Kutip Film 'Joker' saat Bahas Kabinet, Effendi Gazali: Jokowi Tak Mungkin Bahagiakan Semua Orang
Di ILC, Effendi Gazali juga kutip pernyataan Hasto bahwa Jokowi bukanlah tukang es krim yang bisa bikin semua orang bahagia.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali, menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang tidak mungkin bisa membahagiakan semua orang.
Hal ini berkaitan dengan keputusan Jokowi dalam memilih tokoh untuk menjadi menteri dan wakil menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.
Effendi Gazali mengutip kalimat dari film 'Joker' yang diperankan Joaquin Phoenix, soal dirinya sebagai badut yang dituntut bisa membahagiakan semua orang.
Effendi Gazali menegaskan Jokowi tidak bisa dan bahkan tidak boleh untuk membahagiakan semua orang.
Baca: Ternyata Joko Widodo Bukan Nama Asli Jokowi: Kisah Unik Nama Presiden, dari Bung Karno hingga Jokowi
Dilansir Tribunnews.com, hal tersebut disampaikan Effendi Gazali dalam tayangan unggahan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, (29/10/2019).
Effendi Gazali mengutip kalimat dari Politisi PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut Jokowi bukanlah pedagang es krim yang dinanti semua orang.
"Betul presiden tidak bisa membahagiakan semua orang," ujar Effendi Gazali.
"Bahkan Hasto mengatakan, 'Bapak Presiden itu bukan tukang es krim' katanya, yang bisa membahagiakan semua orang," sambungnya.
Mencontoh dari film 'Joker', Effendi Gazali menyebut Joker yang dituntut sang ibu untuk bisa menghibur semua orang.
"Joker mengatakan bahwa 'Kata ibuku, tugasku adalah membawa tawa dan bahagia kepada dunia'," tuturnya.
Baca: Diisukan Ingin Memasangkan Paundrakarna dan Gibran, Wasekjen Gerindra: Belum Tahu
Effendi Gazali menegaskan bahwa seorang pemimpin tidak mungkin bisa membahagiakan semua orang apalagi di seluruh dunia.
"Enggak boleh, pemimpin yang besar enggak boleh tuh membagi-bagi seluruh bahagia dan tawa terhadap dunia," kata Effendi Gazali.
Bagi Effendi Gazali, seorang pemimpin tidak perlu membahagiakan semua orang, namun harus mampu membuat keputusan bijak sesuai dengan kondisi negaranya.
"Jadi dibagi memang betul-betul sesuai dengan apa yang dibutuhkan saat ini, walaupun tidak membahagiakan seseorang," kata Effendi Gazali.