Pesan Akbar Tanjung Jelang Munas Golkar: Persaingan Hal Biasa, Alamiah Saja
Sebagai pengisi jabatan tertinggi di partai, Akbar Tanjung berharap Munas terselenggara dengan lancar. Kontestasi baginya hal biasa.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung mengenang kembali kontestasi melawan Jusuf Kalla dalam perebutan Ketua Umun Partai Golkar pada 2004 lalu. Dikenang Akbar jelang Musyawarah Nasional Partai Golkar.
Akbar Tanjung baru saja selesai melakukan rutinitas sehari-hari, saat ditemui tim Tribun Network di kediaman Akbar di Jalan Purnawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (29/11/2019).
Setiap pagi, Akbar berolahraga jalan kaki 3.600 langkah. Kebiasaan ini sudah dilakoni Akbar Tanjung sejak muda demi menjaga kebugaran. Ia mengenakan batik dan celana bahan hitam saat ditemui di kediamannya.
Jelang Musyawarah Nasional Partai Golkar dia mengharapkan ada kemajuan di tubuh partai berlambang pohon beringin itu. Sejak 2004, perolehan kursi Partai Golkar terus menurun. Akbar mengatakan jabatan ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar dijabat oleh Bacharuddin Jusuf Habibie, namun kini diemban Akbar Tanjung.
Sebagai pengisi jabatan tertinggi di partai, Akbar Tanjung berharap Munas terselenggara dengan lancar. Kontestasi baginya hal biasa.
Baca: Ketua Wanbin Golkar ARB Yakin Munas Berjalan Musyawarah Mufakat
Hal yang penting adalah tujuannya untuk kemajuan bangsa dan negara. Sebab, sebagai partai pendukung pemerintah, ucap Akbar, menjadi kewajiban Golkar untuk menyukseskan pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
"Ke depan Golkar harus lebih peka terhadap kepentingan rakyat dan memperjuangkan isu sejalan dengan dinamika politik berbangsa dan bernegara," ujar Akbar.
Baca: Ditudingan Intervensi Pemilihan Ketua Umum Golkar, Pratikno: Apa Urusanku dengan Golkar ?
Berikut petikan wawancara eksklusif wartawan Tribun Network Dennis Destryawan bersama Akbar Tanjung:
Bagaimana aktivitas Bapak saat ini?
Aktivitas saya? Saya punya lembaga di Akbar Tanjung Institute. Saya dirikan setelah selesai jadi ketua DPR dan ketua umum Golkar. Setelah Munas Golkar 2004, di mana terpilih Pak Jusuf Kalla sebagai ketua umum. Waktu itu saya ikut, tetapi karena lawan Jusuf Kalla yang waktu itu wakil presiden.
Orang berkepentingan karena Jusuf Kalla berposisi wapres. Saya menerima kenyataan itu karena biasa kontestasi kan ada yang menang dan kalah, saya kalah tidak apa-apa dengan harapan kemenangan yang pernah saya capai di tengah tekanan intens kepada Golkar.
Baca: AkbarTanjung: Pemilihan Ketum Golkar Berlangsung Demokratis
Mudah-mudahan kemenangan dipertahankan karena itu saya ikhlas dia melanjutkan kepemimpinan, tetapi setelah beliau jadi ketua umum terjadi penurunan suara Golkar.
Declining proses yang lima tahun kemudian Golkar yang menang pada 2004 dengan perolehan kursi 128 pada 2009, 106 kursi berarti turun 22 kursi pemilu berikutnya turun lagi menjadi 91 kursi. Dan terakhir ini pada Pemilu 2019 turun menjadi 85 kursi.
Baca: Penyelenggara Munas Klaim Sediakan Arena Pertarungan Pemilihan Ketua Umum Golkar yang Netral
Tetapi kami bersyukur Golkar tetap menjadi nomor kedua perolehan kursi di DPR, sehingga Golkar dianggap dua besar jabatan politik di DPR dan MPR didapat Golkar.
Bagaimana tanggapan Anda soal Munas Partai Golkar? Sebagai apa posisi Anda?
Saya dalam kontes Golkar hari ini, saya sebagai dewan kehormatan, saya menjadi ketua dewan kehormatan karena (Bacharuddin Jusuf) Habibie meninggal dunia.
Walaupun kami turun enam kursi tapi kami tetap dua besar. Saya bersyukur. Saya turun ke daerah memberikan manfaat bagi kenaikan kursi kami. Ini diperhatikan Golkar hasil Munas akan datang di mana harapan saya suara Golkar ke depan bisa naik lagi.
Baca: Penyelenggara Munas Klaim Sediakan Arena Pertarungan Pemilihan Ketua Umum Golkar yang Netral
Syukur-syukur menjadi pemenang karena Golkar pernah menjadi pemenang karena Golkar pernah menjadi pemenang dan bertekad menjadi pemenang.
Tentu kepemimpinan Golkar hasil Munas akan datang mempersiapkan sebaik-baiknya. Persiapan pertama dari segi kelembagaan terutama infrastruktur partai makin diperkuat sampai ke basis masyarakat.
Di mana kita mendayagunakan kader. Saya bersyukur Airlangga siapkan sekolah politik untuk mempersiapkan agenda politik ke depan.
Baca: Akbar Tandjung: Beri Kesempatan Kader Terbaik Golkar Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum
Dari visi misi penting menurut saya Golkar menjelaskan kepada publik bahwa Golkar organisasi partai politik kelahiran pada tahun 1964 mengamalkan Pancasila sebagai dasar ideologi negara karena Golkar melihat ada kecenderungan mulai ada tanda-tanda kekuatan tidak mendukung Pancasila.
Golkar dari sisi kelahiran membela dan mempertahankan Pancasila. Berjuang untuk kesejahteraan rakyat melalui pembangunan melalui karya dan kekaryaan, Golkar golongan karya. Basis karya kekaryaan pembangunan yang diperjuangkan dalam rangka menyejahterakan rakyat.
Baca: Akbar Tandjung: Beri Kesempatan Kader Terbaik Golkar Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum
Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila ini agenda penting Golkar ke depan, dari sisi organisasi bisa diperkuat kelembagaan. Ketiga, soliditas dari pada para pelaku organisasi harus dipertahankan, diperkuat, ditambah. Golkar harus semakin peka terhadap aspirasi rakyat karena partai politik wadah memperjuangkan aspirasi rakyat.
Ke depan Golkar harus lebih peka terhadap kepentingan rakyat dan memperjuangkan isu sejalan dengan dinamika politik berbangsa dan bernegara. Golkar tentu punya kepentingan mensukseskan misi presiden terpilih Pak Jokowi karena Golkar pendukung beliau d Pemilu 2019.
Kewajiban memberikan dukungan kepada beliau untuk sukses misi, misi pengembangan SDM, misi peningkatan pertumbuhan ekonomi misi penciptaan laangan kerja baru dan tentu misi kaitan dukungan menjadikan Golkar ke depan menjadikan Indonesia semakin diapresiasi dan dihargai bangsa lain di dunia.
Bagaimana situasi di internal Golkar jelang Munas?
Saya kira dalam konteks organisasi politik menurut saya biasa ada persaingan dalam untuk mendaatkan jabatan atau posisi di organisasi, tentu itu diatur melalui mekanisme organisasi yang sudah menjadi kesepakatan dari partai.
Dan tentu kita beri kesempatan kepada siapa merasa terpangil untuk ikut serta dalam kontestasi pemilihan ketua umum partai. Dan saya lihat pengurus DPP sudah buka kesempatan siapa berminat menjadi claon ketum mendaftarkan diri.
Tentu yang memutuskan DPD. DPD tingkat I khususnya tingkat II yang jumlahnya banyak. Kontestasi Golkar sudah diawali waktu saya terpilih jadi Ketua Umum Golkar pada era reformasi Juli 1998.
Untuk menetapkan siapa menjadi ketua umum itu biasanya kesepakatan daripada tiga jalur dari Golkar pada waktu itu, jalur birokrasi, jalur ABRO dan jalur Golkar sendiri. Itu yang disebut ABG. Itu koordinasi tiga jalur itu dibawah dewan pembina yang tidak lain Pak Harto. Pemilu reformasi secara terbuka, demokratis kontestasi secara langsung pemungutan suara.
Sebentar lagi Munas Golkar. Tentunya dalam kontestasi ini akan memunculkan kubu-kubu yang membuat antar kader 'panas'. Apa saran Anda untuk para kader Golkar?
Kalau saya biarkan berjalan saja. Alamiah. Kalau memang ada di antara para kader-kader Golkar dari tingkat pusat berminat atau berkeinginan untuk menjadi ketua umum, ya kita berikan kesempatan.
Tentu pada akhirnya nanti yang menentukan pada saat terakhir adalah pada waktu proses pemilihan.
Sejauh pemilihan diadakan secara demokratis, dan sesuai dengan aturan-aturan yang telah disepakati sejak reformasi, sejak saya terpilih pada tahun 1998. Oleh karena itu biarkan nanti DPD, DPD yang akan memilih.
DPD I dan DPD II, dan apa yang menjadi pilihan DPD harus kita hormati sebagaimana pada waktu saya berkontestasi dengan Pak Jusuf Kalla, saya sudah punya keinginan besar kalau saya terpilih akan memperkuat Partai Golkar, terutama dalam perspektif demokrasi, kaderisasi, ada gagasan-gagasan ke depan.
Tapi nyatanya Pak JK yang menang ya kita harus terima. Dan harapan saya pada waktu itu, Pak JK sebagai wakil presiden, bisa menaikan suara Golkar tapi nyatanya tidak. Kesimpulannya untuk ngurus politik tidak bisa setengah-setengah, harus All Out.
Baca: Catatan Akbar Tanjung Jelang Munas Golkar, Soliditas Anggota Hingga Penguatan Struktur Partai
Saya bisa dikatakan pada waktu itu all out karena saya keliling seluruh Indonesia. Setiap Minggu saya turun ke daerah-daerah dan saya menghadapi tekanan-tekanan dari publik yang tidak suka kepada Golkar, tidak suka kepada Orde Baru. Tidak suka kepada Pak Harto, dwifungsi ABRI, yang muaranya ditumpahkan ke Golkar.
Bahkan tidak saja ditumpahkan, temanya bubarkan Golkar pada waktu itu. Dan sempat juga, terjadi pembakaran-pembakaran kantor-kantor Golkar di beberapa tempat. Di Jawa Timur, pernah seluruh kabupaten kantor-kantor Golkar dibakar.
Baca: Akbar Tanjung: Publik Pasti Tolak Pemilihan Presiden Lewat MPR
Di Bali juga demikian. Di Solo juga demikian, di Ibu Kota juga demikian, tapi kami tetap menghadapi itu, dengan satu keyakinan bahwa Golkar tagline-nya tidak lain untuk memperkuat, mempertahankan Pancasila sebagai dasar ideologi negara kita.
Pilar-pilar kebangsaan yang kita sebut pada hari ini empat pilar, itu sejatinya sudah jadi platform dari Golkar sejak awal. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, itu adalah platform Golkar. Sejak Golkar dilahirkan padap Oktober 1964.
Baca: Agun Gunandjar Khawatir Golkar Kembali Pecah Setelah Munas
Jadi oleh karena itu, tentu kedepan kami akan memperlihatkan kepada publik bahwa Golkar akan memperjuangkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan basis empat pilar demokrasi.