Cerita Nadiem Makarim saat Diminta Jadi Mendikbud: Deg-Degan dan Ada Rasa Takut
Nadiem Makarim mengaku memiliki rasa takut dan deg-degan saat diminta menduduki jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM – Nadiem Makarim mengaku memiliki rasa takut dan deg-degan saat diminta menduduki jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Hal ini ia ungkapkan di program Mata Najwa yang videonya diunggah pada kanal YouTube Najwa Shihab, Senin (1/12/2019).
“Tentunya saat diminta menjadi Mendikbud saya mikir dan deg-degan,” ujar Nadiem.
Selain deg-degan, mas menteri mengaku ada rasa takut saat hendak bergabung dalam jajaran kementerian di Kabinet Indonesia Maju.
Namun menurutnya, adanya rasa takut ini wajar dirasakan ketika seseorang hendak melakukan suatu hal yang bermakna atau luar biasa.
Ia juga menambahkan, tidak ada rasa takut yang timbul dapat diartikan kemungkinan tugas tersebut kurang bermakna atau kurang signifikan.
“Terus terang saya jelas ada rasa takut untuk bergabung melakukan sesusatu yg baru,” ujar mas menteri.
“Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, menurut saya namanya keberanian adalah bisa mengakui ketakutan tapi tetap melangkah kedepan,” tambah Nadiem.
“Jadi kalau ada sesuatu hal yang bikin kita agak takut atau grogi biasanya pas kita mau melakukan sesuatu yang signifikan,” imbuhnya.
Adapun faktor utama Nadiem mantap menerima jabatan sebagai menteri karena urusan pemerintahan yang ia tangani adalah bidang pendidikan.
“Karena bidangnya pendidikan, saya langsung secara otomatis ya harus menerima,” ujar Nadiem.
Mantan bos Go-Jek mengaku melalui pendidikan Indonesia dapat melakukan lompatan kedepan untuk menjadi negara yang lebih baik.
Pendidikan merupakan kunci dalam membentuk generasi penerus yang dapat diandalkan dalam mewujudkan cita-cita serta menjaga kedaulatan bangsa.
Masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh para generasi berikutnya yakni kaum muda Indonesia.
“Menurut saya tidak ada cara lain untuk melakukan lompatan kedepan untuk negara ini tanpa mencetak dan membentuk generasi berikutnya,” ujar Nadiem.
“Agar nantinya mereka bisa adaptif, kreatif, dan bisa unggul dipanggung dunia bukan hanya di indonesia,” tambhanya.
“Jadi kuncinya adalah pendidikan,” imbuh Nadiem.
Nadiem percaya, permasalahan apapun yang akan dihadapi negara dapat dipecahkan dengan adanya sumber daya manusia (SDM) yang kuat.
“Saya sebenarnya sudah lama berbincang – bincang dengan Pak Presiden sebelumnya, konsultasi tentang berbagai macam hal, tapi ujung – ujungnya itu ke SDM,” ujar Nadiem.
“Kami nggak tahu masalah apa yang akan kami hadapi di masa depan, sulit sekali menebak,” imbuhnya.
“Namun kalau SDM kita kuat apapun kompleksitas masalah di masa depan kita bisa hadapi,” tambahnya.
Ia menambahkan, dalam hal inilah peran anak muda yang adaptif dan kreatif sangat dibutuhkan.
Karena nantinya mereka yang akan dapat memetakan serta memecahkan permsalahan yang ada apapun itu.
Di sisi lain, pria 35 tahun ini juga menuturkan, terkait ekosistem pendidikan yang bukan hanya soal sekolah saja.
Melainkan terkait dengan seluruh lingkungan yang ada.
“Pendidikan bukan hanya didalam kelas ya, pendidikan itu juga bukan hanya guru tapi juga orang tua dan bagaimana kita berinteraksi beserta masyarakat,” ujarnya. (*)
(Tribunnews.com/Isanaya Helmi Rahma)