Soal Kasus Penyiraman Air Keras Novel Baswedan, Polri: Ada Petunjuk Signifikan
Kadiv Humas Polri Irjen M. Iqbal menjelaskan keterangan pertemuan Kapolri Jendral Idham Aziz dengan Presiden Jokowi.
Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Kadiv Humas Polri Irjen M. Iqbal menjelaskan keterangan pertemuan Kapolri Jendral Idham Aziz dengan Presiden Jokowi.
Diketahui pertemuan antara antara Kapolri Idham Aziz dengan Presiden Jokowi berlangsung pada Senin sore (9/12/2019).
Melalui Irjen M. Iqbal, disampaikan pertemuan mereka berlangsung 20 menit di Istana Kepresidenan.
Namun, setelah menemui presiden, Idham Aziz langsung meninggalkan kompleks Istana untuk melaksanakan tugas lainnya.
Irjen Iqbal menyampaikan bahwa dalam pertemuannya tersebut presiden menanyakan tentang perkembangan penanganan kasus yang menimpa Novel Baswedan.
Pihaknya mengatakan akan ada tim teknis yang akan bekerja maksimal dalam kasus ini.
"Detik ini, dan sebelumnya, dan insya Allah nanti ke depan, tim teknis akan terus bekerja maksimal untuk mengungkap kasus ini," kata Iqbal dilansir dari KompasTV, Senin (9/12/2019).
Iqbal menambahkan, polisi sudah menemukan petunjuk signifikan untuk mengungkap kasus ini.
Ia menekankan, hal ini sudah pernah disampaikannya sebelumnya.
Namun, ia enggan mengatakan bukti atau petunjuk yang telah ditemukannya tersebut.
Sebab menurutnya akan mengganggu upaya dalam pengungkapan kasus ini.
Keterangan Iqbal, polisi tidak lama lagi akan mengungkap kasus penyiraman air keras korban Novel Baswedan.
Pihak kepolisian optimis pengungkapan kasus Novel Baswedan ini akan berhasil.
"Kami sangat optimis untuk segera menyelesaikan kasus ini. Tidak berapa lama lagi. Dan tidak akan memakan waktu lama lagi," tegas Iqbal.
Selanjutnya, Iqbal mengatakan bahwa Idham Aziz telah menunjuk Kabareskrim pengganti dirinya.
Dilansir dari Tribunnews.com, Kapolri Jenderal Idham Aziz akan melantik Irjen Listyo Sigit Prabowo
Iqbal mengatakan bahwa Irjen Listyo Sigit Prabowo sudah paham tentang info mengenai kasus ini.
Penyampaian Iqbal, pelantikan Irjen Listyo Sigit Prabowo menjadi Kabareskrim akan dilangsungkan minggu depan.
Sebelumnya,bertepatan dengan peringatan hari antikorupsi sedunia wakil ketua KPK, Laode M. Syarif kembali meminta agar pengusutan teror terhadap penyidik KPK segera dituntaskan.
Terlebih kasus Novel Baswedan belum terungkap sejak April 2017 lalu.
Presiden Joko Widodo sebelumnya memberikan target kepada Polri agar kasus Novel Baswedan diungkap dengan tenggat awal Desember 2019.
"Terus terang kami sudah terlalu lama menunggu, sudah 3 tahun ya. Itu belum di dapat. Kita berharap dalam waktu dekat ini kita mendapatkan kabar yang baru penyerangnya ditemukan," kata Laode M. Syarif.
Laode M. Syarif berharap para pejuang anti ruswah tidak boleh terintimidasi.
Oleh karena itu, Polri harus bisa menemukan tersangka penyerangan Novel Baswedan, termasuk orang yang memasang bom di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo.
Selain itu, juga orang yang telah membakar rumahnya beberapa waktu lalu.
Kasus Penyiraman Air Keras pada Novel Baswedan
Dilansir dari Tribunnews, kasus penyiraman air keras pada penyidik KPK, Novel Baswedan, terjadi pada dua tahun silam.
Tepatnya terjadi pada 11 April 2017.
Awalnya Novel Baswedan pulang dari salat Subuh di Masjid Al Ihsan dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Tiba-tiba Novel diserang oleh orang tak dikenal dengan teror penyiraman air keras mengenai wajah Novel.
Novel pun langsung dibawa ke RUmah sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sore harinya, Novel dirujuk ke Jakarta Eye Center di Menteng, jakarta Pusat.
Tak lama, pada 12 April Novel dirujuk lagi menuju Singapura untuk mendapatkan perawatan lebih baus dan peralatan lebih canggih.
Akibat penyiraman air keras ini mata Novel terluka parah.
Kasus ini disebut percobaan pembunuhan terhadap Novel.
Pada 19 Juni 2017 Kapolri Tito Karnavian mengumumkan telah ditemukannya saksi kunci terkait kasus penyiraman terhadap Novel.
Sementara itu, pada 17 Agustus 2017 Novel menjalani operasi pertama di Singapura.
24 November 2017 Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz merilis sketsa 2 wajah orang yang diguga menjadi pelaku penyiraman air keras yang mengakibatkan rusaknya mata Novel Baswaedan.
Sketsa tersebut diklaim merupakan hasil kerja dari tim Australian Federal Police (AFP) dan Pusat Inafis Mabes Polri.
23 Maret 2018 Novel menjalani operasi yang kedua.
28 Juni 2018 Novel menjalani operasi kecil pada mata kirinya.
27 Juli 2018 Novel kembali bekerja di KPK setelah hampir 1,4 tahun dari peristiwa penyiraman air keras.
21 Desember 2018 Disebutkan Novel pernah menyebut adanya keterlibatakan seorang jendral polisi dalam kasus penyerangannya.
8 Januari 2019, surat tugas untuk membentuk tim khsuus dalam rangka pengusutan kasus Novel Baswedan dikeluarkan oleh Polri.
Hingga kini Novel Baswedan masih menanti kepastian hukum, siapa oknum yang menyerangnya dengan air keras tersebut. (*)
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.