Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy Meninggal Dunia Tepat Sebulan Setelah Kelahiran Cucu Ketiganya
Ketua PP Muhammadiyah, Bahtiar Effendy meninggal dunia tepat sebulan setelah kelahiran cucunya yang ke-3. Ia sempat mengunggah foto cucu perempuannya.
Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Bahtiar Effendy meninggal dunia tepat setelah cucu ketiganya lahir.
Ketua PP Muhammadiyah ini dikenal sebagai sosok intelektual muslim yang mumpuni dan berintegritas keilmuan yang tinggi.
Bahtiar Effendy menghembuskan nafas terakhirnya di ruang ICU RSIJ Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (21/11/2019).
Ia dikabarkan meninggal dunia sekitar pukul 00.00 WIB setelah sakit lama.
Meninggalnya Bahtiar Effendy ini bertepatan sebulan setelah dirinya mengunggah kabar bahagia cucu ketiganya yang lahir pada Senin (21/10/2019) di RS Pondok Indah, Jakarta.
Kelahiran cucunya tersebut sempat ia unggah di Instagram pribadinya @bahtiar.effendy pada Rabu (23/10/2019) setelah kelahiran sang bayi.
Tepat sebulan Almarhum Bahtiar Effendy mengungkapkan rasa bahagia karena kelahiran cucu ketiganya.
"Cucu saya yang ketiga senin tengah malam kemarin (21/10/2019) lahir di RS Pondok Indah.
Katanya beratnya sekitar 3.8.
What an extra bundle of joy," ungkapnya pada caption Instagram.
Dirinya juga mengunggah video sang cucu yang bernama Alya.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2015-2020 ini dikenal sebagai seorang santri intelektual.
Kabar meninggalnya Bahtiar Effendy ini disampaikan secara langsung oleh akun Twitter resmi PP Muhammadiyah, Kamis dini hari (21/11/2019).
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir melansir dari situs resmi Muhammadiyah mengatakan almarhum merupakan ahli ilmu politik Islam yang analisisnya tajam dan fokus.
Buku terjemahan disertasinya tentang Islam dan Negara maupun Pengantarnya untuk buku Olivier Roy tentang Kegagalan Politik Islam sangat mendalam dan faktual.
"Demikian pula ketika memberi masukan-masukan tentang bagaimana Muhammadiyah menghadapi situasi politik kekinian, tajam dan bijak," ujar Haedar Nashir.
Haedar Nashir mengungkapkan sangat kehilangan sosok almarhum Bahtiar Effendy.
"Ketika jam 00.15 kami menerima kabar duka, sungguh merasa kehilangan, Allah SWT telah memanggilnya ke haribaan-Nya. Kita do'akan almarhum Prof Bahtiar husnul khatimah, diampuni kesalahannya dan diterima amal ibadah shalehnya," imbuh Haedar Nashir.
Ia juga berpesan pada Pemuda Muhammadiyah agar mencontoh Ketua PP Muhammadiyah bidang Hubungan Luar Negeri sosok ilmuwan yang berwawasan luas tersebut.
"Muhammadiyah berduka yang mendalam. Selamat jalan, semoga ridha dan karunia Allah SWT menyertai kepergian almarhum," pungkas Haedar.
Haedar juga mengungkapkan duka cita di akun Twitternya.
"Muhammadiyah kehilangan sosok intelektual muslim yang mumpuni dan berintegritas keilmuan yang tinggi, Prof Dr H Bahtiar Effendy," cuitan Haedar Nashir.
"Beliau ahli ilmu politik Islam yang analisisnya tajam dan terfokus. Buku terjemahan disertasinya tentang Islam dan Negara maupun Pengantarnya untuk buku Olivier Roy tentang Kegagalan Politik Islam sangat mendalam dan faktual," lanjutnya dalam tautan twitternya tersebut.
Jenazah setelah disalatkan di Masjid Al Fauzien Kompleks Gema Pesona Depok, Jawa Barat, kini dikebumikan di pemakaman samping kompleks almarhum tinggal, di kawasan Depok, Jawa Barat.
Riwayat pendidikan Bahtiar Effendy:
1. SDN I Panjang Ambarawa
2. SMP Pondok Pesantren Pabelan Muntilan
3. SLTA Pondok Pesantren Pabelan Muntilan
4. DIII IAIN Jakarta
5. S1 IAIN Jakarta
6. S2 Univ. Ohio at Columbus
7. S2 Univ. Ohio at Athens
8. S3 Univ. Ohio at Columbus
Riwayat karier Bahtiar Effendy:
1.Dosen Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Jakarta, 1995-sekarang
2. Dosen Pascasarjana, Universitas Indonesia, 1995-sekarang
3. Dosen Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 1996-sekarang
4. Deputy Director of the Institute for the Study and Advancement of Business Ethic, 1996-sekarang
5. Ketua, Dewan Akademi Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Jakarta, 1999-sekarang
6. Ketua Program Studi Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2001-2004
7. Guru Besar Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006
8. Dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak 2009
9. Senior Fellow, S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura, Maret 2007 - Februari 2008Fellow, Victoria University of Wellington, Selandia Baru, 2008Pengamat Politik dan Religi
10. Anggota, American Political Sciene Association (APSA)
11. Anggota, World Conference on Religion and Peace (WCRP)
12. Anggota, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
13. Anggota, Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIP) (*)
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)