Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penjelasan Fahri Hamzah Soal Alasan Berdirinya Partai Gelora dan Sindiran untuk PKS

Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Fahri Hamzah, menjelaskan alasan dibentuknya partai tersebut.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Penjelasan Fahri Hamzah Soal Alasan Berdirinya Partai Gelora dan Sindiran untuk PKS
TRIBUN/ILHAM RIAN PRATAMA
Para inisiator Partai Gelora Indonesia dari kiri ke kanan Mahfudz Siddiq, Fahri Hamzah, dan Anis Matta saat menghadiri perkenalan partai baru tersebut di Jakarta, Minggu (10/11/2019). Partai Gelora Indonesia yang akan diketuai oleh Anis Matta tersebut menargetkan deklarasi resmi Partai Gelora Indonesia akan berlangsung pada awal Bulan Januari 2020, usai merampungkan dokumen pendaftaran kepengurusan partai di Kementerian Hukum dan HAM. TRIBUNNEWS/ILHAM RIAN PRATAMA 

Mantan Wakil Ketua DPR tersebut mengatakan dirinya menghadapi permasalahan tersebut hingga akhirnya dirinya dipecat dari PKS tanpa adanya satu alasan yang jelas.

"Sampai saya kemudian menghadapinya, direkayasa dalam satu pemecatan yang tidak ada dasarnya," tutur Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah menyamakan PKS seperti sebuah mesin, di mana tidak terjadi dialog antara kader dan elite partai.

"Tapi begitulah partai seperti mesin, tidak ada dialog," jelas Fahri Hamzah.

Masalah pemecatan, Fahri Hamzah mengatakan dirinya bukanlah satu-satunya orang yang mengalaminya.

Ia mengatakan banyak teman-temannya di PKS yang mengalami hal yang sama.

"Sebenarnya yang mengalami seperti itu banyak sekali, termasuk penyingkiran Anis dan banyak sekali kawan-kawan," kata Fahri Hamzah.

BERITA TERKAIT

Fahri Hamzah kembali menekankan soal PKS susah diajak berdialog.

"Susah diajak dialog," kata Fahri Hamzah.

 Bentuk Partai Gelora Bersama Fahri Hamzah, Anis Matta Singgung Konflik di Internal PKS

Ketika sudah ada indikasi akan terjadi dialog, Fahri Hamzah menjelaskan selalu ada perasaan tentang partai selalu benar dan kader harus ikut apa kata partai.

"Kalau sudah terdorong mengajak dialog, selalu ada perasaan bahwa partai itu superior, kader itu tidak ada apa-apanya," lanjut Fahri Hamzah.

Tidak adanya komunikasi antara partai dan kadernya, menurut Fahri Hamzah hal tersebut sudah melenceng dari inti bernegara dan berdemokrasi.

Karena dalam demokrasi setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya.

"Kader harus ikut. Yang seperti itu (tidak ada komunikasi antara partai dan kader) keluar dari tradisi bernegara dan tradisi berdemokrasi," jelas Fahri Hamzah.

Video selengkapnya dapat dilihat mulai menit 0.50

(TribunWow.com/Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas