Pimpinan ISIS Tewas, Pengamat Ingatkan Potensi Pergerakan Organisasi dan Terorisme di Indonesia
Pasca-tewasnya pimpinan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakr al-Baghdadi, ancaman terorisme di Indonesia diprediksi makin serius
Editor: Putradi Pamungkas
![Pimpinan ISIS Tewas, Pengamat Ingatkan Potensi Pergerakan Organisasi dan Terorisme di Indonesia](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/isis007.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Pasca-tewasnya pimpinan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakr al-Baghdadi, ancaman terorisme di Indonesia diprediksi makin serius.
Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menilai, tewasnya pimpinan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakr al-Baghdadi, berpotensi membangkitkan Alqaeda di Indonesia.
Menurut Stanislaus Riyanta, anggota Alqaeda di Indonesia yang lebih dikenal dengan organisasi Jamaah Islamiyah (JI), cenderung menjadi sel tidur selama ISIS menujukkan eksistensi di Timur Tengah.
Pasca-terdesaknya ISIS di Timur Tengah, Stanislaus mengatakan JI terlihat kembali menggeliat.
Hal itu terbukti dengan tertangkapnya anggota JI di Gresik pada Mei 2019.
Selain itu juga terjadi penangkapan tokoh penting JI di Indonesia yang sudah buron sejak 2003, Para Wijayanto, yang merupakan aktor penting dalam aksi-aksi teror di Indonesia seperti Bom Bali.
"Saat ini JI diketahui melakukan konsilidasi organisasi."
"Bahkan hingga mempunyai unit bisnis seperti perkebunan kelapa sawit untuk menghidupi organisasinya," ujar Stanislaus ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (28/10/2019).
Ia melihat keberadaan JI yang mempunyai tujuan untuk membentuk kekhalifahan di Indonesia, masih cukup kuat.
JI dinilai mampu berkonsilidasi dengan memanfaatkan momentum di saat pemerintah sedang menangani eksistensi kelompok ISIS.