Siti Nur Azizah: Politik Saya Seperti Makan Kacang Sangrai
"Sebagian isi kacang sudah mulai kami kunyah. Masalah-masalah yang ditemukan sudah mulai kami rumuskan. Program demi program mulai dimatangkan
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Putri Wakil Presiden Kiai Maruf Amin, Siti Nur Azizah mempromosikan salah satu penganan lokal khas Tangerang Selatan (Tangsel) kacang sangrai. Saat menyambangi kantor redaksi tribunnews.com, Jumat (22/11/2019), Nur Azizah mengungkap, promosi yang dilakukan adalah salah satu dari rencana aksinya sebagai bakal calon Wali Kota Tangsel.
"Kedatangan saya dan rombongan ke sini adalah untuk bersilaturahmi, saling sapa untuk menyukseskan rencana pesta demokrasi di Tangsel," katantya.
Baca: Senyuman Kiai Maruf Amin untuk Putrinya Nur Azizah
"Selain itu saya juga membawa buah tangan berupa kacang sangrai, salah satu makanan khas dari Tangsel. Camilan ini merupakan olahan warga, UMKM di Kranggan, Setu,Tangsel," terang Siti Nur Azizah.
Promosi kacang sangrai Tangsel ini Azizah mengaku sebagai salah satu bagian dari rencana aksi bakal calon Wali Kota Tangsel. "Promosi Kacang Sangrai ini bagian dari program Permata Tangsel, yakni KiTa (Kios Permata). Yang fokus untuk mendorong ekonomi kerakyatan dengan mengangkat produk lokal agar perekonomian masyarakat tumbuh, " jelasnya.
Azizah juga mengatakan, Pilkada Tangsel harus meriah layaknya makan kacang sangrai. "Hendaklah kita pandai-pandai mengupas kulitnya, mendapatkan isinya. Janganlah kita memakan kulitnya, karena kita akan menemukan kesulitan setelahnya. Kita harus bekerja menemukan isinya, lalu mengunyahnya. Di situlah faedah akan kita temukan," katanya diplomatis.
Baca: Kemenko PMK Sasar Pembangunan untuk Penyandang Disabilitas Hingga Penghayat Kepercayaan
Soal langkahnya yang telah mendaftar di beberapa parpol, Azizah juga mengibaratkan dengan kacang yang sedang disangrai agar semakin matang. Dimana, komunikasi politik dengan bakal parpol pengusung terus dilakukan dan mendapat berbagai respon yang dinamis.
"Saya juga sudah mulai mencoba melakukan kupasan-kupasan kulit kacang untuk menemukan isi dengan mendatangi mereka yang terpinggir dari pembangunan di Tangsel selama ini. Kampung demi kampung, kelompok sosial demi kelompok saya serap aspirasinya," lanjutnya.
Masih seperti mengkonsumsi kacang sangrai, berbagai problematika di Tangsel menurutnya sudah mulai dikunyahnya setelah ia mendengar dan melihat langsung dari hasil blusukannya ke beberapa lokasi.
"Sebagian isi kacang sudah mulai kami kunyah. Masalah-masalah yang ditemukan sudah mulai kami rumuskan. Program demi program mulai dimatangkan dan dijalankan," ujarnya.
"Diantaranya adalah mengangkat produk lokal kacang sangrai, yang selama ini ditinggalkan," imbuhnya.
Baca: Bocah 10 Tahun yang Tewas Terbakar Saat Dipasung Kini Dikuburkan di Samping Makam Ibunya
Segalanya, lanjut Nur Azizah hanya tinggal menunggu momentum. Seperti menguyah kacang sangrai, hanya tinggal meningkatkan intesitas kunyahan, hingga akhirnya bisa menikmatinya secara aman.
Baca: Dipasung Sang Ayah, Bocah 10 Tahun di Tangerang Selatan Tewas Terbakar di Rumahnya
"Dari situ saya berharap bisa menemukan substansi dari politik berupa keberpihakan pada mereka yang ditinggalkan. Sehingga, bagi politik saya seperti makan kacang sangrai," katanya semringah.