing ono dhuwur khayangan
Watu gedhe kalingan mendunge udan
Telesono atine wong seng kasmaran
Setyo janji seprene tansah kelingan
Lirik yang dinyanyikan Hanif ini merupakan lagu yang dibawakan penyanyi Didi Kempot.
Hanif membawakan lagu Didi Kempot saat sesi wawancara khusus dengan Tribun di ruang kerja Kementerian Ketenagakerjaan, Jalan Gatot Subroto, Kuningan, Jakarta Pusat, Rabu (16/10/2019).
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini pun mengutarakan awal mula kesukannya terhadap lagu-lagu dari Didi Kempot.
Baca: Aplikasi Layanan Darurat 112 Jadi Solusi Smart City di Indonesia
Baca: BEM Seluruh Indonesia Bakal Gelar Demonstrasi di Depan Istana Negara Besok
Meski sudah lama mengetahui lagu Didi Kempot, namun momen Harlah ke-21 PKB, Kamis (23/7/2019) lalu, membuat Hanif semakin 'jatuh cinta' dengan lagu-lagu pria yang juga disebut Godfather of Broken Heart.
"Saya dulu-dulu juga sudah biasa mendengarkan lagunya Mas Didi Kempot itu karena saya punya CD-nya, di handphone saya juga ada. Lagu Sewu Kuto itu kan sudah lama ya. Tapi jadi makin senang itu pada saat DPP PKB ulang tahun kemarin, ngundang (Didi Kempot, red)," kata Hanif Dhakiri.
Hanif juga melihat dalam konser sederhana itu, para penggemar Didi Kempot yaitu Sobat Ambyar tampak menikmati dentuman musik dan lirik setiap lagu-lagunya.
"Kita acaranya sederhana tapi kok tiba-tiba sobat ambyar ini tumpah ruah sampai Jalan Raden Saleh ditutup. Joget bareng padahal enggak ada layar enggak ada apa jadi orang bayangkan orang bisa menikmati lagu Didi Kempot tanpa layar hanya mendengarkan suara," ungkap Hanif.
"Suaranta pun sudah dicampur baur oleh kraudit orang yang begitu banyak jadi ini apa sih, orang kok bisa sebegitu luar biasanya dengan Didi Kempot, lagu-lagunya Didi Kempot," tambahnya.
Baca: Cara Atasi Kemalasan Ala Orang Jepang, Bangkit dari Rasa Malasmu dengan Metode Kaizen
Hanif pun berpandangan, lagu-lagu Didi Kempot yang mampu menghinoptis Sobat Ambyar tidak sekedar hanya sebuah lagu dengan lirik berbahasa Jawa.
Selain itu, bukan hanya merepersentasikan para penggemar yang patah hati dan para kaum 'jomblo'.
Namun, Hanif menilai, ada unsur lain yang membuat para Sobat Ambyar begitu mengagumi Didi Kempot.
Baca: Ibu Muda Asal Bali Hilang Seminggu, Ada Informasi di Tempat Karaoke Cianjur, Ini Khekawatiran Suami
"Kita melihat ini perlawanan, perlawanan kultural resistensi budaya khususnya masyarakat kita khususnya anak-anak muda. Mungkin saja mereka gerah cara orang Indonesia yamg kalau mengadopsi budaya lain itu begiti ekstrim," ucap Hanif.
"Mungkin dari situ orang berfikir, sudah daripada dikit-dikit barat, dikit-dikit arab, kita kembali ke kampung saja, kita kembali ke budaya lokal, kembali ke tradisi. Mungkin lagu-lagu Didi Kempot mewakili itu. Boleh jadi loh ya," sambung pria penyuka lagu berjudul Banyu Langit dan Pamer Bojo ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.