Kapolda: Penyiram Air Keras di Kawasan Jakbar Incar Perempuan Menjadi Korbannya
Pelaku teror penyiraman air keras di kawasan Jakarta Barat, ternyata tidak pernah menghitung dosis soda api yang digunakannya ketika beraksi.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku teror penyiraman air keras di kawasan Jakarta Barat, ternyata tidak pernah menghitung dosis soda api yang digunakannya ketika beraksi.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono mengatakan, selama ini pelaku membeli soda api di sebuah toko di daerah Meruya Selatan.
Baca: Nyaris Tak Ada yang Bela Sukmawati, Putri Proklamator Soekarno, Tante Puan Maharani, Ini Respon PBNU
Menurut keterangannya, soda api yang dibeli VY, selain digunakan untuk keperluan pekerjaan sebagai tukang servis AC, cairan kimia tersebut juga digunakan untuk melancarkan aksinya.
"Setelah membeli, soda api tersebut kemudian dicampur dengan air di dalam botol Aqua, dia masukkan dan dia tidak pernah menghitung berapa besar dosisnya itu," ujar Gatot Eddy di Ditreskrimum PMJ Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2019).
Gatot Eddy mengungkapkan pelaku memilih korbannya secara acak, namun yang menjadi prioritas VY ialah korban perempuan.
Selain itu, Kapolda Gatot Eddy juga membahas soal jauh dekatnya jarak VY kepada korban ketika melancarkan aksinya.
Menurutnya, jika dosis soda api yang dicampurkan ke dalam botol Aqua tersebut besar akan sangat berdampak pada korban jika aksi VY dilakukan dari jarak yang dekat.
"Jauh dekatnya jarak ketika pelaku melempar (air keras), mungkin kalau kadar soda apinya cukup keras, dengan jarak yang dekat pastinya lebih parah dampak yang diterima korban, luka dan lain sebagainya.