Permadi Arya 'Abu Janda' Sebut PA 212 Ciptakan Polarisasi Bangsa yang Semakin Mengkristal sejak 2016
Abu Janda mengatakan, adanya polarisasi atau terbelahnya masyarakat berawal dari aksi 212 pada 2016 lalu.
Penulis: Nuryanti
Editor: Ifa Nabila
"Justru itu, kemarin kan kita ada polarisasi, ada sekat-sekat karena ada kaitannya dengan pilpres cukup mendukung dengan 01 dan 02."
"Sekarang ini saya tegaskan, sudah tidak ada 01, sudah tidak ada 02, sudah hilang semua," ujar Slamet di Studio TV One, Sabtu (30/11/2019), dikutip dari YouTube Talk Show tvOne.
Slamet Ma'arif mengajak dengan adanya aksi 212, seluruh bangsa Indonesia bisa kembali bersatu.
"Mari dengan momen 212, kita gunakan untuk merekatkan anak bangsa semua," kata dia.
Ia menyebut dalam aksi 212 itu, nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang sebelumnya renggang bisa merekat kembali.
Ketua PA 212 memastikan tidak ada urusan politik dalam reuni 212 tersebut.
Menurutnya, akan disampaikan kritikan kepada bangsa Indonesia.
Mengenai kritikan tersebut, Slamet menilainya sebagai hak asasi dari setiap warga negara Indonesia.
"Saya pastikan tidak ada urusan politik, tekanan gerakan moral, mengkritisi bangsa itu kan hak asasi setiap warga negara," jelas Slamet.
"Kita ingin mengingatkan, ada hal-hal yang perlu dikritisi oleh anak bangsa," lanjut Slamet.
Ketua PA 212 ini menegaskan, latar belakang gerakan 212 tidak ada hubungannya dengan Prabowo Subianto atau tokoh lainnya.
"Lahirnya 212 pasti ada history-nya, dan saya tegaskan lahirnya 212 tidak ada hubungannya dengan Prabowo dan sebagainya," jelasnya.
Slamet mengungkapkan, dalam reuni di 2019 ini, PA 212 ingin menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT.
"Tahun ini kita kembali menyampaikan rasa syukur kita kepada Allah SWT dengan karunia itu," ungkapnya.
Ia berujar PA 212 akan melawan penista agama, siapapun dan apapun agamanya.
"Kami pastikan kepada siapapun yang menistakan agama di Indonesia, agama apapun, kami pasti akan berjuang untuk melawan itu semua," ujar Slamet.
(Tribunnews.com/Nuryanti)