Sebelum Setuju Jadi Staf Khusus Presiden, Gracia Billy Yosaphat Membrasar: Saya Butuh Berpikir Dulu
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik 7 staff khusus presiden dari kalangan milenial pada Kamis (21/11/2019).
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik 7 staf khusus presiden dari kalangan milenial pada Kamis (21/11/2019).
Tugas dari staf milenial tersebut adalah memberi masukan-masukan segar kepada presiden terkait dengan kebijakan-kebijakan pemerintah.
Gracia Billy Yosaphat Membrasar adalah satu dari staf khusus presiden yang ditunjuk oleh Jokowi untuk mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang.
Dalam acara Sapa Indonesia Malam yang kemudian diunggah oleh kanal YouTube KompasTV, Sabtu (23/11/2019) Gracia Billy Yosaphat Membrasar mengaku membutuhkan waktu untuk berpikir sebelum menerima tawaran Jokowi untuk menjadi staf khusus presiden.
Gracia Billy menuturkan jika awalnya ia ditelepon oleh Kementerian Sekretariat Negara (Mensesneg) untuk datang ke Istana.
Sesampainya di Istana ia mengaku kaget saat ditawari menjadi staff khusus.
"Dari Mensesneg menelepon 'boleh bertemu kami ada hal penting yang ingin disampaikan' kemudian kami dikumpulkan setelah itu diskusi-diskusi dan langsung dibilang bahwa 'anda ditawarkan untuk menjadi staf khusus', kaget," kata Gracia Billy.
Billy mengaku sempat meminta waktu untuk berpikir sebelum mengiyakan permintaan tersebut, hal tersebut juga dilakukan oleh 6 staf khusus lainnya.
"Jawaban kami semua kompak sama-sama, walaupun kami tidak janjian adalah pikir-pikir dulu Pak," jelas Gracia Billy.
"Pikir-pikir dulu satu minggu, saya butuh berpikir dulu," tambahnya.
Saat disinggung mengapa dirinya berpikir dulu saat ditawari pekerjaan oleh presiden, Billy pun menjelaskan bahwa dirinya masih punya banyak tanggungjawab yang harus dikerjakan.
"Saya punya tanggungjawab besar, saya punya social enterpreneurship movement di Papua, 1.100 anak didik, 158 relawan yang harus saya kelola,"
"Saya banyak membantu beberapa advise dan kontrak-kontrak yang sedang saya kerjakan, misalnya saya sedang membantu penyusunan green investment untuk Papua, saya sedang membantu beberapa pemerintah daerah dalam menyusun pariwisata dan tourism sistemnya," terang Gracia Billy.
Menurut Gracia Billy awalnya pekerjaan tersebut lebih penting daripada tugas sebagai staf khusus Presiden.
Setelah ia meminta advise ke orang tua dan mentor-mentornya, seminggu kemudian Gracia Billy mengiyakan permintaan Presiden Jokowi untuk menjadi staf khususnya.
Anak Penjual Kue Asal Papua jadi Staff Khusus Presiden, Ini Profil Gracia Billy Yosaphat Membrasar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi umumkan kaum milenial yang menjadi Staf Khusus Presiden.
Pengumuman penunjukan staf khusus disampaikan oleh Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Jokowi menunjuk 7 orang milenial untuk menjadi staf khusus presiden yang bertugas untuk mengembangan inovasi-inovasi baru.
Satu di antara 7 orang tersebut adalah pemuda asal Papua, Gracia Billy Yosaphat Membrasar.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa fakta dari Staf Khusus Jokowi, Gracia Billy Mambrasar:
1. Anak penjual kue
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Billy lahir di Kepulauan Yapen, Papua dari keluarga yang kurang mampu.
Ayahnya berprofesi sebagai guru, sedangkan ibunya jualan kue.
Billy kecil sering membantu ibunya untuk berjualan kue.
2. Memiliki otak cemerlang
Sewaktu kecil, rumah Billy belum dialiri listrik.
Meski begitu, ia tetap belajar dengan tekun dengan segala keterbatasan yang ada.
Berkat ketekunan Billy, ia memperoleh beasiswa untuk menempuh pendidikan SMA di Jayapura dari Pemerintah Provinsi Papua.
Billy menjadi satu dari sembilan orang yang mendapat kesempatan untuk memperoleh beasiswa favorit di kota.
Karena kecerdasannya, Billy kembali memperoleh beasiswa afirmasi dari pemerintah.
Ia berkesempatan untuk kuliah di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung.
3. Diundang untuk magang di Pemerintah Amerika Serikat
Billy berkemsempatan untuk berbicara di depan State Departement AS, bertemu dan berjabat tangan dengan Barrack Obama.
4. Pendiri Kitong Bisa
Kitong Bisa adalah yayasan yang memfokuskan diri pada persoalan pendidikan anak-anak Papua.
Kitong Bisa berdiri sejak 2009.
Kitong Bisa mempunyai arti 'kita bisa', dengan kata lain anak-anak Papua bisa meraih pendidikan meski berasal dari keluarga kurang mampu.
Saat ini, Kitong Bisa sudah mengoperasikan sembilan pusat pendidikan di Papua dan Papua Barat.
Dengan jumlah relawan sebanyak 158 yang mengajar sekira 1.100 anak.
Dana dari yayasan tersebut bersumber dari dua anak perusahaan yakni Kitong Bisa Consulting dan Kitong Bisa Enterprise.
Berkat aktivitasnya di yayasan Kitong Bisa, Billy dapat menempuh pendidikan lanjutan dengan beasiswa, yakni di Australian National University dan Oxford University di Inggris.
5. Pengalaman yang luas di bidang sosial
Dikutip dari Linkedin, Billy memiliki pengalaman yang luas dalam mengelola pemenuhan sosial untuk sektor publik dan swasta, sehingga berdampak positif bagi warga negara dan komunitas lokal.
Saat ini, Billy sedang memberi saran kepada (British Petroleum) BP sebuah perusahaan minyak bumi yang bermarkas di London, tentang rencana keberlanjutan sosial dan perlindungan sehubungan dengan Proyek 8 miliar USD di Provinsi Papua Barat, Indonesia.
Dalam pekerjaan tersebut Billy akrab dengan perlindungan berkelanjutan sosial yang diatur oleh Bank Dunia, memastikan perusahaan beroperasi dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial.
Billy juga menjabat sebagai konsultan untuk proyek sektor publik, seperti di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, memberi nasihat tentang pendekatan pembangunan manusia untuk Provinsi Papua dan Papua Barat.
6. Organisasi Perdagangan Berkelanjutan
Billy juga menyusun tim revitalisasi Sekolah Kejuruan untuk Provinsi Papua Barat, dan sedang bekerja menyusun Konsep Investasi Inisiatif Hijau yang Inklusif untuk masyarakat asli Papua, dengan organisasi Perdagangan Berkelanjutan IDH.
Billy bersama-sama mendirikan sebuah organisasi nirlaba yang berevolusi menjadi perusahaan sosial, memberikan bantuan konsultasi bagi kaum muda di Papua dan Papua Barat dalam memulai usaha mereka sendiri untuk membantu orang lain.
7. Memperoleh banyak penghargaan
Karena inisiatifnya untuk membangun Papua dan Papua Barat, Billy telah menerima banyak penghargaan, termasuk pengakuan internasional, dan liputan media yang luas.
8. Diundang ke berbagai negara
Karena pekerjaan ini, Billy banyak diundang untuk melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia.
Undangan tersebut dalam rangka untuk memberikan pelatihan gratis, undangan untuk berbicara, atau menghadiri konferensi dan seminar internasional.
Di waktu luangnya, Billy juga mengadakan kuliah umum di universitas, termasuk memberikan sesi bimbingan untuk Pelajar Indonesia, khususnya pemuda Indonesia bagian timur.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.