Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahok Akan Pimpin BUMN, Piter Abdullah Tak Bisa Nilai Apakah Akan Gagal atau Jadi Solusi bagi BUMN

Peter Abdullah tidak menilai Ahok akan gagal atau menjadi jaminan ketika memimpin perusahaan BUMN nanti.

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Ahok Akan Pimpin BUMN, Piter Abdullah Tak Bisa Nilai Apakah Akan Gagal atau Jadi Solusi bagi BUMN
Kolase Tribunnews
Piter Abdullah menilai ahok tidak gagal juga belum tentu berhasil memimpin perusahaan BUMN. 

TRIBUNNEWS.COM - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan menjadi pimpinan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan diumumkan pada awal Desember mendatang.

Ahok dikabarkan akan menjadi komisaris atau direksi di Pertamina, Perusahaan Listrik Negara (PLN), atau Krakatau Steel.

Sehingga timbul pertanyaan apakah tepat Kementerian BUMN memilih Ahok sebagai pemimpin perusahaan BUMN di sektor energi.

Selain itu, juga timbul pertanyaan terkait Ahok akan menjawab permasalahan atau menambah masalah setelah bergabung BUMN.

Direktur Riset Center of Reform on Economics, Piter Abdullah mengatakan, tidak bisa menilai Ahok akan gagal ketika memimpin perusahaan BUMN nanti, atau akan menjadi penyebab masalah dalam BUMN.

Peter Abdullah menilai ahok tidak gagal juga belum tentu berhasil memimpin perusahaan BUMN.
Piter Abdullah menilai ahok tidak gagal juga belum tentu berhasil memimpin perusahaan BUMN. (Kolase Tribunnews)

Namun, dirinya juga tidak bisa mengatakan Ahok akan menjadi solusi dalam setiap persoalan yang dihadapi oleh perusahaan BUMN.

"Saya tidak mengatakan bahwa Pak Ahok pasti gagal tidak, dia akan menjadi masalah juga tidak, tapi tidak juga dia menjadi jaminan solusi, ini yang harus kita tempatkan dulu ya," ungkapnya, di Studio Kompas TV, Minggu (17/11/2019), melihat tayangan YouTube KOMPASTV.

Berita Rekomendasi

Peter mengatakan, Pertamina sebagai bagian dari BUMN bukan termasuk perusahaan yang bermasalah.

Menurutnya, Pertamina adalah perusahaan yang mempunyai tantangan yang besar.

"Pertamina tidak bermasalah, hanya saja tantangannya besar. Pertamina tidak bermasalah karena untungnya gede (besar)," ungkapnya.

Soal PLN, Piter menilai termasuk perusahaan yang bermasalah namun bukan dari struktur dalamnya.

Menurutnya, karena PLN mempunyai beban subsidi yang ditanggung sangat besar.

"PLN bermasalah itupun bukan karena struktur di dalam, tetapi beban subsidi yang ditanggung oleh PLN memang sangat besar," katanya.

Ia mengatakan, dalam PLN ada masalah keseimbangan yang dari penerimaan tarif listrik yang dibatasi dan pelayanan yang harus dilakukan besar.

"Karena ada persoalan yang balancing aja kalau di PLN, karena memang penerimaan tarif dasar listrik dibatasi, dan pelayanan yang dibebankan kepada PLN besar," ujar Piter.

Sementara itu, untuk Krakatau Steel, dirinya menilai ada permasalahan struktural.

Menurutnya ini hanya persoalan strategi, khususnya untuk industri logan seperti Krakatau Steel.

"Krakatau Steel memang lebih struktural, tapi persoalan ini tidak bisa kita artikan karena kita tidak cukup serius selama ini membangun Krakatau Steel. Ini persoalan strategi besar dari industri kita seperti apa, khususnya industri logam," jelasnya.

Dirinya menilai ketiga perusahaan BUMN tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda dibanding badan usaha swasta.

"Sebenarnya kita tidak bisa menjawab dari satu sosok ya, Pertamina, PLN, Krakatau Steel itu mempunyai karakteristiknya sebagai BUMN, dan perlu dipahami badan usaha BUMN itu berbeda dari swasta, banyak bedanya," lanjut Piter.

Ia mengatakan, Ahok yang dianggap berhasil sebagai Gubernur DKI Jakarta dulu, belum tentu bisa menjadi solusi terhadap semua tantangan yang ada di perusahaan BUMN.

"Tidak serta merta orang yang berhasil seperti Pak Ahok akan ditempatkan dan kemudian menjadi solusi terhadap semua tantangan," ujarnya.

Menurutnya ada hal khusus yang perlu dipahami dalam mengelola perusahaan BUMN.

"Ada spesifikasi dan pengususan dalam pengelolaan BUMN, ini yang harus dipahami," ungkap Piter.

Sebelumnya, Mantan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif merasa setuju jika Ahok memimpin perusahaan BUMN.

Hal itu ia sampaikan setelah menghadiri silaturahmi akademisi Yogyakarta bersama Menko Polhukam, Mahfud MD, di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Jumat (15/11/2019).

Buya Syafii Maarif menilai Ahok cocok menduduki posisi pimpinan BUMN.

"Kan belum pasti, saya rasa oke, kenapa tidak?" ungkapnya, melihat tayangan YouTube KOMPASTV, Minggu (17/11/2019).

Dirinya yakin Ahok bisa memimpin perusahaan BUMN, karena sebelumnya Ahok pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan menurutnya Ahok berhasil saat itu.

"Ia pernah menjadi Gubernur, dan berhasil," ujar Buya.

Mantan Ketua PP Muhammadiyah ini kembali menilai bahwa Ahok bisa menjadi pimpinan perusahaan BUMN.

"Saya rasa dia bisa memimpin, jadi Gubernur bisa, apalagi BUMN ya," ungkapnya.

Buya menilai Ahok adalah sosok yang pekerja keras dan tingkah lakunya juga baik.

"Dia pekerja keras, dan lurus orangnya," tambah Buya.

 (Tribunnews.com/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas