Soal Skandal Penyelundupan Harley, Arya Sinulingga Tegaskan Kementerian BUMN Tidak Ikut Campur
Arya Sinulingga mengatakan pihak Kementerian BUMN tidak dapat ikut campur hingga ke dalam internal Garuda untuk menuntaskan kasus ini.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Staf Khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga mengatakan pihaknya tidak dapat ikut campur hingga ranah internal soal penyelundupan motor Harley Davidson.
Hal tersebut disampaikan Arya Sinulingga dalam acara Sapa Indonesia Malam yang videonya diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (5/12/2019).
Arya Sinulingga menuturkan nantinya pihak Garuda Indonesia akan diminta untuk menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
Pihak Kementerian BUMN juga tidak dapat ikut melakukan pengecekan lebih dalam.
Arya Sinulingga dan tim hanya akan mendampingi pihak Garuda Indonesia dan bea cukai.
"Kalau nanti teman-teman internal Garuda telah melakukan audit internalnya lebih detail, maka kita akan meminta dan mendorong teman-teman Garuda yang akan bicara," jelas Arya Sinulingga.
"Jadi kami hanya mendampingi saja, karena kita tetap sebagai Kementerian BUMN tidak sampai detail ke dalam internal," tandasnya.
Arya Sinulingga mengatakan pihak Kementerian BUMN menyerahkan permasalahan ini ke Garuda dan bea cukai.
Kementerian BUMN juga tetap menunggu proses yang sedang dilaksanakan oleh bea cukai untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai kasus ini.
Arya Sinulingga berharap pada Garuda dan bea cukai untuk menangani permasalahan tersebut hingga selesai.
"Teman-teman bea cukai akan tetap bekerja juga, jadi kita akan menunggu juga teman-teman dari bea cukai melakukan investigasi lebih detail mengenai kasus ini," ujar Arya Sinulingga.
"Siapa saja yang terlibat, itu nanti mereka yang proses lah."
"Kita percayakan pada bea cukai dan internal Garuda untuk menanganinya."
Arya Sinulingga mengungkapkan hingga saat ini sosok dibalik penyelundupan onderdil motor gede Harley Davidson dan sepeda lipat merek Brompton masih terdapat satu inisial, yakni AA.
Pihak Kementerian BUMN juga masih menunggu proses yang sedang dilakukan pihak internal Garuda untuk melakukan pengecekan lebih mendalam dan lebih menyeluruh.
Sehingga Arya Sinulingga belum dapat memastikan apakah ada penambahan nama dalam kasus ini.
"Yang pasti sampai hari ini auditnya masih AA belum ada yang lain," tutur Arya Sinulingga.
"Kita sambil menunggu juga proses yang teman-teman sedang lakukan di Garuda, terhadap audit lebih detail dan lebih komprehensif dengan kondisi ini."
"Nanti kita tunggu aja apakah ada nama-nama lain yang akan muncul."
Oleh karena itu, Kementerian BUMN akan terus berusaha memperbaiki jajaran komisaris lebih baik.
Agar komisaris mempunyai peran yang lebih besar untuk menerapkan good corporate governence (GCG) dalam setiap perusahaan BUMN hingga ke anak dan cucu perusahaan.
Arya Sinulingga juga mengatakan terkuaknya kasus ini agar menjadi peringatan untuk pihak BUMN lain.
Jangan sampai pihak komisaris terjadi kecolongan lagi sehingga perlu diterapkan audit yang baik dan benar.
"Dan kami akan tetap mendorong komisaris agar makin kuat, supaya mereka perannya makin besar untuk menerapkan GCG di perusahaan masing-masing," terang Arya Sinulingga.
"Ini juga warning bagi teman-teman yang lain di BUMN yakni kami harap betul semua komisaris bekerja dengan baik dan benar."
"Serta menerapkan audit terhadap perusahaan-perusahaan yang memang mereka pegang semualah."
Kementerian Keuangan, Sri Mulyani kemarin telah melakukan konfirmasi pada awak media mengenai skandal ditemukannya motor gede Harley Davidson ilegal dan sepeda merek Brompton di dalam pesawat Garuda.
Sri Mulyani menuturkan potensi kerugian yang dialami oleh negara mencapai Rp 532 juta hingga Rp 1,5 miliar.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)