Staf Khusus Presiden Tidak akan Kerja Full Time, Jokowi: Soal Masukan, Tiap Jam Tiap Menit Pasti Ada
Jokowi bersama Staf Khusus Presiden tidak harus setiap hari bertemu, cukup satu atau dua minggu sekali saja.
Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Jokowi mengatakan, Staf Khusus Presiden tidak akan bekerja secara full time di Istana Kepresidenan.
Diketahui, Jokowi baru memperkenalkan staf khususnya pada Kamis, (21/11/2019) lalu.
Dalam konferensi pers yang digelar di Istana Merdeka, Jakarta, Jokowi mengatakan, dirinya akan bertemu dengan para Staf Khusus Presiden minimal seminggu atau dua minggu sekali.
Alasannya karena para staf khusus memiliki pekerjaan dan kegiatan lain sebelumnya.
"Iya tidak full time jadi beliau-beliau ini sudah memiliki kegiatan, memiliki pekerjaan yang bisa nanti mingguan," ujarnya, melihat tayangan YouTube KOMPASTV, Kamis (21/11/2019).
Menurut Jokowi, ia bersama Staf Khusus Presiden tidak harus setiap hari bertemu, cukup satu atau dua minggu sekali saja.
"Tidak harus ketemu, tetapi minimal satu minggu atau dua minggu pasti ketemu. Kan tidak harus harian kita ketemu," lanjutnya.
Ia menambahkan, Jokowi akan selalu meminta masukan dari staf khususnya, bisa dalam setiap jam.
"Tapi soal masukan setiap jam setiap menit itu kan pasti ada," kata dia.
Tujuh milenial yang ditunjuk Jokowi sebagai staf khusus memang kebanyakan adalah para pengusaha muda.
Diketahui, Staf Khusus Presiden milenial itu ada yang masih memimpin perusahaannya masing-masing.
Seperti Adamas Belva Syah Devara yang dikenal masyarakat sebagai CEO dan pendiri dari bimbingan belajar online Ruang Guru, Putri Indahsari Tanjung sebagai CEO dan Founder Creativepreneur, dan Andi Taufan Garuda Putra sebagai CEO dari Amartha.
Selain itu, ada juga yang masih berniat melanjutkan kuliah yaitu, Gracia Billy Mambrasar.
Billy saat ini masih menyelesaikan pendidikan S2 di Oxford University.