Walikota Medan Kena OTT, Generasi Optimis Indonesia Tawarkan Solusi
Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) menangkap Wali Kota Medan Dzulmi Eldin melalui operasi tangkap tangan ( OTT). Tim KPK juga mengamankan uang
Editor: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM. JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) menangkap Wali Kota Medan Dzulmi Eldin melalui operasi tangkap tangan ( OTT). Tim KPK juga mengamankan uang lebih dari Rp 200 juta dalam OTT tersebut. Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengonfirmasi hal ini melalui keterangan tertulis, Rabu (16/10/2019).
"Dari OTT malam sampai dini hari tadi, total tujuh orang diamankan, yaitu dari unsur Wali Kota, Kepala Dinas PU, protokoler, ajudan Wali Kota dan swasta," terang Febri.
Sekretaris Jendral Generasi Optimis (GO) Indonesia, Tigor Mulo Horas Sinaga, kepada wartawan mengaku prihatin dengan praktik korupsi masih terus terjadi di kota Medan.
"Kami sangat menyesalkan, bahkan 20 tahun lebih Reformasi masih ada praktik korupsi yang dilakukan oleh para pejabat Pemkot Medan. Sebenarnya ini sangatlah parah, karena tiga kali berturut-turut Wali Kota Medan ditangkap KPK. Apa pejabat-pejabat korup itu tak mau belajar dari peristiwa-peristiwa sebelumnya? Ini seperti babi yang kembali ke kubangan kotor," ujar Horas, Menteng, Jakarta, Rabu pagi (16/10/2019).
Sekjen Generasi Optimis Indonesia itu menambahkan, "Bobroknya mental koruptif di Pemkot Medan adalah indikator kuat bahwa kota itu butuh pembaruan. Ini sebabnya sejak Agustus 2019 lalu kami menyerukan perubahan di Medan. Sebab Generasi Optimis (GO) sadar, Pemkot Medan perlu pembaruan. Perlu penyegaran."
Generasi Optimis (GO) Usulkan Veronica Tan
Seperti diketahui sebelumnya, Generasi Optimis Indonesia menyerukan pembaruan di Pemkot Medan dengan mengusulkan nama Veronica Tan sebagai bakal calon Wali Kota yang baru. Sekjen GO Indonesia menjawab dengan singkat alasan mengapa pihaknya mendukung Veronica, "Ini Medan, Bung."
Horas menjelaskan, “Kota Medan perlu mendapatkan sentuhan khas seorang pemimpin yang bersih, lembut sekaligus tegas dan kuat. Karena Pemkot Medan terkenal budaya yang koruptif. Itu hanya bisa diatasi oleh orang yang bersih."
“Oleh karena itu Generasi Optimis mendorong Ibu Veronica untuk maju di Pilkada Medan 2020. Beliau orang yang bersih. Rekam jejaknya jelas. Karena situasi di Medan sudah mendesak, kami harap Bu Veronica Tan bersedia maju sebagai calon Wali Kota Medan tahun 2020," imbuhnya.
Sekjen Generasi Optimis Indonesia itu menambahkan, "Bu Veronica adalah sosok wanita tangguh, penyabar, ulet dan hal tersebut telah terbukti pernah mendampingi seseorang dari zero sampai jadi hero."
Ia menambahkan, “Ibu Veronica sudah berhasil mengantar salah seorang putra terbaik bangsa menjadi Gubernur DKI. Dan terbukti Gubernur itu sewaktu menjabat terkenal paling bersih dan antikorupsi. Nah, Medan kan kota besar yang keras, kota ini butuh pemimpin yang keras pula. Kota Medan butuh butuh Veronica."
Horas menilai peran seorang istri sangat penting bagi semua pria, terutama pejabat publik. Jatuh bangunnya karir politik maupun militer seseorang juga dipengaruhi oleh istri.
"Lihat saja BTP ketika masih bersama Bu Veronica, terbukti ia berhasil memimpin Belitung dan DKI Jakarta. BTP tidak korupsi, padahal dana DKI besar sekali. Itu bukti bahwa istri yang baik mengangkat derajat suami," ujar Horas.
"Lihat juga istri seorang perwira menengah Angkatan Darat, karena ulah istri yang nyinyir terhadap mantan Panglima ABRI, membuat sang suami dicopot dari jabatan dan kena disiplin kurungan," imbuhnya.
"Menpora yang ditangkap KPK juga diduga secara tidak langsung istrinya menjadi penyebab suaminya korupsi. Itu seperti yang dikatakan warganet tentang gaya hidup istri Menpora yang terkesan glamor," kata Horas.
"Generasi Optimis Indonesia menilai pengalaman Bu Veronica selama menemani Wakilnya Pak Jokowi waktu memimpin Jakarta membekalinya dengan hal-hal penting untuk hadapi tantangan yang biasa dihadapi oleh pemimpin di kota besar. Atas dasar itu Generasi Optimis Indonesia meyakini bahwa dinamika dan problema korupsi di Pemkot Medan akan dapat diatasi oleh figur pemimpin seperti Veronica," pungkas Horas.
Di saat yang sama, pakar ekonomi kerakyatan, Frans Meroga, usai memimpin rapat koperasi Nasari, mengatakan kepada wartawan bahwa kota Medan perlu sebuah reformasi birokrasi.
"Medan harus direformasi. Kota itu butuh Wali Kota baru yang bersih, yang karakternya takut akan Tuhan dan mau mengabdi sepenuhnya pada masyarakat. Saya setuju jika Bu Veronica Tan bersedia maju ke Pilwali Medan. Tentu saya akan dukung dengan segala sumber daya," kata Frans.
"Medan sudah tiga kali dipermalukan di depan kota-kota lain. Kok bisa tiga kali berturut-turut Wali Kotanya ditangkap KPK. Harusnya para pejabat di sana belajar dan intropeksi diri. Sekarang ini sudah tak ada solusi lain, Medan butuh Veronica Tan," pungkas Frans.