Cerita Said Didu Soal Direksi Garuda yang Incar Kenikmatan Gratis hingga Langgar Aturan Bersama
Said Didu menerangkan soal direksi garuda yang incar kenikmatan gratis sampai lakikan pelanggaran aturan bersama soal penyelundupan onderdil Harley.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Said Didu ikut mengomentari pemecatan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia.
Pemecatan pria yang dikenal Ari Askhara itu perihal temuan selundupan onderdil Harley Davidson di maskapai Garuda Indonesia.
Mantan Sektretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menilai banyak orang yang ingin mencari kenikmatan gratis di Garuda.
"Di Garuda ini kan banyak orang yang ingin mencari kenikmatan secara gratis, pejabat-pejabat juga banyak kadang yang mau enak," terangnya saat menjadi narasumber di TVone, Jumat (6/12/2019).
Said juga menilai pengamanan terhadap garuda sudah bahaya karena direksinya bersama-sama melakukan pelanggaran.
"Tapi yang masalah kemarin karena dirut dan seluruh direksinya ikut melakukan bersama,"
"Saya baca semua istrinya ikut dan bahkan bawa temannya, berarti pengamanan terhadap garuda secara etika sudah bahaya," ujar pria berkacamata itu.
Bahkan Said tak segan menyebut direksi garuda saat ini adalah paket penikmat kekuasaan.
"Saya katakan bahwa paket direksi garuda sekarang ini adalah paket penikmat kekuasaan," ujarnya.
"Dan itu musuh utama BUMN adalah apabila pimpinannya sudah menjadi penikmat kekuasaan," terangnya.
"Karena dengan menikmati kekuasaan maka dia mencintai jabatan itu, maka dia mempertahankan jabatan itu dengan cara apapun, maksudnya bisa membagi-bagi kenikmatan," ujar Said.
Ikut membawa teman-teman yang hobi membeli onderdil motor gede secara gratis keatas pesawat menurut Said adalah pelanggaran berat.
"Contoh membagi kenikmatan itu membawa teman-temannya yang hobi moge dibawa keatas pesawat secara gratis itukan sudah membawa kenikmatan, itu menurut saya pelanggaranya berat," bebernya.
Sampai-sampai Said membicarakan pihak internasional yang akan tertawa melihat pimpinan penerbangan Indonesia melanggar aturan.