Makna Dibalik Cara Jokowi Kenalkan Menteri Kabinet Indonesia Maju sambil Lesehan
Ada yang berbeda ketika Jokowi mengumumkan seluruh anggota kabinetnya. Yaitu dengan duduk bersama di tangga.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Jokowi telah mengumumkan seluruh anggota Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 pada Rabu (23/10/2019) dan Jumat (25/10/2019) dengan gaya lesehan di tangga Istana.
Ternyata, terdapat makna di balik gaya Jokowi memperkenalkan menteri dan wakil menteri.
Namun, apa sebenarnya makna di balik gaya lesehan yang dipakai Jokowi tersebut?
Baca: Tetap Lesehan, Jokowi Perkenalkan 12 Wakil Menteri
Baca: Menteri BUMN Erick Thohir Siapkan Pembagian Tugas kepada Wamen Budi dan Tiko
Ditemui dalam acara pertemuan dengan wartawan kepresidenan, Kamis (24/10/2019), Jokowi menjelaskan alasannya menggunakan gaya lesehan di tangga Istana.
Sebelum menjelaskan dengan serius alasannya, Jokowi melontarkan candaan.
"Ya karena tidak berdiri," jawab singkat Jokowi lalu diiringi dengan gelak tawa para wartawan.
Makna yang didapat dari gaya lesehan yang dipilih Jokowi adalah presiden ingin menggambarkan bahwa anggota Kabinet Indonesia Maju harus rendah hati.
Selain rendah hati, mereka juga harus merakyat.
Ia juga mengatakan mengajak menterinya tetap bekerja keras, di tengah kondisi yang panas.
"Duduk itu memfilosofikan rendah hati, merakyat, tapi tetap harus bekerja keras karena diumumkan di dalam kondisi yang panas luar biasa," jelas presiden menjawab pertanyaan wartawan.
Presiden Jokowi juga menjelaskan bahwa proses memperkenalkan menteri dan wakil menteri bisa dilakukan di dalam ruangan dengan fasilitas pendingin.
Tapi presiden memilih di luar ruangan karena beliau ingin mengenalkan menteri melambangkan keterbukaan.
"Bisa aja dikenalkan di dalam ruangan, ber ac sejuk tapi memang kita ingin keterbukaan, sehingga di tempat terbuka," lanjut Jokowi.
Baca: Beri Nilai Kabinet Jokowi 6, Yunarto Wijaya Sindir soal Rangkap Jabatan: Terlalu Banyak Tanda Tanya
Baca: Melebur Dengan Kementerian Pariwisata, Bagaimana Nasib Bekraf?