Konglomerat Ir Ciputra Meninggal Dunia, Ketua Apindo Sebut Sudah Rutin Lakukan Cuci Darah
Konglomerat pemilik perusahaan Ciputra Grup, Ir Ciputra atau Tjie Tjin Hoan meninggal dunia, Rabu (21/11/2019).
Penulis: Daryono
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Konglomerat pemilik perusahaan Ciputra Grup, Ir Ciputra atau Tjie Tjin Hoan meninggal dunia, Rabu (21/11/2019).
Informasi yang diterima Tribunnews.com, Ciputra meninggal dunia di Singapura pukul 01.05 waktu setempat.
Kabar meninggalnya Ciputra dibenarkan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani.
"Benar (Ciputra meninggal)," kata Hariyadi melalui pesan WhatsApp kepada Tribunnews.com, Rabu (27/11/2019) pagi.
Soal penyebab meninggalnya Ciputra, Hariyadi mengaku tak tahu pasti.
Namun, Hariyadi mengatakan akhir-akhir ini Ciputra sering melakukan cuci darah.
"Saya tidak tahu persis sakitnya, yang saya tahu terakhir ini almarhum sudah rutin cuci darah," terangnya.
Disalin dari TribunTimur yang mengutip laman Wikipedia.org, Dr (HC) Ir Ciputra atau Tjie Tjin Hoan lahir di Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931.
Sosok Ciputra adalah seorang insinyur dan pengusaha sukses di Indonesia.
Ia terkenal sebagai pengusaha properti yang sukses, antara lain pada Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group.
Satu bisnisnya yang terkenal di Makassar, Sulawesi Selatan ( Sulsel ) dan di Palu, Sulawesi Tengah ( Sulteng ) adalah perumahan mewah CitraLand.
Selain itu, ia juga dikenal sebagai seorang filantropis, dan berkiprah di bidang pendidikan dengan mengembangkan sekolah dan Universitas Ciputra.
Pada 2018, Forbes merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
Ciputra menduduki peringkat ke-27 dengan total kekayaan US$ 1,3 miliar atau setara Rp 18 triliun.
Ciputra menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Parigi, Sulawesi Tengah.
Sejak kecil Ciputra sudah merasakan kesulitan dan kepahitan hidup.
Bapaknya Tjie Siem Poe ditangkap oleh pasukan tak dikenal, karena dituduh sebagai mata-mata Belanda/Jepang dan tidak pernah kembali lagi pada tahun 1944.
Ketika remaja ia bersekolah di Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas Frater Don Bosco di Manado, Sulawesi Utara.
Setamatnya dari Sekolah Menengah Atas, ia meninggalkan desanya menuju Jawa. Ia kemudian kuliah di Institut Teknologi Bandung ( ITB) .
Pada tingkat empat, ia bersama Budi Brasali dan Ismail Sofyan mendirikan usaha konsultan arsitektur bangunan yang berkantor di sebuah garasi.
Setelah Ciputra meraih gelar insinyur pada tahun 1960, ia pindah ke Jakarta.
Setelah menyelesaikan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung, Ciputra mengawali kariernya di Jaya Group, perusahaan daerah milik Pemda DKI Jakrata.
Ciputra bekerja di Jaya Group sebagai direksi sampai dengan usia 65 tahun, dan setelah itu sebagai penasihat.
Di perusahaan tersebut, Ciputra diberi kebebasan untuk berinovasi, termasuk di antaranya dalam pembangunan proyek Ancol.
Kemudian bersama dengan Sudono Salim (Liem Soe Liong), Sudwikatmono, Budi Brasali dan Ibrahim Risjad, Ciputra mendirikan Metropolitan Group, yang membangun perumahan mewah Pondok Indah dan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai.
Pada masa itu, Ciputra duduk sebagai direktur utama di Jaya Group dan di Metropolitan Group sebagai presiden komisaris.
Akhirnya Ciputra mendirikan grup perusahaan keluarga, Ciputra Group.
Pada tahun 1997 terjadilah krisis ekonomi.
Krisis tersebut menimpa tiga group yang dipimpin Ciputra: Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group.
Selain itu, Bank Ciputra yang didirikannya ditutup oleh Pemerintah karena dianggap tidak layak, dan Asuransi Jiwa Ciputra Allstate yang baru dirintis menjelang krisis pun ikut ditutup.
Dengan adanya kebijakan moneter dari pemerintah dan diskon bunga dari beberapa bank, ia mendapat kesempatan untuk merestrukturisasi utang-utangnya.
Akhirnya ketiga group tersebut dapat bangkit kembali dan kini Group Ciputra telah mampu melakukan ekspansi usaha di dalam dan ke luar negeri.
Pada usianya yang ke-75, ia memilih untuk mengembangkan bidang pendidikan.
Kemudian didirikanlah sekolah dan Universitas Ciputra.
Sekolah ini menitikberatkan pada kewirausahaan.
Dengan sekolah ini, Ciputra bertujuan untuk menyiapkan para lulusannya menjadi pengusaha.
Ciputra saat ini dikenal sebagai sosok penyebar entrepreneurship atau kewirausahaan di Indonesia.
Dalam setiap kesempatan, ia selalu menanamkan pentingnya kewirausahaan untuk membuat bangsa Indonesia maju.
Kiprah Ciputra diapresiasi oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan memberikan dua rekor kepada Ciputra, yakni sebagai wirausahawan peraih penghargaan terbanyak di berbagai bidang dan penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan kepada dosen terbanyak.
Ciputra melalui Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) telah memberikan pelatihan entrepreneurship kepada setidaknya 1.600 dosen.
Ciputra juga dinobatkan sebagai Entrepreneur of The Year 2007 versi Ernst & Young.
(Tribunnews.com/Daryono) (TribunTimur)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.