Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KPK Terima 7.000 Surat Aduan, Saut Situmorang: Harusnya Tiap Hari 5 Orang Dipenjara

Karena itu, Saut mengatakan, pihaknya berupaya untuk melakukan pencegahan terhadap tindak pidana korupsi

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in KPK Terima 7.000 Surat Aduan, Saut Situmorang: Harusnya Tiap Hari 5 Orang Dipenjara
Tribunnews.com/Ilham Rian Pratama
Pimpinan KPK Saut Situmorang di Gedung ACLC KPK, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang mengungkapkan lembaga yang dipimpinnya telah menerima ribuan surat aduan dari masyarakat.

Surat-surat itu diduga berkaitan dengan adanya tindak pidana korupsi.

Baca: Respons Komisi II DPR Tanggapi Putusan MK yang Perbolehkan Eks Narapidana Ikut Pilkada

“Ada 7.000 surat (aduan masyarakat) yang masuk ke KPK. Jika, dari jumlah itu sebayak 30 persen punya potensi korupsi, maka selama 365 hari atau dalam setahun, KPK harusnya memenjarakan lima orang lebih tiap harinya,” ucap Saut Situmorang di Gedung ACLC KPK, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2019).

Karena itu, Saut mengatakan, pihaknya berupaya untuk melakukan pencegahan terhadap tindak pidana korupsi.

Salah satu caranya dengan menerjunkan penyuluh antikorupsi di seluruh Indonesia.

BERITA TERKAIT

Para penyuluh itu nantinya diminta untuk melangsungkan pertemuan dengan para pejabat daerah.

Tujuannya, untuk memberikan penyuluhan agar dilakukan pencegahan praktik rasuah di lingkungan pemerintah daerah.

“Jadi, harus punya target, seminggu harus ketemu gubernur berapa hari. Iya dong. Mungkin seminggu sekali. Harus punya target,” kata Saut.

Menurut Saut, upaya pencegahan yang dilakukan para penyuluh antikorupsi dianggap penting.

Sebab, pihaknya telah menerima ribuan surat aduan dari masyarakat terkait adanya dugaan korupsi. Surat-surat tersebut datang dari berbagai penjuru Indonesia.

Lebih lanjut, Saut memandang, pentingnya integritas yang dimiliki oleh para penyuluh antikorupsi saat menjalankan tugasnya melakukan pencegahan praktik lancung di daerah.

Karena itu, kata dia, perlunya menumbuhkan nilai integritas yang dilakukan setiap hari.

"Ibarat kita salat lima waktu, ibarat saya ke gereja tiap minggu dan seterusnya. Dan, ibarat saya baca alkitab setiap hari. Terus jangan berhenti. Itu harus begitu terus setiap hari, jangan pernah berhenti," ujar Saut.

Jika penyuluh antikorupsi tidak memiliki nilai integritas, Saut menambahkan, akan menyuburkan praktik korupsi. Bahayanya, justru praktik lancung itu terjadi di daerah-daerah.

Baca: Beredar Poster Pelaku Persekusi Banser Jadi DPO, Polda Metro Jaya: Itu Hoaks

Ketiadaan nilai integritas pula yang dapat menghambat kinerja KPK.

"Ketika (integritas) itu berhenti ya kehidupan berhenti, peradabannya berhenti. Kita bicara integritas, kita bicara tuhan. Itu yang saya tulis di taman pintar di Jogjakarta. Pintar saja tidak cukup, yang penting integritas, di integritas itu ada Tuhan di dalamnya," kata Saut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas