Jokowi Targetkan Kilang Petrokimia TPPI Selesai 3 Tahun: Bisa Hemat Devisa 4,9 Miliar USD
Tinjau kilang Petrokimia Tuban, Jokowi targetkan pembangunan rampung dalam 3 tahun,karena adanya kilang tersebut dapat menghemat devisa 4,9 miliar USD
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Muhammad Renald Shiftanto

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo meninjau kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban pada Sabtu (21/12/2019).
Dalam kunjungannya tersebut presiden meminta kepada Menteri BUMN Erick Thohir, Dirut Pertamina Nicke Widyawati, serta Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama untuk dapat menyelesaikan kilang tersebut dalam waktu tiga tahun.
"Tidak lebih dari 3 tahun, harus rampung semuanya," ujar Jokowi yang dilansir dari kanal YouTube Kompas TV, Minggu (22/12/2019).
"Ada pilihan-pilihan yang bisa di putuskan segera. Tapi saya minta di bulan Januari sudah ada kejelasan mengenai ini, saya sudah nunggu 5 tahun," imbuhnya.
Jokowi ingin segera menyelesaikan kilang tersebut karena ia melihat potensi yang dimiliki oleh kilang TPPI ini.
Selain itu, kilang TPPI merupakan satu diantara kilang terbesar di Indonesia.
“Ya ini kilang TPPI Trans Pacific Petrochemical Indotama. Ini adalah merupakan salah satu kilang yang terbesar di negara kita," ujar Jokowi yang dilansir dari setpres.setneg.go.id.
"Kilang ini dapat menghasilkan produk aromatik, baik para-xylene, ortho-xylene, bensin, toluene, heavy aromatic, dan juga penghasil BBM, premium, pertamax, elpiji, solar, kerosene, ini bisa untuk semuanya,” imbuhnya.
Bahkan menurut penuturan Presiden RI ini, dengan adanya kilang tersebut dapat menghemat devisa hingga 4,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 56 triliun.
Hal ini karena Indonesia tidak perlu mengimpor lagi, melainkan dapat memproduksinya sendiri.
Diketahui, kilang TPPI ini sudah dibangun sejak lebih dari dua dekade lalu.
Namun karena beberapa masalah, pembangunannya pun tersendat.
Setelah diakuisisi oleh PT Pertamina (Persero), kilang TPPI pembangunannya akan dimulai kembali.
Terkait kepemilikan saham, setelah restrukturisasi, 51 persen saham dipegang oleh Pertamina.