Pasca Gempa 7.1 SR Guncang Sulut dan Malut, hingga Pagi Ini Gempa Susulan Tercatat 75 Kali
Gempa berkekuatan magnitude 7.1 SR mengguncang Sulawesi Utara dan Maluku Utara Kamis (14/11/2019) pukul 23:17:41 WIB.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNNEWS.COM - Gempa berkekuatan magnitude 7.1 SR mengguncang Sulawesi Utara (Sulut) dan Maluku Utara Kamis (14/11/2019), pukul 23:17:41 WIB.
Pasca gempa, BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami berstatus waspada yang kemudian resmi diakhiri pada pukul 01.45 WIB.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menuturkan hingga Jumat (15/11/2019) pagi, gempa susulan masih terjadi, tercatat sudah 75 kali.
"Gempa susulan masih terjadi ya sampai pagi ini, sudah tercatat sebanyak 75 kali," terang Rahmat Triyono dalam tayangan Sapa Indonesia Pagi Kompas Tv, Jumat (15/11/2019).
"Dari 75 kali gempa susulan yang terjadi 6 kali dirasakan dan ada 11 kali yang magnitude-nya di atas 5 SR," terang Rahmat Triyono.
Sementara itu, Kasi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun, Edward Menko menuturkan jika pihaknya belum memperoleh informasi kerusakan infrastruktur signifikan dari gempa yang terjadi di Sulawesi utara.
Edward menjelaskan jika gempa dirasakan cukup kuat oleh masyarakat di Sulawesi Utara.
"Berdasarkan komunikasi dengan pihak terkait dan juga laporan dari masyarakat memang gempa dirasakan cukup kuat sehingga banyak masyarakat yang terbangun dan bahkan ada sebagian yang panik, berlarian keluar ruangan," tutur Edward dalam tayangan yang diunggah YouTube Kompas Tv, Jumat (15/11/2019).
Edward menjelaskan, dari gempa yang terjadi di Maluku Utara yang terasa hingga Sulawesi Utara status peringatan dini tsunaminya adalah waspada.
"Informasi dari BMKG bahwa status ancaman peringatan dini tsunami yang dikeluarkan akibat gempa yang terakhir tadi adalah status waspada," jelas Edward.
Artinya jika terjadi tsunami perkiraan ketinggian maksimum hanya setengah meter atau 50 sentimeter.
Sehingga masyarakat tidak perlu melakukan evakuasi, arahannya adalah untuk tidak mendekati bibir pantai atau muara sungai.
"Perkiraan ketinggian maksimum jika terjadi tsunami adalah setengah meter jadi masyarakat tidak perlu melakukan evakuasi, arahannya adalah menjauh dari bibir pantai atau dari muara sungai," tutur Edward.
Edward menambahkan, meski ketinggian maksimum jika terjadi tsunami hanya setengah meter, namun hantaman gelombang cukup tinggi.