Warga Bogor Digemparkan Temuan Mayat dalam Koper, Diikat Plester dan Dibungkus Selimut
Sejauh ini data mayat korban dalam koper tersebut belum teridentifikasi meski telah dicoba menggunakan alat dan data e-KTP.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi baunya tetap tercium juga, begitulah awal mula ditemukannya mayat dalam koper di atas jurang hutan pinus, Kampung Teluk Waru RT 01/13, Desa Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Bogor, Jawa Barat.
Kondisi mayat laki-laki di dalam koper warna biru itu diikat plester lalu dibungkus selimut warna kotak-kotak dilapisi plastik hitam.
Koper itu diduga kuat sengaja dibuang ke tempat sepi di kawasan Gunung Singa di pinggir jalan jurang hutan pinus yang jarang dilalui warga.
Posisi tubuh korban dipaksa tertelungkup di dalam koper dengan tujuan menghilangkan jejak dan bau menyengat.
Tak pelak, koper tersebut mengalami kerusakan karena tubuh mayat membengkak.
Kesaksian warga sekitar, Liawati (36) mengatakan, tanda-tanda awal akan ditemukannya korban berawal dari tiga anaknya yang tiba-tiba mengeluh mencium bau busuk menyengat.
Namun Lia menghiraukannya dan menganggap bau itu adalah bangkai hewan, sehingga tak ada sedikit pun kecurigaan.
"Malam Sabtu itu sudah ada baunya kecium tapi enggak curiga ke sana (bangkai orang) dan kita sangkanya itu bau bangkai anjing," katanya kepada Kompas.com di TKP, Senin (11/11/2019).
Lia menilai, dua hari sebelum penemuan mayat itu tidak tercium bau busuk di sekitar lokasi dan kondisi lalu lintas masih terlihat normal.
Namun, bertepatan saat itu, ada truk yang berhenti di dekat penemuan koper tersebut.
"Dua hari sebelum penemuan (Jumat) itu belum ada bau sama sekali kalaupun ada pasti koper itu sudah kelihatan, karena waktu hari Jumat di lokasi tanjakan (TKP) itu ada ban truk meletus dan sopir sempat cari batu untuk ganjal ban di TKP itu," ujarnya.
"Kita menduga koper itu dibuang malam Sabtu karena kalau memang ada di hari Jumat itu pasti si sopir truk itu lihat karena posisi ban truk yang meletus itu di samping TKP pas didekatnya," sambung dia.
Tiba-tiba, dua hari berikutnya, lanjut Lia, sang suami Didi Suswandi (42) diajak tukang ojek pangkalan untuk melihat temuan sebuah koper di pinggir jalan dekat jurang hutan pinus, pada Minggu (10/11/2019) sekitar pukul 13.00 WIB.
Setelah dilihat secara lebih dekat, alangkah terkejutnya mereka melihat kaki manusia keluar dari sela-sela resleting koper yang rusak.