Staf Khusus Presiden Jokowi Diumumkan, 4 di Antaranya dari Parpol Koalisi Jokowi
Jokowi mengumumkan staf khusus presiden di Istana, Kamis kemarin. Ternyata, empat di antaranya berasal dari partai koalisi Jokowi.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Miftah
Jokowi mengumumkan staf khusus presiden di Istana, Kamis kemarin. Ternyata, empat di antaranya berasal dari partai koalisi Jokowi.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan 13 Staf Khusus Presiden di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Dari ke-13 staf khusus tersebut, hanya tujuh sosok yang diperkenalkan secara langsung oleh Jokowi kepada awak media.
Pasalnya, ketujuh Staf Khusus Presiden merupakan wajah baru dan berasal dari generasi milenial.
Mereka adalah Putri Indahsari Tanjung, Adamas Belva Syah Devara, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, Aminuddin Ma'ruf, dan Andri Taufan Garuda Putra.
Uniknya, dari 13 Staf Khusus Presiden, Jokowi masih memilih untuk memberikan 'jatah' pada partai koalisinya saat Pilpres 2019.
Baca: Putri Tanjung Staf Khusus Presiden Kalangan Milenial, Punya Followers Instagram Paling Banyak
Baca: Jadi Staf Khusus Presiden di Usia 23 tahun, Ini Deretan Kiprah Putri Tanjung Anak Chairul Tanjung
Setidaknya, ada empat kader partai politik yang duduk sebagai Staf Khusus Presiden.
Siapa saja?
Berikut sosok dan profil Staf Khusus Presiden yang berasal dari parpol, sebagaimana dirangkum Tribunnews.com:
1. Diaz Hendropriyono
Saat ini, Diaz Hendropriyono menjabat sebagai Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Ini adalah kali kedua putra ketiga mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono itu menjadi staf khusus Presiden.
Sebelumnya, Diaz telah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden bidang sosial sejak 2016.
Padahal, sebelumnya, pria kelahiran Jakarta, 25 September 1978 telah disiapkan PKPI sebagai calon menteri.
Dikutip dari Kompas.com, keseluruhan partai pun sepakat, Diaz yang akan dipersiapkan andai PKPI ditawari Jokowi mengisi kabinet jilid II.
"Kebulatan tekad kami di PKPI, beliaulah (Diaz) yang akan didorong bilamana diberikan kesempatan untuk membantu Presiden."
"Beliau yang paling tepat di posisi itu," kata Sekjen PKPI, Verry Surya Hendrawan.
Kenyataannya, Jokowi memilih tetap mempertahankan Diaz sebagai staf khususnya.
2. Angkie Yudistia
Tak cuma satu kader, Jokowi memberikan satu kursi lagi pada PKPI untuk jabatan Staf Khusus Presiden lewat Angkie Yudistia.
Ya, Angkie Yudistia adalah Wakil Ketua Bidang Penggalangan di PKPI.
Sekjen PKPI, Verry Surya Hendrawan menyebut, terpilihnya dua kader PKPI sebagai Staf Khusus Presiden merupakan kehormatan dan bentuk kepercayaan langsung dari Jokowi.
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, Angkie dikenal sebagai penyandang disabilitas berpengaruh di Indonesia.
Sejak usia 10 tahun, Angkie kehilangan pendengarannya.
Pada 2008, Angkie didapuk menjadi salah satu finalis Abang None Jakarta dan didapuk sebagai "The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008."
Setelah itu, wanita yang kini berusia 32 tahun itu mendirikan Thisable Enterprise bersama rekan-rekannya untuk membantu memberdayakan mereka yang memiliki keterbatasan.
Ia kemudian bekerja sama dengan Gojek Indonesia untuk mempekerjakan orang-orang dengan disabilitas di Go-Auto dan Go-Glam.
Selain itu, para penyandang disabilitas didukung untuk mengembangkan ide kreatif untuk membuat suatu produk, satu di antaranya yang sudah ada saat ini adalah membuat produk kecantikan.
Baca: Profil dan Prestasi Empat Laki-laki Staff Khusus Presiden Jokowi, Ada yang Miliki 8 Gelar Kehormatan
Baca: 5 Fakta Putri Tanjung, Dara 23 Tahun yang Jadi Staf Khusus Presiden: Termuda di Antara yang Lain
3. Dini Shanti Purwono
Selain PKPI, Jokowi juga memberikan jatah kursi Staf Khusus Presiden pada kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Tak lain Dini Shanti Purwono, praktisi hukum ternama yang menjadi caleg PSI.
Dengan dipilihnya Dini, setidaknya ada dua kader PSI yang duduk sebagai 'pembantu' Jokowi.
Satunya adalah Surya Tjandra, Waki Menteri Agraria membantu Menteri Sofyan Djalil.
Wanita berusia 45 tahun itu memulai karier di bidang politik dengan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari PSI untuk Dapil Jawa Tengah I meliputi Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal, dan Salatiga.
Perempuan kelahiran Jakarta tahun 1974 ini juga terpilih sebagai juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin saat Pilpres 2019 kemarin.
Bahkan saat sidang sengketa Pilpres 2019 di MK, Dini dipercaya menjadi satu di antara pengacara yang membela Jokowi-Ma'ruf.
Sebelum ditunjuk sebagai staf khusus Jokowi, Dini juga pernah menjadi staf ahli Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) selama 2012-2014.
Tidak hanya itu, ia juga pernah menjadi staf ahli mantan Menteri Keuangan Chatib Basri.
4. Arif Budimanta
Nama kader partai koalisi yang dipilih Jokowi untuk mengisi jabatan Staf Khusus Presiden adalah Arif Budimanta.
Ia dikenal sebagai politisi PDI Perjuangan dan anggota DPR periode 2009-2014.
Dikutip dari Kompas.com, pria kelahiran Medan, 15 Maret 1968 ini pernah menjadi Ketua DPP PDIP periode 2005-2010.
Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Fraksi PDIP di MPR RI 2009-2013.
Kemudian, Arif juga aktif sebagai Direktur Eksekutif the Megawati Institute, Dewan Penasehat PP Ikatan Anggar Seluruh Indonesia, dan Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Arif Budimanta memiliki latar belakang pendidikan yaitu, lulusan sarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1990.
Kemudian, dia melanjutkan pendidikan magister di Universitas Indonesia.
Berikut daftar 13 Staf Khusus Presiden Jokowi:
1. Putri Indahsari Tanjung - CEO dan Founder Creativepreneur
2. Adamas Belva Syah Devara - Pendiri Ruang Guru
3. Ayu Kartika Dewi - Perumus Gerakan Sabang Merauke
4. Angkie Yudistia - Pendiri Thisable Enterprise, kader PKPI, difabel tuna rungu
5. Gracia Billy Yosaphat Membrasar - CEO Kitong Bisa, peraih beasiswa kuliah di Oxford
6. Aminuddin Ma'ruf - Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII
7. Andri Taufan Garuda Putra - Pendiri Lembaga Keuangan Amartha
8. Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana - Akademisi
9. Sukardi Rinakit - Pengamat Politik
10. Arif Budimanta - Politisi PDI-P, ekonom Megawati Institute
11. Diaz Hendropriyono - Ketua Umum PKPI
12. Dini Shanti Purwono -Kader PSI, ahli hukum lulusan Harvard
13. Fadjroel Rachman - mantan aktivis, Komisaris Utama PT Adhi karya
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com/Devina Halim/Haryanti Puspa Sari/Dani Prabowo)