Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Ahok Resmi Jadi Komut, Ferdy Hasiman: Kalau Argumen Hanya BTP Tidak Punya Pengalaman, Rapuh

Ferdy Hasiman mengatakan pendapat para tokoh yang tidak setuju dengan penunjukan Ahok menjadi petinggi BUMN kurang kuat.

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Soal Ahok Resmi Jadi Komut, Ferdy Hasiman: Kalau Argumen Hanya BTP Tidak Punya Pengalaman, Rapuh
Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV
Ferdy Hasiman berpendapat jika Ahok menjadi petinggi BUMN, menjadi Direktur Pertamina merupakan posisi yang sesuai. 

TRIBUNNEWS.COM - Peneliti Alpa Research Database, Ferdy Hasiman mengatakan pendapat sejumlah tokoh yang tidak menyetujui Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina kurang kuat apabila hanya berbicara mengenai pengalaman.

Hal tersebut disampaikan Ferdy Hasiman dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Senin (25/11/2019).

Ferdy Hasiman menjelaskan pengalaman yang dimiliki seseorang dalam mengisi posisi direktur maupun komisaris tidak menjamin pencapaian Pertamina.

Sekalipun sosok yang akan memimpin Pertamina merupakan mantan orang dalam.

Ferdy Hasiman Argumen Mereka Rapuh
Ferdy Hasiman mengatakan argumentasi yang diberikan oleh para tokoh yang tidak setuju Ahok menjadi pimpinan Pertamina kurang kuat.

Ferdy Hasiman juga mengatakan banyak bukti yang dapat ditunjukkan mengenai masalah tersebut.

"Kalau argumentasinya adalah Pak Ahok itu tidak bisa jadi komut atau direktur Pertamina karena tidak mempunyai pengalaman di korporasi dan dia bukan mantan orang internal Pertamina.

Jadi menurut saya argumen ini sangat rapuh," terang Ferdy Hasiman.

Berita Rekomendasi

"Kenapa rapuh? Karena tidak ada jaminannya direktur atau komisaris yang latar belakang korporasi atau berlatar belakang dari internal Pertamina bisa sukses mengelola bisnis di Pertamina."

"Banyak bukti sebenarnya yang bisa ditunjukkan," lanjut Ferdy Hasiman.

Ferdy Hasiman menyebutkan beberapa nama direktur Pertamina pada masa pemerintahan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pertamina pernah dipimpin oleh Ari Hernanto Soemarno yang berasal dari pihak internal, sejak tahun 2006 hingga 2009.

Kemudian diganti dengan Karen Agustiawan yang akhirnya tersandung kasus korupsi yang merugikan kepentingan negara.

Menurut Ferdy Hasiman, poin penting untuk Ahok adalah sikap kepemimpinannya.

Hal tersebut terlihat ketika Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta tahun 2014.

Selain itu, Ferdy Hasiman juga mengatakan bagaimana Ahok nantinya akan mengimplementasikan ilmunya ketika menjadi Komisaris Pertamina.

Ferdy Hasiman berharap Ahok dapat membuat Pertamina menjadi BUMN yang profesional sehingga dapat bersaing dengan perusahaan migas secara mendunia.

"Yang paling penting adalah leadership seorang Ahok, lalu bagaimana ia menularkan virus-virus kebaikan lalu mengaktualisasikan pengetahuan dia di Pertamina," ujar Ferdy Hasiman.

"Supaya Pertamina itu dibikin perusahaan yang sangat profesional yang bisa bersaing dengan perusahaan global lainnya," tambahnya. 

Satu di antara tokoh yang tidak setuju mengenai penunjukan Ahok menjadi pimpinan Pertamina adalah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon.

Dikutip dari Kompas.com, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan masih ada orang lain yang dapat mengisi posisi tersebut.

Menurut Fadli Zon, kapasitas dan kapabilitas Ahok belum dapat menduduki jabatan Komisaris Utama di BUMN strategis yang menyangkut kepentingan orang banyak.

"Kalau saya menilai, seperti tidak ada orang lain saja, apa sih hebatnya? Menurut saya sih biasa-biasa saja," tutur Fadli Zon yang ditemui di Gedung Lemhanas, Jakarta, Sabtu (23/11/2019).

Fadli Zon mengatakan seharusnya Erick Thohir mencari sosok yang profesional dan memahami sektor minyak dan gas.

Fadli Zon kritik penunjukkan Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina. Menurutnya masih ada orang lain yang dapat mengisi posisi tersebut.
Fadli Zon kritik penunjukkan Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina. Menurutnya masih ada orang lain yang dapat mengisi posisi tersebut. (Tangkap Layar kanal YouTube Kompas TV)

Fadli Zon juga meragukan Ahok ketika menjadi Komisaris Utama di Pertamina karena menurutnya Ahok bukan ahli minyak.

Hal tersebut menurut Fadli Zon akan membuat tokoh yang tidak setuju pada Ahok menjadi tidak suka.

"Kan harusnya mencari orang profesional, memangnya dia ahli minyak? Dia kan bukan ahli minyak. Hebatnya apa dia di Pertamina," ucap Fadli Zon.

"Itu menimbulkan tokoh-tokoh, orang-orang dan masyarakat yang selama ini kontra terhadap Ahok menjadi tidak suka," tambahnya.

Fadli Zon menambahkan, penunjukkan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina karena adanya kedekatan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Presiden Jokowi memang pernah dipasangkan dengan Ahok dalam pemilihan umum gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta tahun 2012.

Selain itu, Presiden Jokowi dan Ahok mempunyai status keanggotaan di partai politik yang sama, yaitu PDI-P.

(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)(Kompas.com/Ihsanuddin)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas