Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Geng Solo' Dinilai Merusak Sistem Karir di Polri

Indonesia Police Watch (IPW) menyayangkan bantahan Istana soal Jokowi membangun "Geng Solo" di Polri. Bantahan itu dinilainya tidak sesuai kenyataan.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in 'Geng Solo' Dinilai Merusak Sistem Karir di Polri
KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA KUSUMANINGRUM
Kapolda NTB Irjen Pol Nana Sujana dalam jumpa pers di Mapolda NTB Senin (9/9/2019). Rencananya dia akan diplot jadi Kapolda Metro Jaya yang baru. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) menyayangkan bantahan Istana soal Jokowi membangun "Geng Solo" di Polri.

Bantahan itu dinilainya tidak sesuai kenyataan.

"Seharusnya Istana introspeksi karena upaya membangun "Geng Solo" itu sudah merusak sistem karir di Polri dan membuat frustrasi di internal kepolisian," kata Ketua Presidium Ind Police Watch, Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/12/2019).

Menurut Neta, ucapannya tersebut bukan pepesan kosong.

Pasalnya saat ini, banyak kalangan perwira polisi yang diklaim resah dengan cara pemilihan pengisi jabatan di struktur korps Bhayangkara.

"IPW saat ini melihat keresahan yang dalam di kalangan perwira Polri. Mereka merasakan slogan Promoter bukan lagi berarti Profesional, Modern dan Terpercaya. Tapi sudah menjadi Promosi Orang Orang Tertentu, yang dekat dengan kekuasaan," ungkap Neta.

Baca: Soal Isu Jokowi Tonjolkan Geng Solo di Polri, Ini Tanggapan Moeldoko

Berita Rekomendasi

Namun demikian, dia memahami penunjukkan yang dilakukan oleh Jokowi merupakan cara yang sah.

Khususnya untuk memilih orang dekatnya waktu di Solo.

Ia kemudian menyinggung beberapa nama yang pernah menjabat Kapolresta Solo yang karirnya sangat moncer.

Yang paling mencolok, Ahmad Lutfi yang usai sukses mengawal pernikahan putri Jokowi langsung menjadi Wakapolda Jawa Tengah.

"Cara seperti ini merupakan berkah tersendiri bagi perwira yang pernah bertugas di Solo. Namun hendaknya dalam menggunakan privilise itu, Jokowi tidak merusak tatanan, hirarki, dan sistem karir yang sudah dibangun Polri sejak lama," tutur Neta.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane saat diskusi Prospek Pemberantasan Korupsi Pasca  Revisi UU KPK di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (11/12/2019).
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane saat diskusi Prospek Pemberantasan Korupsi Pasca Revisi UU KPK di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (11/12/2019). (Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda)

Hal itu, kata dia, berbanding terbalik dengan Geng Solo dari kalangan TNI yang karirnya tidak semoncer Geng Solo dari Polri.

"Widi Prasetijono misalnya, hingga kini masih berpangkat Brigjen. Lulusan Akmil 1991 itu masih menjabat Danrem 091/Aji Surya Natakesuma di Kaltim. Begitu juga Bakti Agus Fadjari Akmil 1987 yang menjabat Danrem Solo saat Jokowi jadi Walikota Solo hingga kini masih menjabat Aster Kasad, dengan pangkat Mayjen," bebernya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas