Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua PP Muhammadiyah Bachtiar Effendy Meninggal dengan Tinggalkan Sejumlah Karya

Ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir menyebut, beberapa karya Prof BahtiarEffendy merupakan karya yang besar dan serius.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Ketua PP Muhammadiyah Bachtiar Effendy Meninggal dengan Tinggalkan Sejumlah Karya
Jurnal Islam
Ketua PP Muhammadiyah Bachtiar Effendy Meninggal dengan Tinggalkan Sejumlah Karya 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bidang Hubungan Luar Negeri Bahtiar Effendy meninggal dunia dengan meninggalkan beberapa karya buku.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir menyebut, beberapa karya Prof Bahtiar Effendy merupakan karya yang besar dan serius. 

Haedar menyebut karya dari Ketua PP Muhammadiyah periode 2015-2020 itu memiliki analisis tajam serta fokus.

Satu diantara karya Bahtiar Effendy yang cukup besar yakni tentang buku terjemahan disertasi tentang Islam dan negara serta pengantarnya untuk sebuah buku Olivier Roy tentang Kegagalan Politik Islam.

“Buku terjemahan disertasinya tentang Islam dan Negara maupun Pengantarnya untuk buku Olivier Roy tentang Kegagalan Politik Islam sangat mendalam dan faktual," ungkap Haedar, seperti dilansir laman resmi Muhammadiyah, Kamis (21/11/2019).

Selain itu, setidaknya ada lima karya besar Bahtiar tentang Islam dan Politik, diantaranya yang terbit pada 1988 yakni The Nine Stars and Politics: A Study of The Nahdlatul Ulama’s Acceptance of Asas Tunggal and its Withdrawal from Politics.

Selain itu, ada pula buku yang terbit pada 1994 berjudul Islam and the State: Transformation of Islam Political Ideas and Practices in Indonesia (1994).

Berita Rekomendasi

Kemudian buku berjudul 'Repolitisasi Islam', Benarkah Islam Kembali Berpolitik (2000), 'Teologi Baru Politik Islam' (2001).

Serta buku yang ditulis bersama dengan Fachry Ali yang sering menjadi rujukan bagi para peminat studi Islam, 'Merambah Jalan Baru Islam' (1986).

Sosok Bahtiar Effendy dimata Haedar Nashir menurutnya sangat bijak, hal itu terlihat ketika memberi masukan-masukan tentang bagaimana menghadapi situasi politik saat ini.

Demikian pula ketika memberi masukan-masukan tentang bagaimana Muhammadiyah menghadapi situasi politik kekinian, tajam dan bijak," ujar Haedar.

Lebih lenajut, Haedar Nashir berpesan kepada generasi muda Muhammadiyah untuk mencontoh almarhum Prof Bachtiar yang merupakan ilmuwan berwawasan luas.

Ia pun menyampaikan kehilangan yang mendalam mengenai sosok Ketua PP Muhammadiyah bidang Hubungan Luar Negeri tersebut.

"Muhammadiyah berduka yang mendalam. Selamat jalan, semoga ridha dan karunia Allah SWT menyertai kepergian almarhum," pungkas Haedar.

Sebelumnya kabar duka meninggalnya Prof Bachtiar Effendy pada Kamis (21/11/2019) pukul 00.00 WIB dan disampaikan pihak Muhammadiyah melalui akun resmi Twitter @Muhammadiyah.

"Innalillahi wainnailaihi rajiun.

Muhammadiyah telah kehilangan salah satu kader terbaiknya.

Mohon doa terbaik untuk almarhum Prof. Dr. Bahtiar Effendy, semoga Allah Subhanahuwata'ala melimpahkan rahmat, maghfirah dan jannahNya. Aamiin

#Muhammadiyah #BahtiarEffendy" tulis akun twitter Muhammadiyah.

Dikutip dari Tribunnewsmaker, Bachtiar Effendy meninggal dunia lantaran sakit yang dideritanya.

Hal itu idungkapkan Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas.

Namun demikian, meski sakit selama ini Bachtiar Effendy tetap bisa beraktivitas seperti biasa.

Meski mengungkapkan penyebab meninggalnya Bahtiar yakni karena sakit, namun Anwar tidak menjelaskan secara rinci penyakit apa yang diderita mendiang.

"Beliau (meninggal karena) sakit, sudah lama (sakitnya). Tapi masih bisa beraktivitas (selama ini)," ujar Anwar, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (21/11/2019).

Profil Bachtiar Effendy

Dikutip laman resmi Muhammadiyah, Bachtiar Effendy dikenal sebagai sosok santri yang intelekstual.

Ia menempuh sekolah dasar di daerah Ambawara, Jawa Tengah.

Ia lalu melanjutkan pendidikan menengah di Pondok Pesantren Pabelan, Magelang dan menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakata tahun 1986.

Bahtiar Effendy merupakan lulusan Sarjana Ilmu Perbandingan Agama dari IAIN (sekarang UIN) Jakarta.

Tak sampai disitu, Bahtiar Effendy menyabet gelar S2 di Universitas Ohio at Columbus dan Universita Ohio at Athens, dan S3 di Universitas Ohio at Columbu, Amerika Serikat.

Berikut sekilas karier Bahtiar Effendy dirangkum Tribunnews.com:

1.Dosen Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Jakarta, 1995-sekarang

2. Dosen Pascasarjana, Universitas Indonesia, 1995-sekarang

3. Dosen Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 1996-sekarang

4. Deputy Director of the Institute for the Study and Advancement of Business Ethic, 1996-sekarang

5. Ketua, Dewan Akademi Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Jakarta, 1999-sekarang

6. Ketua Program Studi Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2001-2004

7. Guru Besar Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006

8. Dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak 2009

9. Senior Fellow, S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura, Maret 2007 - Februari 2008Fellow, Victoria University of Wellington, Selandia Baru, 2008Pengamat Politik dan Religi

10. Anggota, American Political Sciene Association (APSA)

11. Anggota, World Conference on Religion and Peace (WCRP)

12. Anggota, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)

13. Anggota, Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIP)

(Tribunnews.com/Tio) (TribunJakarta/Kurniawati Hasjanah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas